8 ♣ Rindu

150 57 72
                                    

DISCLAIMER

Dalam proses mencoba menghasilkan suatu karya tertulis.
Semua yang ada dalam cerita ini, murni berasal dari hasil pemikiran pribadi.
Apabila terdapat kesamaan dengan kisah lain, itu murni ketidaksengajaan dari kami.
Terimakasih . . .

Sorry for typo

Selamat membaca

**********

"Hey bro."

Terdengar suara tawa dari sebrang. Sedangkan Lea hanya tersenyum lebar.

"How are you baby?" sapa orang itu setelah tawanya mereda.

"Not bad," jawab Lea sambil memejamkan matanya.

"Lancar-lancar aja kan sayang?"

"Iya Pa." Ya, itu adalah Josh a.k.a Papa Lea. Ini pertama kalinya ia menelepon Lea sejak gadisnya berada di negeri orang. Namun, bukan berarti ia tidak berkomunikasi sama sekali dengan sang anak. Josh sudah beberapa kali menanyakan kabar dan keseharian Lea melalui chat. Yang paling sering berkomunikasi dengan Lea melalui telepon adalah Debora. Maklum, mama adalah orang yang paling dekat dengan Lea. Mamanya merupakan orang yang paling sering Lea temui di rumah dan juga yang paling sering Lea jadikan tempat untuk curhat masalah sehari-harinya.

"Bagus deh kalo gitu," ujar Papanya.

"Papa sama Mama gimana?" tanya Lea.

"Baik-baik aja kok sayang, gak ada yang lecet kok," Kata Josh disertai dengan kikikan pelan. "By the way, kemarin di sana ada badai gak?"

"Hujan sama angin kencang sih Pa, sama petir juga." ucap Lea dengan suara melemah.

"Terus kamu gimana? Siapa yang nemenin kamu? Kamu baik-baik aja kan sayang?" Josh mencecar Lea dengan beberapa pertanyaan. Tanda ia sangat mengkhawatirkan gadisnya itu.

"Ih Papa, satu-satu dong tanyanya." Lea memutar bola matanya.

"Yaudah jawab Beb." Mendengar Josh menyebutnya dengan 'Beb' membuat Lea tertawa. Papanya itu memang suka sekali memanggil Lea seperti itu, terlebih saat telfon. Meski sudah cukup sering mendengarnya, Lea masih saja tidak bisa menahan tawanya saat mendengar papanya mengucapkan kata tersebut.

"Lea gakpapa kok Pa," jawab Lea setelah tawanya mereda.

"Beneran kan? Gak bohong kan?"

"Iya beneran, Pa."

"Terus siapa yang nemenin kamu waktu ada petir? Apa kamu berani sendirian?" tanya Josh.

"Aku ditemenin Finn, Pa," ujar Lea.

"Siapa itu Finn? Gebetan? Atau jangan-jangan pacar kamu ya?" Nada Josh sedikit meninggi setelah mendengar nama seseorang yang anaknya sebutkan.

"Ih bukan, Finn itu temen Lea." jawab Lea.

"Beneran?" Lea menganggukkan kepalanya meski sebenarnya tidak bakal terlihat oleh Josh. "Papa bilangin mama lho kalo punya pacar," imbuh Josh.

𝑴𝒆𝒂 𝑪𝒖𝒍𝒑𝒂 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang