10 ♣ Otak

139 55 51
                                    

DISCLAIMER ⛔

Dalam proses mencoba menghasilkan suatu karya tertulis.
Semua yang ada dalam cerita ini, murni berasal dari hasil pemikiran pribadi.
Apabila terdapat kesamaan dengan kisah lain, itu murni ketidaksengajaan dari kami.
Terimakasih . . .

Sorry for typo

Selamat membaca

**********

Tin Tin

Tepat saat itu pria tampan bermotor pun datang menyelamatkan Lea dari paksaan Diana. Siapa lagi kalau bukan Finn.

"Makasih buat tawarannya, tapi aku mau pulang bareng sama temenku aja," ucap Lea pada Diana.

Lalu Diana pun melihat kearah spion mobilnya. Dan benar saja, terlihat pria bermotor besar lengkap dengan helm Fullface dan tas ransel yang menempel di punggungnya.

"Ooh yaudah, lain kali aja ya kita pulang barengnya." Diana akhirnya  menyerah untuk memaksa Lea.
"Kalo gitu aku duluan ya Lea . . . See youu . . . , " tambah Diana dan setelahnya mobil yang dinaiki Diana dan Will melaju meninggalkan halte.

"Hai Finn, hati-hati ya pulangnya!" kata Lea seraya duduk kembali untuk menunggu bus datang.

'Lah Lea pe'a '

"Kamu pikir aku berhenti disini ngapain?" Finn bertanya pada Lea.

"Emang ngapain?" Lea yang pintar pun bertanya. Fin menghembuskan nafasnya kasar. Rasa kesalnya muncul melihat kepolosan Lea bertanya.

Ia pun turun dari motornya dan menarik tangan Lea ke arah motornya.

"Nih pake helm nya!" perintah Finn sambil menyodorkan helm berwarna biru tua. Sepertinya helm itu masih baru. Masih tercium bau toko di dalam helm-nya.

"Lah? Kenapa? Mau kemana?"

Astaga Lea.

"Ck!"

Finn pun mendecih dan memakaikan helm pada kepala Lea dan memasang pengait helmnya agar safety.

"Cepet naik! Kita makan dulu." Tegas dan tidak dapat di ganggu gugat.

Lea pun bergegas naik ke jok belakang dan duduk dengan kaku dengan sebelah tangan memegang dadanya dan tangan lainnya memegang hoodie Finn dari belakang.

Asal kalian tahu. Sejak Finn datang, Lea sibuk menenangkan jantungnya. Karena sumpah demi apa, saat ini Finn terlihat begitu tampan. Dengan hoodie hitam yang dipadukan celana jeans dan converse berwarna senada membuat Finn nampak begitu mempesona. Pakaian berwarna gelap membuat kulit Finn seperti memancarkan sinar dan terlihat kinclong. Pemandangan seperti itu sangat tidak baik bagi jantung Lea. Mungkin ini juga menjadi salah satu penyebab Lea menjadi sedikit linglung. Maybe.

**********

Saat ini Lea dan Finn sedang duduk di bangku paling ujung 'In-N-Out burger'.

Anak orang kaya ga makan di warteg guys wkwkwk

Di hadapan mereka sudah ada pesanan dari masing-masing. Ada 2 Cheeseburger, 1 Strawberry Shakes, 1 Medium Coke, dan French Fries. Untuk kali ini Finn yang membayar makanannya. Katanya karena ia yang mengajak Lea makan jadi, dia juga yang mempunyai kewajiban untuk membayarnya.

Mereka makan dengan tenang, tanpa ada perbincangan apapun. Finn hanya fokus pada makanannya karena ia sedari tadi pagi belum makan apapun. Ia melewatkan sarapan dan makan siang karena banyaknya tugas yang harus ia kerjakan. Sedangkan Lea sambil memakan pesanannya, ia melihat sekeliling. Ia seperti sedang mengobservasi tempat ini. Memang kondisi tempat makan ini sedang cukup ramai dan posisi duduk yang berada di ujung menguntungkan Lea untuk melihat-lihat tempat ini.

𝑴𝒆𝒂 𝑪𝒖𝒍𝒑𝒂 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang