47 ♣ Lengkap

32 7 0
                                    

DISCLAIMER ⛔

Dalam proses mencoba menghasilkan suatu karya tertulis.
Semua yang ada dalam cerita ini, murni berasal dari hasil pemikiran pribadi.
Apabila terdapat kesamaan dengan kisah lain, itu murni ketidaksengajaan dari kami.
Terimakasih . . .

Sorry for typo
Kalau ketemu si typo ditandai ya guys :)
Sekalian comment juga guys hehehe :)
Thank you

(: Happy Reading :)

**********

"Jadi begitu Finn hiks," ujar Hellena yang masih sesegukan.

Rentetan cerita yang begitu panjang dari Hellena memberikan titik terang bagi Finn. Pria asal Orlando itu sangat memperhatikan bagaimana gerak-gerik Hellena saat menceritakan segalanya. Ia dapat melihat bahwa Hellena menceritakannya dengan sorot mata yang penuh dengan amarah dan juga kekecewaan. Hal ini tentu membuat rasa simpati Finn meningkat.

Ia dapat membayangkan bagaimana hidup Hellena selama sepuluh tahun belakangan ini. Dimana penuh dengan penderitaan, pemaksaan, dan juga air mata. Finn sebenarnya juga penasaran bagaimana dengan nasib anak mereka yang pastinya juga ikut merasakan bagaimana gilanya hidup di dalam rumah mereka. Jika Finn menghitungnya, umur anak Hellena dan Tom sebenarnya hampir sama dengan dirinya dan juga Lea. Mungkin saja saat ini anak mereka sedang berkuliah juga.

Mulut Finn sudah terbuka akan menyampaikan pertanyaan namun, ternyata suara Hellena lebih dulu keluar.

"Aku ambil minum dulu Finn." Setelahnya Hellena langsung berdiri dan menuju dapur tanpa menolehkan kepalanya.

Finn hanya bisa mengehela nafas dan menyimpan pertanyaan tersebut untuk diajukan lain waktu.

**********

Disisi lain, Tom sedang menerima sebuah panggilan dari ponselnya.

"Aku sudah mengirim bayaranmu Tom," ujar seseorang dari sebrang sana.

"Bagus, Thank you." Senyum Tom sungguh lebar kali ini. Mendengar kata uang membuatnya begitu bahagia. "Itu tidak seberapa, sebenarnya aku bukan untuk kasus yang seperti ini," tambahnya.

"Ya ya ya . . . ."

"Apa ada yang bisa ku bantu lagi Nyonya?" tanya Tom.

"Tidak. Sudah cukup. Anakku sudah kembali disisiku." Entah wanita di seberang sana sedang tersenyum atau tidak namun, dari nada bicaranya sepertinya dia sedang dalam masa bahagia.

"Kamu pasti sangat menyayangi putrimu," ujar Tom dengan nada gurau.

"Tentu. Dia satu-satunya dan aku tidak ingin dia pergi dari sisiku," jawab wanita tersebut. "Sebentar lagi rencanaku akan berhasil, putri kesayanganku akan tetap disini dan meninggalkan New Orleans." Suara wanita tersebut makin akhir semakin memelan.

"Tidak hanya sangat menyayangi tapi, rupanya kamu sangat protektif dengannya." Di akhir kalimatnya, Tom cekikikan.

"Lalu apa masalahmu? Jika aku protektif kepadanya itu wajar bukan? Aku ibunya. Lagi pula yang aku lakukan juga menguntungkanmu kan?"

𝑴𝒆𝒂 𝑪𝒖𝒍𝒑𝒂 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang