49 ♣ Tom

35 5 0
                                    

DISCLAIMER ⛔

Dalam proses mencoba menghasilkan suatu karya tertulis.
Semua yang ada dalam cerita ini, murni berasal dari hasil pemikiran pribadi.
Apabila terdapat kesamaan dengan kisah lain, itu murni ketidaksengajaan dari kami.
Terimakasih . . .

Sorry for typo

Kalau ketemu si typo tandain di paragrafnya yaaa ;)Thanks!

(: Selamat Membaca :)

**********

"Pe-penangkapan?!"

Lea sangat terkejut saat polisi tersebut mengatakan mengenai penangkapan mamanya, Debora.

"Bisakah anda panggilkan yang berkepentingan?" tanya polisi tersebut tanpa menghiraukan keterkejutan Lea.

"Ma-ma?" Mata Lea sudah mulai berair dan tangannya yang bergetar sudah bergerak untuk menutupi mulutnya. Air matanya mengalir dengan derasnya, badan Lea seketika menjadi lemas. Tak lama, pandangan Lea mengabur. Selanjutnya, samar-samar ia hanya bisa mendengar suara polisi dan Finn berteriak memanggilnya. Dan Gelap.

**********

Tembok berwarna pink pastel merupakan benda pertama yang Lea lihat setelah membuka matanya. Dia melihat sekeliling dengan perlahan dan menyadari bahwa ia sedang berada di kamarnya. Tak ada siapapun disini, hanya Lea seorang. Lea mencoba untuk duduk dengan perlahan karena kepalanya masih pusing. 

Lea bersandar pada sandaran kasur tersebut dan seseorang muncul dari balik pintu kamarnya.

"Udah bangun?" Sosok Finn mendekat ke arah Lea sambil membawa segelas air mineral ditangannya. Finn mengambil kursi yang ada di meja belajar Lea dan menyeretnya ke sebelah kasur. 

"Ini," ujar Finn sembari memberikan segelas air yang dibawanya. 

Lea pun langsung mengambil dan meminumnya karena tenggorokannya memang terasa kering sekali. 

Lea menyisakan setengah dari air yang dibawa oleh Finn. "Mama mana?" tanya Lea sambil menatap Finn sendu.

Terlihat Finn sedang menghela nafas beratnya, "Mama kamu udah dibawa ke kantor polisi, papa kamu yang nemenin."

Lea menutup mulutnya dengan salah satu tangannya dan air matanya kembali mengalir dengan derasnya.

Finn yang tidak tega melihat Lea seperti itu akhirnya bangkit dari duduknya dan memeluk Lea dengan erat. 

"Aku akan selalu ada bersamamu, Lea."

**********

Tom berjalan santai menuju rumahnya. Malam ini Tom terlihat sangat gembira. Tangannya menenteng sebuah kantong plastik hitam. Entah apa yang dibawanya namun, itu terlihat cukup ringan karena kantong plastik tersebut dapat diayun-ayunkan ria oleh Tom. 

Saat telah dekat dengan rumahnya, Tom melihat terdapat polisi di depan rumahnya sedang mengobrol dengan istrinya, Hellena. Sejenak Tom berhenti ditempat. Tak banyak polisi yang ada disana, hanya ada tiga orang berseragam polisi dan satu orang berpakaian serba hitam. 

Saat asik memperhatikan rumahnya dari jauh, Tom dapat melihat Hellena sedang melihat ke arahnya. Tentu saja tidak hanya Hellena yang menatapnya namun, keempat orang yang berada dihadapan Hellena juga ikut menoleh ke arah Tom. 

Tanpa butuh waktu lama, tiga dari empat orang tersebut berlari menuju arah Tom. Hal yang sama juga dilakukan oleh Tom. Dirinya berlari begitu kencang untuk menghindari tangkapan dari orang-orang itu.

𝑴𝒆𝒂 𝑪𝒖𝒍𝒑𝒂 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang