27 ♣ Malu

68 19 42
                                    

DISCLAIMER ⛔

Dalam proses mencoba menghasilkan suatu karya tertulis.
Semua yang ada dalam cerita ini, murni berasal dari hasil pemikiran pribadi.
Apabila terdapat kesamaan dengan kisah lain, itu murni ketidaksengajaan dari kami.
Terimakasih . . .

Sorry for typo
Kalian bisa tandain yang typo dengan komen diparagrafnya ya :)

(: Selamat membaca :)

**********

"Aaaaahh . . . Akhirnya selesai juga." Lea meregangkan badannya setelah duduk selama empat jam lamanya.

Lea berdiri mendekati jendela kamarnya. Sepi. Sampai saat ini Lea tidak mengetahui kenapa komplek rumahnya sangat sepi. Tak ada orang lewat sama sekali. Padahal ini sudah sore. Biasanya, di tempat Keluarga Arlene tinggal, New York, sore hari adalah waktu dimana akan ada orang-orang yang berolahraga. Meski tidak banyak, tapi pasti ada satu atau dua orang yang lewat depan rumahnya. Dan Lea dapat melihat kegiatan itu dari jendela kamarnya. Namun, di rumah kontrakannya ini, Lea tidak dapat melihat satu orang pun yang melintas.

'Komplek aneh, ' pikir Lea.

Setelah puas melihat bagian luar rumahnya, kini Lea kembali pada meja belajarnya untuk mematikan MacBook gold kesayangannya.

Tugasnya sudah selesai, satu. Sedangkan tugas lainnya masih menunggu antrian.

Begitulah saat kamu memutuskan untuk sekolah maka, kamu juga harus siap dengan tugas yang ada. Berani ambil, berani tanggung jawab.

**********

"Bi, aku pergi dulu." Pria yang mengenakan jaket kulit hitam berpamitan pada Hellena yang sedang mencuci gelas di dapur.

"Kemana, Finn?" tanya Hellena tanpa membalikkan badannya.

"Keluar."

Hellena membalikkan badannya, ia menatap Finn bingung. Namun, dia hanya melihat Finn yang menatapnya dengan raut datar. "Oh, pulanglah sebelum makan malam," ujar Hellena. Lalu kembali mencuci sisa gelasnya.

Finn hanya bergumam dan langsung melangkahkan kakinya keluar.

Hellena pun tetap melanjutkan kegiatannya. Setelah mencuci, ia menyapu dan mengepel lantai rumah itu. Hellena sungguh rajin, tak heran bila rumah ini selalu terlihat bersih.

"Bibi." panggil perempuan yang sedang berdiri ditangga. Tangannya sibuk mengerikan rambutnya dengan handuk.

Hellena mendongakkan kepalanya untuk menatap gadis tersebut.

"Bibi lagi ngapain?"

Hellena menghembuskan nafasnya pelan. Ia kembali melanjutkan kegiatan mengepelnya sambil berkata, "Bibi sedang tidur, Lea."

Lea diam. Ia bingung. "Kamu . . . Kamu siapa?" Lea menatap sosok Hellena dengan raut takut ditambah bingung.

"Aku? Hellena." Hellena merapikan alat mengepelnya dan berjalan ke arah belakang. Lea hanya bisa melihat tanpa berbicara. Dirinya masih bingung apa yang terjadi.

𝑴𝒆𝒂 𝑪𝒖𝒍𝒑𝒂 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang