16 ♣ Hitam

79 33 25
                                    

DISCLAIMER ⛔

Dalam proses mencoba menghasilkan suatu karya tertulis.
Semua yang ada dalam cerita ini, murni berasal dari hasil pemikiran pribadi.
Apabila terdapat kesamaan dengan kisah lain, itu murni ketidaksengajaan dari kami.
Terimakasih . . .

Sorry for typo

Selamat membaca

**********

Drrttt Drrtt

Ponsel yang ada digenggaman Lea bergetar. Tertera sebuah nama yang membuat senyum Lea mengembang.

'Mamam'

"Hi, Ma," ujar Lea saat ponselnya sudah berada ditelinganya.

"Sayang, how are you?" tanya Debora dari sebrang.

"Good." Lea mendudukkan dirinya pad sebuah bangku. "How about you?"

"I'm great."

"Papa?"

"Not really," ujar Sang Mama dengan suara memelan.

"Maksudnya?" tanya Lea khawatir. "Papa kenapa, Ma?"

"Papa kamu sakit, Sayang."

"Sakit apa ma?" Sangat ketara sekali bahwa Lea khawatir, "kok Mama gak bilang?"

"Ini kan mama bilang."

"Iya sih," ujar Lea, "tapi, ma-"

"Sayang, tenang dulu deh." Debora mencoba menenangkan anaknya. Ia tau anaknya sangat sayang pada kedua orang tuanya. Anak mana sih yang gak khawatir kalau denger orang tuanya sakit?

"Gimana bisa tenang, Ma," kata Lea, "papa itu jarang sakit, kenapa bisa tiba-tiba sakit gini?"

"Papa kecapean kata dokter," ujar Debora, "jadi, papa cuma butuh istirahat aja kok."

"Udah mama bawa ke dokter kan?"

"Udah, Sayang."

"Sejak kapan papa sakit, Ma?" tanya Lea. Kini Lea mulai merasa lebih tenang karena tau Sang Papa sudah mendapatkan pengobatan.

"Hmm . . . . " Nampaknya Debora sedang berpikir. "Kayaknya dua hari yang lalu deh."

"Tuh kan." kesal Lea. "Mama kok baru bilangin Lea hari ini?"

"Yakan mama takut ganggu kamu, Sayang, " ujar Debora, "lagian sama Papa juga sebenernya gak boleh bilang kamu."

Hening. Tak ada satupun yang bersuara selama beberapa saat hingga Debora yang memulainya lagi.

"Sayang, jangan khawatir ya," kata Debora menenangkan, "papa cuma kangen mungkin sama kamu."

"Itu justru yang Lea pikirin," ujar Lea. "Lea juga kangen sama mama sama papa." Lea menundukkan kepalanya.

"Sayang, kamu sabtu minggu kan libur tuh," Lea menganggukkan kepalanya mesti tak akan terlihat. "pulang aja dulu, kan kamu udah lama gak pulang."

"Baru juga tiga bulan Ma," kata Lea.

"Ya namanya orang kangen kan gak kenal waktu." Lea menghela nafasnya perlahan.

"Yaudah nanti Lea pikirin lagi."

"Gak usah dipikirin, langsung pulang aja sayang."

"Mama ih!" Debora tertawa.

𝑴𝒆𝒂 𝑪𝒖𝒍𝒑𝒂 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang