34 ♣ Dugaan

44 14 33
                                    

DISCLAIMER ⛔

Dalam proses mencoba menghasilkan suatu karya tertulis.
Semua yang ada dalam cerita ini, murni berasal dari hasil pemikiran pribadi.
Apabila terdapat kesamaan dengan kisah lain, itu murni ketidaksengajaan dari kami.
Terimakasih . . .

Sorry for typo
Tanda-tandain yang typo guys, terima kasih banyak ♡

(: Selamat membaca :)

**********

"Lea!"

Seorang gadis berlarian ke arah Lea dengan buku ditangannya.

Setelah sampai dihadapan Lea, gadis tersebut menetralkan dulu nafas sebelum mengeluarkan suaranya.

"Ada apa, Di? Kok sampai lari-lari gitu?" tanya Lea pada gadis tersebut.

'Di' ? Apakah kalian bisa menebak siapa yang dihadapan Lea?
.
.
.

Jawabannya adalah Diana.

"Bentar . . . ," ujar Diana yang masih ngos-ngosan.

Melihat temannya kelelahan bukan malah membantu menenangkan, Lea malah terkekeh melihatnya. Menurutnya Diana lucu saat seperti ini.

"Jadi gini . . . ." Nafasnya sudah mulai teratur dan kini Dian mulai bersuara. "BENTAR LAGI ADA KUIIIIISS!!" Diana menjadi heboh saat mengatakannya.

Sedangkan, Lea hanya bisa membulatkan matanya. "Kuis??!" Lea juga terkejut mendengar kata kramat tersebut.

Karena dirinya tadi malam tidak mempersiapkan apapun, ia pun panik. "Aku belum belajar, Di."

"Situ meski belum belajar otaknya cair, lah saya?" ujar Diana sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Ya tapi kalo gak ada persiapan gimana bisaaa?"

Diana menghembuskan nafasnya kasar. Ia sudah tidak bisa berpikir lagi.

Kuliah akan dimulai pada 5 menit lagi. Sudah tidak mungkin baginya untuk mempersiapkan materi yang sebanyak itu.

"Terus gimana dong Di?" Ingin rasanya Lea menangis saja kali ini. Ia memikirkan beasiswanya. Ia takut nilainya akan turun dan beasiswanya dicabut. Tidak, Lea tidak mau itu terjadi.

Tapi, bagaimana caranya mendapat nilai bagus tanpa persiapan? Dia benar-benar tidak membaca materi apapun tadi malam. Setelah membaca gulungan kertas itu, dirinya dipanggil Hellena untuk makan malam. Setelah makan, dia terlalu lelah untuk melakukan apapun. Maka dari itu, ia memutuskan untuk tidur lebih cepat dari biasanya.

"Pasrah ajalah." Bahu Diana menurun. Dia sepertinya sudah benar-benar pasrah dengan keadaan kali ini.

**********

"Haahhh. . . . " Lea menghela nafasnya, ia mulai lelah menunggu bus di halte ini selama kurang lebih 20 menit. Rasa lelah tubuhnya bercampur dengan lelah otaknya yang tadi sudah dipakai untuk mengerjakan kuis.

"Tumben bus nya lama," gumam Lea. Sore ini ia tidak pulang bersama Finn. Finn bilang ia ada kepentingan yang lain, sehingga Lea harus rela menunggu selama ini.

"Eh itu. . . Bibi Hellena kan?" tanyanya pada diri sendiri. Lea melihat Hellena sedang berdiri di seberang jalan bersama seorang pria yang sepertinya bukan pria muda.

"Bi-- aaaw." Lea bermaksud untuk memanggil Hellena, namun urung saat melihat pipi hellena di tampar oleh pria itu. Dilihatnya seperti Hellena sedang menangis dengan memegang sebuah benda berwarna merah yang Lea tidak tahu itu apa. Setelahnya Hellena terlihat berlari dari pria itu, untung saja pria tersebut tidak mengejar.

𝑴𝒆𝒂 𝑪𝒖𝒍𝒑𝒂 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang