Adore U [M]

1.6K 186 20
                                    






Taehyung membuka pintu kediaman keluarga Lee dengan kasar dan berlari  kecil menghampiri Jeongguk yang masih membola menatapnya di sudut ruangan. Isi kepala yang lebih muda masih mengambang saat Taehyung sudah berdiri dihadapannya dan berlutut, meraih sisi wajah Jeongguk yang masih menegang.

Pria dengan senyuman yang lemah itu menghela napas lega. Telapak tangannya di bawa untuk menimpa punggung tangan Taehyung pada tulang pipinya. Jeongguk merengkuh tubuh kurus Taehyung kuat-kuat. Menenggelamkan sisi wajahnya pada ceruk leher yang lebih tua. Ia berterima kasih bahwa Taehyung kembali dengan keadaan baik-baik saja. Air matanya seketika meluncur, mengalir sampai dagu, dan  menetes sampai bahu Taehyung. Rasanya lega. Semua kekhawatirannya luluh lantak.

Jeongguk menarik tubuhnya namun masih dalam dekapan yang lebih tua. Ia mengamati dengan saksama bola mata Taehyung yang mengedip lemah menatapnya. Berusaha menyelami bayangannya sendiri, takut jika prianya otak prianya mungkin dicuci. Terkadang Jeongguk sendiri juga tak bisa membaca pola pikir Taehyung. Jadi ia meyakinkan dirinya bahwa yang sedang melingkarkan lengan pada pinggangnya saat ini benar-benar Kim Taehyung. Suami terkasihnya.

"Ini aku." Seakan bisa membaca pikiran pria dihadapannya, Taehyung mengatakan hal yang membuat pipi Jeongguk mengembang. 

Mereka kembali berpelukan yang kemudian dihampiri oleh pasangan Lee yang mengucap syukur saat Taehyung kembali sendirian dengan keadaan baik-baik saja.

Taehyung melepas pelukannya. Kemudian menatap pasangan Lee bergantian. "Aku harus pergi dari sini. Jeongguk juga. Yang Mulia Raja memberikan waktu sampai malam ini, bahwa aku harus bergegas meninggalkan Goryeo."

Jeongguk membola, "Apa yang terjadi?"

Taehyung menatap Jeongguk setelah meneguk ludah. Dirinya tampak sedikit berantakan dan kebingungan. Segenap hati, Taehyung menekan raut wajahnya agar tak membuat Jeongguk cemas. Ia terdiam cukup lama. Tak hanya Jeongguk yang menunggu jawaban dari Taehyung. Paman dan Bibi Lee juga turut menegang.

"Aku memutuskan untuk meninggalkan negeri ini, dan ayahku setuju."

Jeongguk tak percaya Raja melepas mereka semudah itu setelah apa yang ia alami selama ini. Di masa-masa sulitnya, ayah Taehyung turut andil dalam menyiksa hidupnya. Lalu sekarang? Jeongguk pikir, ada jaminan yang akan ia bayar nanti. Namun rasanya Taehyung menyembunyikan hal itu darinya.

Bibi Lee menepuk pelan bahu Jeongguk, "Kau sudah sembuh, Nak?"

Jeongguk mengangguk. Lalu kembali menatap Taehyung lamat-lamat. Jemarinya meraih jemari yang lebih besar darinya. Menggenggamnya seolah saling memberi kekuatan melalui cincin yang tersemat di antara jari manis keduanya.











👑











Taehyung menarik simpul tali yang mengikat pada kepala kuda yang dinaiki Jeongguk. Mereka sudah menyusuri hutan belantara seharian penuh. Tidak ada rumah-rumah atau bangunan. Tidak ada pemandangan yang berarti. Hanya ada batang dan akar pohon, daun-daun hijau, dan sesekali tebing serta jurang yang curam di sekitar mereka.

Langkah Taehyung yang berjalan menginjak dedaun kering, serta Jeongguk yang tak bosan menanyakan apakah Taehyung kelelahan? Sesungguhnya, ia tak menyetujui di mana dirinya hanya duduk manis di atas kuda, sedangkan yang lebih tua berjalan kaki tanpa henti dengan satu tangan yang belum sembuh. Jeongguk ingin Taehyung menunggangi kuda bersama menyusuri jalan setapak tanpa ujung.

Namun suaminya itu berdalih dengan mengatakan, "Kudanya tidak bersalah. Mengapa ia harus dihukum untuk menerima beban berat kita berdua?"

Lagipula mereka hanya pergi berdua dengan seekor kuda. Kata Taehyung, Kudanya tidak boleh lelah. Sebab hanya  kudanya yang bisa diharapkan. Hal itu sontak membuat bibir Jeongguk mengerucut lucu. Tapi entah mengapa Taehyung tak menyadarinya. 

My Eden | Tk √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang