48 ♣ Polisi

30 4 0
                                    

DISCLAIMER

Dalam proses mencoba menghasilkan suatu karya tertulis.
Semua yang ada dalam cerita ini, murni berasal dari hasil pemikiran pribadi.
Apabila terdapat kesamaan dengan kisah lain, itu murni ketidaksengajaan dari kami.
Terimakasih . . .

Sorry for typo

Kalau ketemu si typo kalian bisa tandain yaaww ;)

Sekalian komen juga wkwkwk 

Makasih guys ;)

(: Selamat membaca :)

**********

Sudah dua minggu berlalu semenjak insiden 'rindu' yang diucapkan oleh Finn pada Lea. Setelah mengatakan hal tersebut, Finn seperti menghilang dari bumi. 

Lea sudah dua minggu ini tidak mendapatkan kabar dari pria es itu. Yang biasanya sehari sekali mengingatkannya makan, tiba-tiba saja menghilang. Lea sebenarnya ingin menghubungi Finn terlebih dahulu namun, rasa malu dan gengsi telah berada di atas segalanya. Maka dari itu, yang Lea dapat lakukan adalah menunggu. 

Meski sudah mencoba untuk mengalihkan pikirannya dari Finn, tak jarang pikirannya memaksa untuk terus memikirkan pria yang tak berkabar itu. Terkadang Lea juga khawatir mengenai keadaan Finn. Mungkinkah Finn sedang tidak baik-baik saja?

Tapi saat Lea ingin mengirim pesan kepada Finn, rasa malu seketika tumbuh dan membuat Lea mengurungkan niatnya tersebut. Ungkapan rindu dari Finn masih teringat jelas dibenak Lea meski sudah lewat dua minggu. Sebenarnya Lea sangat terkejut mendengar ungkapan rindu Finn kala itu. Karena Lea tau bahwa Finn bukan orang yang mudah mengungkapkan perasaannya. Sehingga ungkapan Finn membuat keduanya menjadi canggung untuk memulai obrolan. 

Drrrt drrtt 

Getaran ponsel mengganggu Lea yang sedang memikirkan Finn. Dengan malas ia meraih ponselnya untuk melihat siapa pengganggunya kali ini. 

Setelah ia mendapatkan poselnya, Lea menekan tombol kunci dan terlihat sebuah notifikasi pesan dari seseorang yang ia tungg-tunggu.

Finn Ice 

Lea, buka pintunya sekarang!

16.10

"FINN?!" Dari posisi tiduran, Lea langsung merubah posisinya menjadi duduk. Antara senang dan kaget melihat notif dari Finn. Ia senang karena Finn akhirnya mengubungi dirinya lagi. Tapi, ia juga kaget saat mendapatkan pesan bahwa Finn menyuruhnya membuka pintu.

"Pintu? Pintu mana?" monolog Lea.

Tak lama, ponsel Lea bergetar lagi.

Drrrt drrrt 

Finn Ice

Nama Finn tertera dilayar ponsel Lea.

"Ha-halo . . . ," jawab Lea sesaat setelah telfon tersambung.

"Cepet buka! Aku udah capek berdiri!" Suara bariton Finn terdengar kesal.

"Pintu mana sih yang kamu maksud?" tanya Lea.

Sebelum menjawab, terdengar terlebih dahulu helaan nafas kasar Finn. "Keluar cepet!"

Bip.

Lagi dan lagi Finn dengan teganya memutuskan sambungan telefon secara sepihak. Tentu saja ini membuat Lea kesal.

𝑴𝒆𝒂 𝑪𝒖𝒍𝒑𝒂 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang