BAB 46 [Last]

159K 10K 392
                                    

Tuntutan terhadap Nathanael resmi dicabut, Nathanael telah dibebaskan.

Logan dan Agatha datang sendiri untuk menjemput Nathanael, mereka sudah sepakat untuk memulai membangun hubungan yang lebih baik lagi dengan Nathanael.

Logan menyambut Nathanael dengan sebuah pelukan, "Kau ingin makan apa Nathan, kita bisa makan siang bersama."

Nathanael menatap Logan dan Agatha bergantian, ia merasa berterima kasih karena telah dijemput dan diajak makan siang bersama tapi Nathanael tidak bisa makan siang bersama dengan mereka sekarang ini.

Bukan karena canggung, bukan juga karena gengsi. Tapi Nathanael juga punya masalah pribadi yang harus ia selesaikan. Masalahnya dengan Paula, istrinya.

"Maaf Pa, sepertinya aku akan langsung pulang ke rumah ku. Aku harus bertemu dengan Paula, masalah ku dengannya belum selesai. Dan terakhir kali kami bertemu Paula bilang ia sedang sakit." Nathanael menolak tawaran Logan.

Mendengar nama Paula disebut dan juga kata sakit membuat Agatha teringat sesuatu, Agatha teringat saat Paula meneleponnya dan memohon bantuannya. Seingatnya saat itu Paula juga sempat menyebutkan bahwa dirinya sedang sakit.

"Baiklah kalau begitu." Logan terpaksa melepas Nathanael, mereka bisa makan bersama lain kali. Masih ada banyak waktu.

***

Paula berbaring lemas di ranjangnya, sejak semalam perut bawahnya terus saja terasa sakit. Paula meringis kesakitan, keningnya basah oleh peluh. Paula tidak yakin ia bisa mengatasi rasa sakit ini lebih lama lagi.

Tiba-tiba saja Paula mendengar suara pintu rumah dibuka dari luar, siapa itu yang dengan lancangnya membuka pintu rumah? Apakah itu orang suruhan Logan lagi yang datang untuk menyita mobil?

Ah, Paula tidak punya tenaga untuk berdebat sekarang ini. Ia tidak akan bisa melawan untuk mempertahankan mobilnya.

Paula harap rasa sakit yang ia rasakan hilang segera, ia kesulitan beraktifitas dan ia merasa sangat tersiksa.

Paula terkejut bukan main ketika pintu kamarnya tiba-tiba saja dibuka, Paula hampir saja berteriak namun ia menelan teriakan ya ketika melihat rupa orang yang membuka pintu kamarnya itu.

"Nathanael, kenapa kau bisa ada disini?" tanya Paula kebingungan, dengan susah payah Paula berusaha bangkit dari posisi berbaringnya. "Apa kau melarikan diri dari penjara?"

Nathanael yang baru saja masuk ke kamar mereka itu memperhatikan Paula yang terlihat kacau. Wajah Paula pucat dan basah oleh peluh. Sepertinya perkataan Paula soal dirinya sakit bukanlah kebohongan.

"Kau baik-baik saja? Apa kau sudah ke dokter?" tanya Nathanael sembari duduk disebelah Paula.

"Kau belum menjawab pertanyaan ku Nathanael, apakah kau melarikan diri dari penjara?"

Nathanael menggelengkan kepalanya, "Aku tidak melarikan diri dari penjara, tapi Papa sudah mencabut tuntutannya kepada ku."

Senyum Paula mereka mendengar jawaban Nathanael, ia kira Nathanael melarikan diri dari penjara. "Kalau begitu Papa sudah memaafkan mu bukan? Berarti rumah dan mobil kita tidak jadi ditarik?"

"Itu yang langsung muncul di kepala mu? Mobil dan rumah? Kau tidak senang aku bebas?"

"Tentu saja rumah dan mobil yang langsung ku pikirkan, aku sudah mengatakannya kita pada mu Nathanael aku sakit. Aku butuh uang untuk pengobatan sementara kau sudah tak lagi bekerja. Yang satu-satunya bisa ku harapkan untuk membayar biaya pengobatan ku yang mahal itu hanya rumah ini dan mobil kita. Aku tidak mau mati Nathanael, aku ingin sembuh."

Devilish Choice [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang