DISCLAIMER ⛔
Dalam proses mencoba menghasilkan suatu karya tertulis.
Semua yang ada dalam cerita ini, murni berasal dari hasil pemikiran pribadi.
Apabila terdapat kesamaan dengan kisah lain, itu murni ketidaksengajaan dari kami.
Terimakasih . . .Sorry for typo
Selamat membaca
**********
Bruk
Buku berserakan di depan pintu kamar Lea tepat saat ia baru melangkahkan kakinya keluar. Jelas saja Lea terkejut.
Terlihat sebuah tangan yang mulai mengambil buku-buku yang terjatuh, sedangkan tangan yang lain memegang benda pipih ditelinganya.
"Oke, otw." Setelah menutup panggilan, orang tersebut memasukkan ponselnya ke dalam saku celana. Setelah itu, dengan segera kedua tangannya memunguti buku-bukunya.
Berbeda dengan Lea yang hanya terdiam di tempat dengan wajah yang masih terkejut.
Dengan cepat buku yang berserakan sudah rapi tertata ditangan besarnya. Dia mulai menyadari bahwa ada sosok manusia lain di sekitarnya. "Hai."
Lea mulai tersadar lalu tersenyum canggung pada si penyapa. "Oh, hai Finn," sapanya balik.
Tanpa mengatakan apapun lagi, Finn langsung berlari menuruni tangga. Terlihat dia sangat terburu-buru. Bahkan panggilan dari Hellena untuk mengajaknya sarapan juga dihiraukan olehnya dan ia langsung saja keluar.
Lea sudah tiba di meja makan langsung duduk dan mengambil roti yang sudah diberi selai oleh Hellena.
"Finn gak sarapan?" tanya Hellena. Lea hanya mengangkat kedua bahunya sambil terus memakan rotinya.
Tak ada percakapan lanjutan. Hellena sudah sibuk dengan cucian, sedangkan Lea tengah sibuk memakan sarapannya dengan damai.
**********
Dengan langkah besar Lea berlari dari halte bus kampus menuju gedung kuliahnya. Dia terlambat. Ini dikarenakan bus yang ditunggunya tak kunjung tiba di halte karena sebuah kerusakan mesin.
'Kuat kok, Lea kuat, dikit lagi. ' Lea menyemangati dirinya sambil terus berlari menuju tempat yang dituju.
Lea berlari sekuat yang dia bisa. Ia tak mau berurusan dengan dosen terkenal killer itu. Melihat mukanya dari kejauhan saja membuat tubuh Lea meremang.
Waktu menunjukkan pukul 8.49, berarti masih tersisa sebelas menit lagi perkuliahan dimulai.
'Dikit lagi, ayo!'
Pukul 9.02 Lea baru tiba di kelasnya. Terlambatlah ia. Pintu kelas sudah ditutup menandakan perkuliahan telah berlangsung. Lea mengatur nafasnya. Ia terengah-engah. Jarak halte bus ke gedung kampus Lea memang jauh dan tadi ia berlari sekuat tenaga. Maka kini energi dalam tubuhnya serasa sudah habis seluruhnya. Usahanya sia-sia, ia tetap saja terlambat. Ia ingin sekali masuk kelas. Namun, ia hanya menatap ragu pintu di depannya.
'Boleh gak ya? Telatnya kan gak lama.' Pikir Lea. Kini ia tengah bergelut dengan pikirannya sendiri.
Sebuah tangan menepuk bahu Lea dengan perlahan. Namun, tetap saja Lea terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑴𝒆𝒂 𝑪𝒖𝒍𝒑𝒂 ✔
Teen Fiction[ 𝐄 𝐍 𝐃 ] BELUM DIREVISI -- Hari yang cerah ini sesuai dengan suasana hati Lea yang bahagia karena telah berhasil menemukan sebuah rumah kontrak untuk ia tinggali selama masa kuliahnya di New Orleans. Rumah dua lantai dengan fasilitas yang cuku...