Bunga yang melambangkan tentang kesetiaan, pesona keindahan, feminin, serta kemurnian.
👑
Beberapa pria dewasa sibuk berlalu lalang memikul karung goni. Pakaiannya nampak lusuh karena sudah bekerja dari pagi hingga terik matahari tepat di atas kepala. Sahutan demi sahutan terdengar begitu gaduh saat para pedagang berteriak saling menawarkan dagangannya. Panas yang membakar kulit kecoklatan penduduk desa, sedangkan debu sudah menguar dan bercampur dengan udara.
Prajurit Kang mendapat mandat dari Pengawal Park untuk mencari pria yang dimaksud oleh Yang Mulia Pangeran. Itulah alasan mengapa saat ini ia sudah berdiri di depan kios penjual pernak pernik. Pria itu mengamati sebuah gambar dari kertas yang ia bentangkan. Mencocokkan sketsa itu dengan pria penjual kain yang sejak tadi berdiri melayani pelanggan di kiosnya.
Dipandang sekilas, mereka terlihat mirip, walau Prajurit Kang masih ragu. Pengawal Park hanya memberikan petunjuk berupa gambar. Ia bahkan harus mencari tahu siapa nama pemuda ini. Namun setelah membuang napas serta meyakinkan diri sendiri, pria itu mantap menghampiri laki-laki penjual kain tersebut, sebelum punggungnya di tabrak oleh orang lain begitu brutal.
"Oh astaga, maafkan aku tuan. Aku tidak sengaja," Ujar pemuda yang baru saja menyinggung punggung lebarnya.
Prajurit Kang menatapnya kesal lalu mengucap kata bahwa dirinya baik-baik saja. Keduanya sempat menunduk beberapa saat sebelum pemuda itu berteriak melantangkan satu nama,
"Jeon Jeongguk!" Anak itu melambaikan tangan sambil berlari menuju kios yang banyak dikunjungi itu.
Pemuda penjual kain itu melemparkan senyum sumringah. Tangannya ikut melambai membalas si pria yang sudah datang mendekat. Di mata Prajurit Kang, mereka terlihat seperti kawan akrab. Jelas terlihat dari bagaimana mereka saling bertukar pandang dan berkomunikasi.
Sejak saat itu, Prajurit Kang selalu mengamati pergerakan Jeongguk dari jauh. Tak segan, ia bahkan sering mengikuti kemana Jeongguk pergi yang tentunya tanpa sepengetahuan anak itu. Ada beberapa informasi yang berhasil ia dapatkan. Prajurit Kang menghafal beberapa rutinitas yang selalu pemuda itu lakukan. Jeongguk selalu mencuci pakaian di pagi hari, dan mengambil air di sungai saat matahari sudah mulai tenggelam. Tiap satu minggu sekali ia selalu menyempatkan waktu untuk pergi ke tempat di mana terdapat anak-anak kecil yang berkumpul hanya sekadar mengajari mereka membaca dan menulis.
Berhari-hari Prajurit Kang menguntit Jeongguk, sampai suatu malam ia hampir saja ketahuan. Malam itu, ia sedang mengikuti Jeongguk pergi menuju lereng gunung untuk memetik bunga lavender. Kemudian Jeongguk yang merasa bahwa ia sedang diikuti pun melajukan langkahnya lebar-lebar sampai masuk ke dalam rumah.
"Ibu, aku pulang." Ujar Jeongguk setelah menggeser pintu. Melepas alas kaki kemudian berjalan menuju kamar ibunya. Jeongguk mengambil tempat di depan sang ibu. Duduk bersimpuh saling berhadapan yang dibatasi oleh meja kayu.
Jeongguk berusaha mengatur napasnya yang sedikit tersengal akibat berjalan tergesa-gesa. Ingin menutupi perasaannya yang diliputi ketakutan sebab seseorang telah mengikutinya entah siapa. Hingga tangannya yang lentik menyeret pot keramik di atas meja, mengganti bunga yang sudah layu dengan yang baru saja ia petik dari hutan.
"Baru saja ada seseorang mencarimu." Tutur ibu membuat aktivitasnya berhenti. Jantungnya berdegup lebih kencang.
"Siapa Bu?"
"Tuan Choi. Pemilik penginapan seribu satu malam, saudagar kaya raya yang namanya sudah dikenal banyak orang."
Keningnya mengkerut samar. Jeongguk tidak mengenalnya. Hanya saja nama itu tidak asing dalam perungunya. Lantas Jeongguk hanya diam menunggu ibu melanjutkan ucapannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/231447223-288-k605884.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Eden | Tk √
Fanfic[Taekook Alternative Universe] 14 Masehi Ini berkisah tentang dua anak pribumi beda kasta yang saling mendamba. Tak peduli seberapa mereka sama-sama cinta, semesta akan tetap menjadi saksinya.