DISCLAIMER ⛔
Dalam proses mencoba menghasilkan suatu karya tertulis.
Semua yang ada dalam cerita ini, murni berasal dari hasil pemikiran pribadi.
Apabila terdapat kesamaan dengan kisah lain, itu murni ketidaksengajaan dari kami.
Terimakasih . . .Sorry for typo
Tandain di paragrafnya kalau ketemu si typo yaaaww ;)
Thanks ♡(: Selamat reading :)
**********
"Thanks." Finn kembali memasuki rumah setelah menerima bungkusan yang berisi makanan pesanannya.
Finn duduk pada sofa ruang tengah yang ditempatinya tadi. Dia dengan segera membuka bungkusan tersebut dan mengeluarkan isinya satu persatu.
Pertama-tama ia mengambil sekaleng cola dan meminumnya hingga tak bersisa. Ia menaruh kembali kaleng tersebut dan bersandar pada sandaran empuk dari sofa. Finn menghela nafasnya berat.
Entah apa yang ada dipikirannya, namun tatapannya yang kosong menandakan ada sesuatu yang ia pikirkan. Televisi yang ada di depannya menyala tanpa penonton yang fokus terhadapnya. Satu-satunya penonton yang ada justru sibuk dengan pikirannya.
**********
Keluarga Arlene sudah selesai dengan acara makan malamnya. Hidangan yang disajikan sudah habis tak bersisa.
"Lea suka?" tanya Josh sambil menatap anak gadisnya dengan senyuman.
Lea membalasnya dengan anggukan disertai dengan senyuman manis dibibirnya. Ia melihat raut bahagia dari sang papa dan mamanya. Gambaran keluarga yang hangat dan harmonis terlihat jelas pada Keluarga Arlene ini.
"Udah selesai?" tanya Josh lagi. "Yuk pulang."
Kedua perempuan cantiknya mengangguk. Setelah itu, ketiga orang itu berdiri dari duduknya dan melangkah ke luar restoran.
Jika kalian bertanya, apakah mereka sudah membayar makanannya? Jawabannya adalah sudah. Saat Josh melakukan reservasi ia sekalian membayar seluruh makanannya. Jadi, mereka bisa langsung meninggalkan restoran tanpa adanya kejaran dari pelayan ataupun sekuriti.
Mereka menunggu mobil mereka, yang dibawa oleh valey, tiba di depan restoran. Selagi menunggu, Lea melihat seseorang berdiri tak jauh darinya. Seorang pria dengan tuxedo berwarna hitam sedang memainkan ponselnya sambil berdiri.
Lama-lamat Lea memperhatikan pria tersebut. Ia tidak melepaskan pandangannya pada pria tersebut. Hingga pria tersebut mendongakkan kepalanya dan menoleh ke arah Lea.
"Oh, Lea?"
"Steve?"
**********
Tak terasa Lea dan Steve sudah mengelilingi taman hampir setengah jam. Ya, setelah kejadian di depan restoran tadi. Mereka memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar taman. Taman tersebut tak jauh dari restoran tempat mereka makan tadi.
Setelah puas berkeliling, mereka duduk pada salah satu bangku yang ada disitu.
"Kamu haus?" tanya Steven.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑴𝒆𝒂 𝑪𝒖𝒍𝒑𝒂 ✔
Teen Fiction[ 𝐄 𝐍 𝐃 ] BELUM DIREVISI -- Hari yang cerah ini sesuai dengan suasana hati Lea yang bahagia karena telah berhasil menemukan sebuah rumah kontrak untuk ia tinggali selama masa kuliahnya di New Orleans. Rumah dua lantai dengan fasilitas yang cuku...