31 ♣ Mandi

63 17 40
                                    

DISCLAIMER ⛔

Dalam proses mencoba menghasilkan suatu karya tertulis.
Semua yang ada dalam cerita ini, murni berasal dari hasil pemikiran pribadi.
Apabila terdapat kesamaan dengan kisah lain, itu murni ketidaksengajaan dari kami.
Terimakasih . . .

Sorry for typo
Kalian tandain ya typo-typo yang bertebaran, makasih guys♡

(: Selamat reading :)

**********

Tak butuh waktu lama bagi Finn untuk pulang ke rumah. Kini pria itu sudah berada dikasur kesayangannya.

Sebenarnya, ia masih belum diperbolehkan pulang oleh dokter. Mengingat kondisinya yang belum sepenuhnya pulih. Namun, sekeras apapun dokter menghalangi, Finn adalah Finn dengan keras kepalanya. Bahkan paksaan Lea untuk tetap tinggal dirumah sakit tidak membuat hati Finn tergoyah.

"Ngapain disini terus? Bosen!" Alasan 'bosan' adalah kata yang paling sering lontarkan pada Lea dan dokter.

Memang di rumah sakit itu membosankan. Tidak yang bisa Finn lakukan selain duduk, tidur dan makan. Saat makan pun, dia masih harus dibantu oleh Lea. Selama di rumah sakit, Lea tidak pernah absen seharipun untuk menemani Finn. Bahkan Lea ikut menginap di ruangan Finn. Bajunya dibawakan oleh Hellena saat ia menjenguk Finn sehari setelah mendengar Finn dirawat.

Jadi, Lea berangkat kuliah dari rumah sakit dan pulang juga menuju rumah sakit. Sekali Lea pulang untuk mengambil laptopnya. Ia membutuhkan laptop untuk mengerjakan tugasnya.

Dan setelah lima hari Finn dirawat, akhirnya dokter mulai luluh dan mengijinkan Finn untuk rawat jalan. Dengan catatan, Finn masih harus kontrol ke rumah sakit tiga hari lagi untuk memeriksa bekas lukanya.

Tok Tok Tok

"Masuk."

Pintu kamar Finn dibuka dan nampak seorang gadis sedang membawa segelas teh ditangannya.

"Nih." Gadis itu mengulurkan tangannya setelah berada di sebelah kasur Finn. Dia berniat memberikan gelasnya pada Finn. Namun, Finn tak kunjung menerimanya.

"Taruh aja di meja."

"Dari tadi gitu ngomong, pegel nih tangan," gerutu Lea pelan sambil berjalan ke arah meja. Tapi, samar-samar Finn masih bisa mendengarnya.

"Kalau gak ikhlas gak usah nolong."

Setelah menaruh gelas dimeja, Lea langsung berbalik menghadap Finn. "Emang gak ikhlas!" sentak Lea.

Finn sedikit terkejut dengan sentakan Lea. "Biasa aja dong."

"Gak bisa!" Setelah mengucapkan dua kata tersebut, Lea langsung melangkahkan kakinya menuju pintu.

"Eh mau kemana?" tanya Finn.

"Pulang."

"Pulang kemana?"

"Mau ke kamar, ada apa lagi sih?!" kesal Lea. Wajahnya sudah tak mencerminkan baik-baik saja.

"Sini."

𝑴𝒆𝒂 𝑪𝒖𝒍𝒑𝒂 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang