23 ♣ Guk Guk

62 21 26
                                    

DISCLAIMER ⛔

Dalam proses mencoba menghasilkan suatu karya tertulis.
Semua yang ada dalam cerita ini, murni berasal dari hasil pemikiran pribadi.
Apabila terdapat kesamaan dengan kisah lain, itu murni ketidaksengajaan dari kami.
Terimakasih . . .

Sorry for typo
Kalau nemu typo, kalian bisa comment diparagrafnya ya :)

(: Happy membaca, Guys :)


**********

Uhuk Uhuk Uhuk

"Minum dulu, Bi." Lea menuangkan segelas air putih dan menyerahkannya pada Hellena.

Hellena meneguknya hingga tersisa setengah. "Maaf," ujarnya. Lalu, ia bangkit dari kursinya. "Selesaikan makan kalian, aku akan merapikan dapur dulu sebelum pulang." Setelah itu ia pergi dari hadapan Finn dan Lea.

Lea menoleh ke arah Finn, ia dapat melihat dari samping bahwa pria itu kini menatap punggung Hellena dengan raut bingung. Matanya menajam dan bibirnya berhenti mengunyah hamburger yang ada di tangannya.

**********

Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Lea terbangun dari tidurnya dan merasa haus, tidak biasanya ia seperti ini. Ia pun melangkahkan kaki ke arah pintu kamar untuk menuju dapur.

Ceklek

Lea terkejut melihat sosok Finn yang berjalan dari ujung anak tangga sambil membawa segelas cola ditangannya.

Finn berjalan mendekati Lea. "Apa?" tanya Finn yang hanya beberapa langkah dari Lea. Ia bertanya tanpa menghentikan langkahnya yang pelan.

Lea hanya menggelengkan kepalanya sambil menatap Finn dari atas ke bawah.

'Gak ada kenyangnya ni orang.'

Finn berlalu dari hadapan Lea tanpa ada pertanyaan lanjutan. Ia masuk ke dalam kamarnya dan hilanglah sosok Finn.

Lea melangkahkan kakinya kembali, ia menuruni tangga dan menuju dapur. Ia membuka kulkas dan tak menemukan minuman apapun, hanya ada sayuran dan es batu. Sepertinya cola yang dibawa Finn tadi adalah yang terakhir.

Ia menghembuskan nafasnya dan beralih pada meja makan yang di atasnya tersedia air putih. Ia pun menuangkan air putih pada gelas dan meneguknya hingga tandas. Ia duduk sejenak di kursi. Tak lama ia kembali melangkahkan kakinya ke lantai atas.

Sesampainya disana, matanya mengarah pada balkon yang sesekali ia kunjungi saat bosan.

Balkon itu mengarah pada belakang rumahnya. Pemandangan di sana memperlihatkan taman yang dirawat oleh Tony selama ini.

Lea sudah tiba di balkon itu. Disandarkan tubuhnya pada pagar dan indera penglihatannya mulai bergerak kesana kemari untuk mencari objek yang menarik. Lea bisa melihat beberapa bunga yang mekar dengan indahnya. Meski lampu tidak menyinarinya dengan terang, warna mencolok bunga itu cukup jelas untuk dilihat. Ada beberapa jenis bunga yang dirawat Tony di rumah ini dan bunga-bunga itu tumbuh segar dan indah. Tony sangat pintar merawat bunga.

𝑴𝒆𝒂 𝑪𝒖𝒍𝒑𝒂 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang