12 ♣ Maling

125 44 69
                                    

DISCLAIMER ⛔

Dalam proses mencoba menghasilkan suatu karya tertulis.
Semua yang ada dalam cerita ini, murni berasal dari hasil pemikiran pribadi.
Apabila terdapat kesamaan dengan kisah lain, itu murni ketidaksengajaan dari kami.
Terimakasih . . .

Sorry for typo

Selamat membaca

**********

Hari yang padat adalah gambaran hari Lea saat ini.

Setelah menyelesaikan kelasnya tepat pada pukul 10.30. Ia langsung menuju kantin untuk memberikan tenggorokannya cairan. Materi yang dipaparkan tadi membuat otak Lea berfikir keras dan berakibat pada energinya yang ikut terkuras.

"Huuh." Lea menghembuskan nafasnya setelah berhasil mendapatkan tempat duduk. Ia melanjutkan aktivitas minumnya sambil sesekali memperhatikan keadaan sekitar.

Lea sendirian, seperti biasa. Ia bukanlah anak yang memiliki banyak teman. Ia memang ramah namun, tidak berarti ia dekat dengan banyak orang. Ia hanya dapat mencurahkan pikirannya pada orang-orang yang dianggapnya dekat. Pada waktu sekolah saja teman Lea bisa dihitung dengan jari. Hanya itu-itu saja teman yang Lea punya.

"Hai!" seru seseorang sambil duduk dihadapan Lea. Sedangkan Lea jelas saja ia terkejut. Siapa yang tidak terkejut saat sedang enak-enak diam tak diduga seseorang datang dari belakang dan langsung duduk dihadapanmu.

Setelah melihat siapa yang menyapanya, Lea langsung menyapa balik. "Hai, Di." Senyum Lea ikut mengembang.

"Ngapain?" tanya Lea pada gadis di hadapannya.

"Nungguin Will tuh beli rokok," ucapnya sambil menunjuk sosok Will dengan dagunya. Lea hanya menganggukkan kepalanya.

Gadis itu adalah Diana. Seseorang yang pernah bertemu Lea saat ia terlambat kelas. Dan mungkin juga bisa dibilang sebagai teman Lea.

Tak lama, Will datang dengan sekotak rokok ditangannya. Ia langsung duduk di samping kekasihnya.

"Abis ini ada kelas?" tanya Diana pada Lea. Lagi-lagi Lea menganggukkan kepalanya.

"Jam 11 kan?" tanyanya lagi.

"Iya," jawab Lea.

"Wih bareng dong. Kita juga jam segitu." Mendengar jawaban Lea membuat Diana melebarkan senyumnya. Sedangkan Will hanya diam sambil menikmati rokok yang sudah tersimpan mulutnya.

"Ih, berenti dulu lah rokok itu! Asapnya kemana-mana." Sepertinya Diana sudah jengkel dengan sifat Will yang sudah dapat dikatakan sebagai perokok berat ini.

"Dikit doang kok," jawab Will.

"Asapnya ganggu tau!"

"Ya gimana dong, namanya rokok kan ada asapnya beb."

"Telan asapnya!" Diana langsung bangkit meninggalkan Will sambil menarik tangan Lea.

**********

Bila Lea sibuk dengan kuliahnya, lain halnya dengan Finn. Pria dingin itu sedang berencana untuk pergi ke bookstore sebelum ia ada kelas. Sekalian juga membeli buku yang perlu untuk kuliahnya. Finn suka membaca buku, apapun jenis buku itu tetap akan ia baca, karena Finn yakin setiap buku pasti memiliki pesan-pesannya tersendiri. Ia dapat mengambil pesan dari buku-buku yang di bacanya.

𝑴𝒆𝒂 𝑪𝒖𝒍𝒑𝒂 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang