20 ♣ Pacar

79 25 30
                                    

DISCLAIMER ⛔

Dalam proses mencoba menghasilkan suatu karya tertulis.
Semua yang ada dalam cerita ini, murni berasal dari hasil pemikiran pribadi.
Apabila terdapat kesamaan dengan kisah lain, itu murni ketidaksengajaan dari kami.
Terimakasih . . .

Sorry for typo

Selamat membaca

**********

"Kamu . . . ."

"Kamu kenapa? Mau BAB? Kok keringetan sih?" Ntah Lea bermaksud meledek atau tidak tapi, gesturnya dia beneran panik. Finn hanya mampu menghembuskan nafasnya kasar.

"Kamu suka cowok yang gimana?" tanya Finn. Haah? Finn mau ngapain?

Lea terkesiap setelah mendengar pertanyaan Finn. "Emang kenapa?" Malah balik nanya. "Tiba-tiba banget nanya gitu."

"Gapapa, jawab aja," ucap Finn sebal.

Lea mengetukkan telunjuknya ke dagu tanda ia sedang berfikir "Mmm yang baik, perhatian, yang bisa jagain aku, yang paling penting sih tanggung jawab dan kalo udah bikin baper ga boleh pergi gitu aja. " jelas Lea. Finn hanya manggut-manggut mendengar jawaban Lea.

"Emang kenapa sih tanya gitu?" Jelas saja Lea bingung, tidak ada angin tidak ada air seorang bernama Finn menanyakan tipe lelaki idamannya.

"Gapapa . . . ," ujar Finn, "kayanya temen aku suka sama kamu." Setelahnya, Finn melenggang masuk ke dalam rumah tanpa mempedulikan Lea.

'Aku pikir kamu yang suka sama aku. '

**********

Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam dan baru saja kedua remaja yang tinggal di rumah kontrakan itu selesai makan malam. Kini keduanya hanya berdiam di depan televisi yang menyala. Sebenarnya tidak ada yang fokus melihat tayangan televisi. Finn sedang sibuk dengan laptop di hadapannya, sedangkan Lea sibuk dengan ponselnya. Televisinya dibiarkan untuk menyala tanpa ada yang menikmati.

Ding Dong

Keduanya kompak menoleh ke arah pintu lalu mereka saling bertatapan.

"Sapa mau buka?" tanya Lea. Finn menggelengkan kepalanya, dirinya kembali memfokuskan matanya pada laptop.

Lea berdecak kesal. Hellena sudah pulang, jadi dengan terpaksa Lea bangkit dari sofa yang empuk dan melangkahkan kakinya malas ke arah pintu utama.

Ceklek

"Sia- loh mamaa." Dengan cepat Lea berhambur ke dalam dekapan mamanya. Keduanya berpelukan erat karna rasa rindu. "Iih mama, Lea kangen tauu."

"Me too, Honey, " sahut sang mama dengan mengecup pipi dan kening putri kesayangannya itu.

Setelah keduanya puas kangen-kangenan, keduanya berjalan masuk ke dalam rumah.

Di ruang tengah terlihat Finn masih sibuk dengan laptop. Tak lama ia menyadari bahwa ada kehadiran orang lain di ruangan itu, dengan segera ia berdiri dan sedikit menunduk untuk menunjukkan sopan santunnya. Debora yang melihat itu menyunggingkan senyum manisnya.

"Lea bikinin minum dulu ya." Debora hanya menganggukkan kepalanya. Setelah itu, Lea langsung meninggalkan mamanya di ruang tengah bersama Finn.

𝑴𝒆𝒂 𝑪𝒖𝒍𝒑𝒂 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang