Taehyung datang menemui rumah Tuan Han. Salah satu pejabat tinggi istana yang mempunyai peran penting. Setelah kegiatan membagi bubur gratis usai, Taehyung pergi menemui Tuan Han. Rumah beliau dekat dengan pasar. Maka dari itu Taehyung tak butuh waktu lama untuk menemui kediaman Tuan Han.
Saat ini, dirinya tengah menunggu di sebuah ruangan yang terlihat agak berantakan. Barang yang berserakan tidak diletakkan pada tempatnya dan dibiarkan tergelatak pada lantai kayu. Seperti tidak menunjukkan bahwa Tuan Han merupakan tokoh yang disegani masyarakat dan membuat Taehyung heran. Sejak awal ia melihat rumahnya, Taehyung merasa ada yang janggal. Maka dari itu Taehyung meminta Jimin sampai harus menemaninya masuk dan tak mau ditunggu di luar.
Tak hanya itu, Taehyung juga mendengar samar-samar langkah kaki dari jendela yang tepat berada di sebelah kirinya. Taehyung mendengus saat mendapati beberapa wanita setengah telanjang tengah mengintipnya sambil berbisik-bisik dengan sekawanan yang lain. Dengan sanggul yang sengaja di pasang tinggi-tinggi, mereka menggunakan hiasan kepala cukup berlebihan, juga mengenakan pewarna bibir merah mencolok.
Taehyung seketika dibuat melotot melihatnya. Kemudian ia lebih memilih membuang muka saat Tuan Han datang bersama dua wanita dengan dandanan yang sama persis seperti wanita-wanita yang mengintipnya di jendela.
"Eoh, lihat! Ada apa gerangan sampai Putra Mahkota repot-repot datang menemuiku?" Ucapnya dengan nada mendayu-dayu.
Taehyung beranjak dari duduknya. Ia membalikkan tubuh seraya menatap Tuan Han dengan mengernyitkan dahi. Lapisan pakaian luarnya sengaja dibiarkan terbuka. Ia tahu Tuan Han sedang mabuk. Terlihat dari kedua matanya yang terlihat meredup dan tidak fokus. Tuan Han berjalan sempoyongan mendekatinya. Diikutu oleh dua wanita yang sedari tadi bergelendot pada pundak kanan dan kiri Tuan Han. Berlagak menggoda pada Tuannya. Jimin bersikap waspada untuk lebih melindungi Taehyung.
"Sepertinya Anda sedang tidak dalam kondisi yang bagus untuk menemui saya. Kalau begitu lain kali saja," Sindir Taehyung yang akan beranjak pamit sebelum Tuan Han berteriak dengan matanya yang sayu.
"Aku baik-baik saja. Mengapa kau sangat terburu-buru, Putra Mahkota?" Pria tua itu berjalan melewati Taehyung untuk menduduki kursinya. Sedangkan dua wanitanya berdiri bersisihan, menatap Taehyung dengan pandangan takjub yang membuat Taehyung tak nyaman.
Tuan Han melambaikan tangannya pada Taehyung, "Kemari, minumlah sedikit saja. Budakku sebentar lagi akan datang mengantar minum."
"Mohon jaga bicara Anda, Tuan Han." Timpal Jimin memperingatkan. Tidak sembarang orang diperbolehkan minum bersama dengan anggota kerajaan.
Sudut mata Taehyung berkedut. Ia marah karena kehadirannya tidak dihargai. Memang ia jauh lebih muda dari Tuan Han. Namun dirinya ini bermartabat. Orang penting. Dirinya bahkan sengaja meluangkan waktunya hanya untuk menemui Tuan Han yang bahkan sedang bersenang-senang dengan banyak wanita. Bagaimana bisa ia diperlakukan demikian seperti preman pasar yang tak punya aturan?
Tuan Han terus mengamati Taehyung yang berdiri, menatapnya tanpa kedip. Beliau juga mengacungkan gelasnya, bermaksud untuk mengajak Taehyung bersulang.
Seketika Taehyung mendengus. Itu seperti mengejeknya. Namun perintah Raja yang menginginkan Taehyung untuk mengambil laporan pajak pun langsung menari di kepalanya.
Maka dari itu, Taehyung berusaha menekan ego nya dan berderap untuk melangkah mendekati Tuan Han. Bukankah ini takdir yang bagus? Taehyung menemui Tuan Han yang sedang dalam keadaan mabuk. Taehyung pikir ini akan sedikit meringankan pekerjaannya untuk mendapatkan laporannya. Maka dari itu, ia mengulas senyum dingin yang membuat dua budak yang duduk disisi Tuan Han menatapnya ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Eden | Tk √
Fanfic[Taekook Alternative Universe] 14 Masehi Ini berkisah tentang dua anak pribumi beda kasta yang saling mendamba. Tak peduli seberapa mereka sama-sama cinta, semesta akan tetap menjadi saksinya.