14 ♣ Jantungku

108 36 28
                                    

DISCLAIMER ⛔

Dalam proses mencoba menghasilkan suatu karya tertulis.
Semua yang ada dalam cerita ini, murni berasal dari hasil pemikiran pribadi.
Apabila terdapat kesamaan dengan kisah lain, itu murni ketidaksengajaan dari kami.
Terimakasih . . .

Sorry for typo

FYI : Part ini panjang, jadi bacanya jangan loncat loncat karena menyebabkan kebingungan

Selamat membaca

**********

"Emang baca berita apa sih?" tanya Lea.

"Berita kriminal," jawab Finn sesantai mungkin.

"Ada pembunuhan gitu?" Lea semakin penasaran dengan berita yang dibaca oleh Finn.

"Iya."

"Seru gak?"

"Ha?" Finn bingung.

"Iya, seru gak?"

"Berita pembunuhannya?" tanya Finn. Lea menganggukkan kepalanya sebagai respon.

Fin mengernyitkan dahinya. "Emang ada ya pembunuhan yang seru?"

"Ada." Lea memperbaiki duduknya agar lebih nyaman. "Misalnya yang pembunuhan yang sampe mutilasi-mutilasi gitu, kan seru." jawabnya.

"Kamu suka kayak gitu?"

"Enggak sih," ujar Lea sambil memamerkan gigi putihnya. "Tapi seru."

Finn hanya bisa menaikkan alisnya. Ia tidak mengerti mengapa Lea bisa mempunyai pemikiran seperti itu. Bagaimana bisa pembunuhan sebagai sesuatu yang seru baginya?

**********

"Sekali lagi, makasih ya Finn buat makan malemnya," ujar Lea sambil berjalan menuju pintu rumah kontrakannya. Finn hanya menganggukkan kepalanya.

Mereka baru saja turun dari taxi online yang dipesannya. Sepi. Seperti biasanya, komplek ini cukup sepi dibandingkan dengan yang lainnya. Jarang terlihat orang berlalu-lalang sekedar untuk mencari angin atau lainnya. Lea yang sudah tinggal di sini hampir tiga bulan masih belum memiliki tetangga yang dapat diajaknya untuk berteman.

"Finn?" panggil Lea saat akan menaiki tangga. Finn menoleh.

"Besok bibi udah dateng kan?" tanya Lea. Finn hanya menganggukkan kepalanya.

"Syukur deh," ucap Lea.

"Kenapa?" tanya Finn.

Lea menggelengkan kepalanya. "Kangen." Ia kembali memamerkan gigi putihnya. Setelah itu Lea langsung menaiki tangga menuju kamarnya.

Berbeda dengan Finn, pria ini berjalan menuju dapur. Tenggorokannya terasa kering tanda ia membutuhkan cairan.

Sesampainya di dapur, Ia langsung mengisi gelas dengan air dan meminumnya. Ia berdiam diri sebentar di dapur.

𝑴𝒆𝒂 𝑪𝒖𝒍𝒑𝒂 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang