50 ♣ Akhir

136 7 4
                                    

DISCLAIMER ⛔

Dalam proses mencoba menghasilkan suatu karya tertulis.
Semua yang ada dalam cerita ini, murni berasal dari hasil pemikiran pribadi.
Apabila terdapat kesamaan dengan kisah lain, itu murni ketidaksengajaan dari kami.
Terimakasih . . .

Sorry for typo
Guys, tolong tandain si typonya ya. Thank you♡

(: Selamat membaca dan jangan lupa Vommentnya :)

**********

Empat bulan sudah berlalu dan kini Lea sedang berada disebuah taman yang tak jauh dari rumahnya. Lea duduk pada salah satu bangku yang ada di taman tersebut. Raganya mungkin sedang berada di taman namun, jiwanya melayang-layang memikirkan  rentetan kejadian yang telah terjadi beberapa waktu lalu.

Kejadian demi kejadian seakan terus membayangi pikiran Lea. Satu kejadian merembet pada kejadian lain. Jangan tanyakan apakah dia sedang baik-baik saja atau tidak. Kalian harusnya sudah tau jawabannya tanpa bertanya. 

Bagaimana bisa Lea baik-baik saja saat ini? Orang-orang yang Lea percaya satu per satu pergi meninggalkannya dalam sekejap. Mamanya yang masuk penjara hingga Finn yang meninggal tertembak pastinya membuat Lea tidak baik-baik saja. Satu orang yang masih setia berada disisi Lea saat ini yaitu Josh, yang merupakan ayah Lea sekaligus suami dari Debora.

Melupakan bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan namun, bukan berarti tidak bisa dilakukan. Saat ini Lea berusaha untuk melupakan segala yang telah terjadi kepadanya empat bulan lalu. Namun, semua yang terjadi seakan terlalu penting untuk dilupakan begitu saja. Momen-momen yang telah tercipta dan orang-orang istimewanya selalu hadir secara tiba-tiba tanpa Lea inginkan. Sekuat tenaga selama ini Lea berusaha untuk lupa tapi, tidak bisa. Bahkan Lea masih mengingat kronologi terjadinya satu per satu peristiwa yang terjadi, mulai dari Finn datang ke rumahnya hingga Finn pergi meninggalkannya untuk selamanya. 

Mengingatnya membuat air mata Lea kembali terjun dengan bebas menuruni pipi mulus. "Hiks . . . Ma . . . Finn . . . ." Suaranya semakin bergetar, air matanya semakin deras, kedua tangannya sudah bergerak menutupi mulut Lea. 

**********

~Flashback on

"Hai Lea, Finn sudah mati."

"Will?!" Lea benar-benar kaget bahwa yang menjawab telepon kala itu. Lea menanyakan pada Will apa yang sebenarnya terjadi pada Finn. Saat menanyakan pertanyaan tersebut tentu saja Lea sudah histeris. Bagaimana ia tidak histeris bila ia mendengar tembakan sebelum Finn berhasil menjelaskan maksud ucapan terakhirnya. 

Namun, jawaban yang didapat Lea dari Will sungguh mengejutkan. Will dengan santainya menjawab, "Aku sudah bilang, Finn mati. Kamu tidak dengar suara tembakan barusan?"

Tangis Lea semakin histeris, kedua kakinya sudah lemas dan tidak kuat untuk menopang berat tubuhnya. Lea terduduk di sebelah kasurnya dengan ponsel masih berada ditelinganya.

"Si-siapa yang menembaknya, Will?!" sentak Lea dengan sekuat tenaganya. 

Sejenak sambungan telepon menjadi hening. Lea melihat ponselnya dan menemukan bahwa dirinya masih tersambung dengan nomor Finn, yang saat ini diambil alih oleh Will. 

𝑴𝒆𝒂 𝑪𝒖𝒍𝒑𝒂 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang