24 ♣ Ssst Ssst

74 20 64
                                    

DISCLAIMER ⛔

Dalam proses mencoba menghasilkan suatu karya tertulis.
Semua yang ada dalam cerita ini, murni berasal dari hasil pemikiran pribadi.
Apabila terdapat kesamaan dengan kisah lain, itu murni ketidaksengajaan dari kami.
Terimakasih . . .

Sorry for typo
Komen diparagrafnya ya kalo keliatan yang typo

(: Selamat Reading, Guys :)

**********

"Hoaamm." Lea meregangkan tangannya. Ia tak langsung bangkit, ia masih terdiam melihat langit-langit kamar. "Kok abu-abu? Bukannya punyaku putih ya atasnya?" Dia masih kebingungan, nyawanya tentu saja belum terkumpul sempurna. Lea pun bangkit untuk duduk.

Lea melihat interior kamar yang hampir semuanya berwarna abu-abu, kecuali meja dan lemari yang berwarna putih. Di meja terlihat, seorang laki-laki tengah terlelap beralasan lipatan kedua tangannya.

"Finn?" Lea bangkit dari kasur dan segera menghampiri Finn yang tertidur tak jauh darinya.

Setelah cukup dekat dengan Finn, Lea mengulurkan tangannya untuk mematikan laptop yang ada tepat di depan Finn. Laptop itu sepertinya sudah menyala semalaman. Lea menduganya karena saat Lea menyentuhnya, benda itu terasa panas. Sepertinya Finn telah membuat benda canggih itu bekerja keras.

Lea membalikkan badan dan berniat untuk kembali ke kamarnya. Namun, sebuah tangan hangat menyapa pergelangan tangan Lea. Sontak ia membalikkan wajahnya lagi dan mendapati Finn menatapnya dengan muka bantal.

"Mau kemana?" Deep voice milik Finn sungguh memabukkan. Suara itu membuat tubuh Lea meremang.

"Hm?" Karena tak kunjung mendapat jawaban dari Lea, pria tampan itu kembali mengeluarkan suara indahnya.

"Ma-mau ke kamar," ujar Lea sedikit gugup.

'Kok aku jadi gagap sih?' batin Lea.

Finn hanya bergumam dan melepaskan tangannya pada pergelangan Lea. Ia kembali menaruh kepalanya di atas kedua tangannya.

"Finn," panggil Lea sambil menggoyangkan pelan pundak Finn. "Pindah ke kasur gih."

"Hmmm." Finn hanya bergumam tanpa bereaksi.

"Pindah sana!" Lea kembali menepuk-nepuk pundak Finn cukup keras.

Perjuangan Lea pun berhasil, Finn bangkit dan melangkahkan kakinya pada kasur. Meski tidak tidur dengan posisi yang benar, setidaknya ia sudah lebih nyaman dibandingkan dengan tertidur di kursi.

Setelah itu, Lea berjalan menuju kamarnya secara perlahan, agar tidak mengganggu tidur Finn.

**********

Tok Tok Tok

Lea sudah berdiri dihadapan pintu kamar roommate-nya. Senyum cerahnya sudah tergambar jelas diwajah cantiknya.

Tok Tok Tok

Karena tak kunjung mendapat respon, Lea kembali mengetuk pintu putih itu.

"Kemana sih? Lama banget." Lea agak kesal karena Finn tak kunjung membukakan pintu.

Tok Tok

Ceklek

"Apa sih?"

Muncullah seorang pria yang ditunggu oleh Lea, yaitu Finn. Sosok dihadapan Lea ini hanya menggunakan celana pendek yang dipadukan dengan kaos putih polos. Finn berdiri sambil mengusap-usap rambut basahnya dengan handuk. Pemandangan pagi yang indah, bukan?

𝑴𝒆𝒂 𝑪𝒖𝒍𝒑𝒂 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang