Satu tahun setelah Jeongguk melahirkan, ada perayaan khusus yang Taehyung ciptakan untuk memperingati hari di mana Gongtae dilahirkan. Pesta di gelar di halaman rumah mereka dan hanya di hadiri oleh orang rumah. Tidak ada tamu luar ataupun orang asing yang diperbolehkan masuk. Penjagaan dibuat sangat ketat hingga membuat Jeongguk begitu aman.
Seperti perayaan pada umumnya, Taehyung menggelar pesta begitu meriah sampai rasanya Jeongguk mengatakan bahwa semua ini jadi terkesan berlebihan. Sejujurnya, Jeongguk tak pernah menghadiri pagelaran atau pertunjukan meriah manapun. Maka dari itu gemerlap lampion dan alunan musik membuat kepalanya sedikit pening.
Pemuda itu lebih suka jika Taehyung memberi makan orang kelaparan di luar, atau sekadar membagikan beras semampu mereka. Namun Taehyung berdalih bahwa ia ingin membuat seremoni khusus yang sudah semestinya Jeongguk dapatkan. Terkait dengan membagikan sedikit makanan pada yang membutuhkan, biasanya juga rutin mereka lakukan di waktu-waktu tertentu.
"Aku ingin memberikan hal-hal yang indah untuk seseorang yang selalu tak pernah lelah terlihat menawan setiap hari." Ucap Taehyung sebelum mendapatkan cubitan manja di perutnya oleh orang yang bersangkutan.
Gongtae sendiri tumbuh dengan kasih sayang penuh, begitu juga dengan Jongbyul yang saat ini berjalan mendekati Taehyung dengan langkah kecilnya. Matanya sayup-sayup dan meringik kecil. Tangan mungil miliknya menarik-narik ujung pakaian yang Taehyung kenakan, membuat ayahnya sampai harus menunduk menatapnya bingung.
"Jongbyul, ada apa?" ucap Taehyung setelah berjongkok di depan Jongbyul.
Kedua lengannya yang pendek terulur ke depan. Memberikan gestur agar sang ayah menggendongnya. Seketika, Taehyung mengulas senyum dan meraih tubuh mungil itu untuk di dekapnya dan di gendong.
Malam ini Jongbyul di dandani sangat cantik. Hanbook warna-warni serta surainya yang di kepang rapi ke belakang membuatnya terlihat seperti Taehyung kecil versi wanita. Jeongguk yang membawa Gongtae dalam gendongannya mendekati Taehyung. Ia mengusap surai Jongbyul sayang lalu mencium pelipisnya singkat.
Sedang Taehyung, malah mencuri ciuman Jeongguk yang terkejud saat suaminya itu dengan berani mengecupnya di atas panggung kecil sederhana dan di depan orang banyak dengan lampion merah kuning yang menerangi mereka. Jeongguk mendelik dan dibalas dengan satu kekehan singkat dari Taehyung.
Gong dipukul satu kali setelah beberapa penari wanita datang untuk berkumpul di tengah lapangan. Menarikan tarian yang indah kemudian Taehyung mempersilahkan para tamu untuk menikmati kudapan yang sudah dihidangkan di atas meja panjang.
Jeongguk memanggil satu pelayan yang berada paling dekat dengannya. Memerintahkannya untuk membawa Gongtae yang sudah terlelap dalam gendongannya serta Jongbyul yang meringkuk kelelahan di pelukan Taehyung. Tak lupa Jeongguk mengucapkan terima kasih sebab pelayan itu berkenan direpotkan.
Keduanya saling melempar senyum saat Taehyung meraih telapak Jeongguk yang lembut. Tangan lebih besar itu menuntun Jeongguk untuk berdiri dari duduknya. Meraih pinggang sempit itu dan memeluk Jeongguk sayang. Mereka bergerak memutar seiring dengan irama yang dialunkan.
"Kau bahagia?" bisik Taehyung tepat di telinga Jeongguk. Membuat si empunya bergidik geli.
Senyum Jeongguk merekah. Pipinya yang penuh terangkat. Ia menganggukkan kepala, "Sangat."
Ada kelegaan ketika mendapati bagaimana Taehyung menyelami manik hitam Jeongguk yang berbinar. Dadanya menghangat seiring bagaimana Jeongguk juga membalas tatapannya tanpa kedip. Teduh dan penuh akan kasih. "Terima kasih sudah mau menerimaku dalam hidupmu. Aku benar-benar beruntung bisa mendapatkan malaikat sepertimu."
Jeongguk tersipu. "Apa yang kau bicarakan? Di sini akulah orang paling beruntung itu."
Taehyung terkikik. Ia menggusak pelan kepala Jeongguk dan mengecup keningnya. "Nikmati pestanya, sayangku. Semua ini untukmu."

KAMU SEDANG MEMBACA
My Eden | Tk √
Fanfiction[Taekook Alternative Universe] 14 Masehi Ini berkisah tentang dua anak pribumi beda kasta yang saling mendamba. Tak peduli seberapa mereka sama-sama cinta, semesta akan tetap menjadi saksinya.