Taehyung tak membutuhkan waktu untuk berpikir. Dadanya bagai tersambar petir saat Beomgyu mengatakan bahwa Jeongguk kabur.
Taehyung berlari gesit menuju balai kesehatan, tempat di mana Jeongguk di rawat. Ia mengatur napas saat hanya mendapati Tabib Seo dan beberapa pelayan ada di kamar Jeongguk tak berkutik. Suasanya begitu tegang mencekam. Sekilas mereka saling pandang sampai Taehyung mendekat dengan wajahnya yang sudah merah padam.
"Pergi kemana dia?" Tanya Taehyung penuh tekanan. Ia terlihat emosi.
Semuanya hanya bisa tertunduk takut. Keheningan ini begitu mencekik. Baru akan menjawab pertanyaan Taehyung, Tabib Seo justru malah terimbas amarah.
"Tugasmu hanya menjaga pria-ku, begitu saja kau tak bisa?!" Mata kiri Taehyung berkedut. Kepalanya panas. Rasanya ia ingin meluapkan amarahnya dengan menghancurkan segala benda perkakas yang ada di ruangan ini.
Taehyung sudah tak diberi temu. Kini Jeongguk-nya menghilang. Lalu apa lagi?
Kedua matanya meniti satu persatu pelayan serta prajurit yang berdiri menunduk dihadapannya. Terlihat tak becus dan jauh lebih menyebalkan di mata Taehyung sekarang.
"APA YANG KALIAN LAKUKAN! MENGAPA DIAM SAJA!!! CEPAT CARI JEON JEONGGUK ATAU KU BAKAR SELURUH TEMPAT INI!!!!!!" Teriak Taehyung berang yang membuat semua orang lari membirit ketakutan.
Tabib Seo menunduk dan meminta maaf sebab lalai dalam menjaga Jeongguk. Ia sudah mengerahkan beberapa prajurit untuk mencari keberadaan Jeongguk yang mungkin belum jauh.
"Kau memang tak berguna." Desis Taehyung masih mengatur napasnya. Membuat Tabib Seo yang semula berjalan menjauh kian menghentikan langkahnya. Ia menatap Taehyung dengan perasaan terluka. Usia mereka terbilang cukup jauh. Menghina Tabib Seo yang sudah berkepala tiga merupakan sebuah hinaan baginya. Taehyung telah menghancurkan harga dirinya begitu mulus.
"Kalau begitu jangan membawa pasienmu kemari. Baru kali ini aku lalai, dan kau mencelaku sebegitu kasar. Aku bukan pengasuhnya. Aku tabib kerajaan yang mempunyai banyak pasien."
Tabib Seo tak mengenal Jeongguk. Namun saat ia mengetahui kemarahan Taehyung sebegitu dahsyat, sekarang ia mengerti. Anak itu berarti segalanya bagi Taehyung. Anak itu sudah mengambil jiwa Taehyung sampai membuatnya sebegini gila. Anak itu, sudah mengisi penuh hati Taehyung. Membabat habis sampai tak memiliki ruang tersisa untuk yang lain.
Tidak. Tabib Seo tak marah dengan Taehyung. Dirinya bahkan tak berhak. Ia mengerti Taehyung sedang khawatir, kontrol emosinya juga memburuk karena tekanan dari berbagai arah. Tabib Seo mengerti. Tabib Seo memahami. Ia hanya kecewa akan perkataan Taehyung yang menghujam batinnya. Lantas beberapa ancaman cuma-cuma sepertinya cukup untuk sekadar menyadarkan Taehyung bahwa tindakannya cukup berlebihan.
👑
Taehyung memijat pelipisnya. Saat ini ia duduk menunggu kabar dari beberapa prajurit yang mencari Jeongguk. Ia sudah lelah mencari pria nya sampai harus dua kali keliling di sekitaran istana.
Ia tak tahu harus mencari Jeongguk kemana lagi. Bahkan beberapa prajurit sudah ada yang sampai masuk ibukota sebab Jeongguk masih belum di temukan walau hari sudah sore.
Taehyung menyembunyikan wajahnya pada kedua lengannya. Isi kepalanya benar-benar carut marut, memikirkan kemungkinan-kemungkinan buruk yang mengganggu pikirannya. Ia takut Jeongguk terluka, hatinya gundah bukan main.
Ia berusaha berpikir keras di mana dirinya bisa menemukan keberadaan Jeongguk. Sampai terlintas dalam benak, Taehyung baru mengingat ada satu tempat, sebuah rumah kayu yang di dalamnya berisikan banyak tanaman toga. Letaknya dekat dengan balai yang saat ini ia singgahi. Mungkin belum banyak orang yang memeriksa tempat itu sebab tak sembarang orang boleh memasuki tempat yang tak banyak orang tahu. Maka, tak memerlukan waktu lama, Taehyung bergegas untuk pergi sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Eden | Tk √
Fanfic[Taekook Alternative Universe] 14 Masehi Ini berkisah tentang dua anak pribumi beda kasta yang saling mendamba. Tak peduli seberapa mereka sama-sama cinta, semesta akan tetap menjadi saksinya.