Death

1.3K 175 45
                                    



Bismillahirrahmanirrahim...






👑








"Berhenti menatapku seperti itu, Yang Mulia." Ucap Jeongguk dengan kedua pipi yang sudah semerah tomat.

Ia tersipu sebab sejak keduanya tiba pada sebuah kedai di tengah pasar. Mereka makan berdua, duduk berhadapan, dengan Taehyung yang tak  henti-henti menatap pria-nya dengan menopang dagu penuh puja.

"Kau cantik."

"Yang Mulia?!" Bisik Jeongguk setengah malu. Tangannya terulur untuk mencubit lengan kekar Taehyung. Sedangkan Taehyung malah tergelak. Ia puas sekali menjahili Jeongguk. Karena sifat pemalunya itu semakin membuatnya terlihat gemas.

"Aku bicara tentang kejujuran. Jeon Jeongguk hari ini cantik sekali. Bajunya juga cantik. Terlihat pas sekali kau kenakan. Seluruh yang ada pada Jeon Jeongguk adalah keindahan. Aku mencintaimu, kekasihku."

"Tolong hentikan atau saya akan pulang sekarang juga, Yang Mulia." Ancam Jeongguk yang malah terlihat semakin lucu di mata Taehyung. Ia terkekeh geli sebab melihat kedua mata Jeongguk yang melebar sebal malah terlihat seperti mata rusa.

"Ahhh menakutkan sekali, jangan melotot begitu." Goda Taehyung main-main.

"Yang Mulia tidak memakan buburnya? Itu sudah sangat dingin." Tunjuk Jeongguk pada mangkuk bubur milik Taehyung. Berusaha mengalihkan topik sebelum pipinya habis terbakar rayu.

Si empunya menggeleng. Kemudian menyodorkan mangkuk itu di hadapan Jeongguk. "Habiskan saja, aku sudah kenyang melihatmu makan lahap begitu."

"Baiklah," Jeongguk menyendok bubur dan memasukkan satu suap penuh ke dalam mulutnya. Membuat kedua pipinya menggembung penuh makanan  dan membuat senyum Taehyung merekah lebar.

Tangannya terulur untuk mengusap beberapa kali surai legam milik Jeongguk dengan sayang. "Makan yang banyak."

Jeongguk mengangguk lucu dan masih tetap fokus dengan makanannya.







👑







Mereka berjalan menyusuri hutan menuju rumah Jeongguk. Kedua tangannya saling mengamit, dengan kedua bahu yang saling bersinggungan. Sesekali genggaman tangan mereka diayunkan dan saling melempar senyum saat kedua matanya saling bersirobok. Beberapa kali juga Taehyung mencuri kecupan pada bibir Jeongguk dan berujung pada ciuman-ciuman singkat.

Hingga tak terasa kedua langkah kaki mereka tiba di depan rumah Jeongguk yang terlihat sepi. Pintu beserta jendelanya tertutup rapat. Sampai Taehyung menyadari ada sesuatu yang mencurigakan saat ia mendapati rumput-rumput di sekitaran halaman rumah rusak. Seperti habis di injak-injak oleh sepatu berat.

Jeongguk yang berjalan menuju pintu langsung di tarik oleh Taehyung. Ia memekik kaget sampai Taehyung berbisik bahwa Jeongguk harus bersembunyi di belakangnya.

"Yang Mulia, ada apa?"

"Kupikir telah terjadi sesuatu di sini, terus berada di belakangku Jeongguk. Maka aku akan mudah melindungimu." Taehyung mengambil belati yang ia simpan di dalam sepatunya. Membuat Jeongguk seketika membola dengan isi pikiran yang sudah berkecamuk. Taehyung berjalan mengendap-endap  dengan mengacungkan belati yang sudah dilepas dari sarungnya.

Jeongguk mulai panik. Namun berusaha bersikap tenang. Tangannya tak pernah melepas genggaman Taehyung. Mereka berjalan tanpa menimbulkan suara sampai depan pintu kayu milik Jeongguk. Taehyung menendang pintu kayu itu sampai rusak, lalu ia masuk perlahan dengan kedua mata yang masih awas menatap sekitar.

My Eden | Tk √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang