Red Bridge

2.5K 314 44
                                    


Bunga yang sedang mekar itu, dihinggapi seekor lebah.

👑

Sebelum fajar menampakkan dirinya pada cakrawala, Taehyung sudah lebih dulu berdandan rapi sekali. Degup jantungnya berdebar bahkan sejak semalam sampai membuatnya tak bisa tidur. Dirinya sungguh tidak sabar untuk bertemu dengan si pemikat hati.

Hari ini, Taehyung mengenakan hanbook gelap. Sengaja tidak menggunakan warna mencolok karena takut penyamarannya terbongkar. Penduduk ibukota tidak pernah memakai pakaian mencolok kecuali mereka berasal dari keluarga kaya raya. Maka, dengan memakai topi gat serta sepatu kulit, Taehyung menjemput Pengawal Park di barak.

Para prajurit istana yang saat itu tengah berbaris di lapangan pun menatap Taehyung dengan pandangan heran. Untuk apa pangeran datang ke barak subuh-subuh begini? Apalagi dandanannya sudah rapi seperti ingin menemui orang penting.

Jimin yang saat itu tengah berganti pakaian langsung dikejutkan dengan kedatangan Taehyung yang tiba-tiba sudah bersandar di dahan pintu ruangannya. Ia bersiul main-main sampai membuat Jimin terlonjak.

"Badanmu bagus juga," Puji sang pangeran sambil melipat tangan di depan dada.

Jimin yang masih berusaha menekan malunya, langsung membungkuk memberi hormat.

"Ada apa Yang Mulia sampai repot-repot datang menemui saya?"

"Kau lupa? Kau bilang ingin mengantarku menemuinya?"

Jimin bergeming beberapa saat, kemudian kepalanya mengarah pada jendela kamar yang memperlihatkan langit yang masih gelap.

"Tapi ini masih sangat pagi Yang Mulia."

"Memangnya ada yang salah?"

Jimin mengangkat kepalanya, manik kembarnya menghadap Sang Pangeran yang sudah memasang wajah antusias. Berakhirlah ia dengan hanya menghela napas pasrah.

"Ijinkan saya berpakaian terlebih dahulu Yang Mulia."

Taehyung mengangguk, mengijinkan.

👑

Ada berbagai aroma saling berbaur saat Taehyung mulai memasuki area pasar. Dari bau amisnya daging mentah, sampai kotoran hewan pun semua masuk penciumannya. Ia sedikit terganggu, namun masih bisa menahan dan memahami keadaan pasar memanglah seperti ini.

Taehyung melangkah di ikuti Jimin dari belakang. Matanya yang tajam seperti elang dengan awas mengamati  satu per satu kios yang mereka lewati. Mulai dari pedagang makanan, pengrajin kayu, hingga di ujung jalan dekat perempatan, ia mendapati sebuah kios sederhana yang menjual berbagai macam kain yang digantung rapi tengah berterbangan karena angin.

Senyumnya merekah, lantas langkahnya di percepat agar segera memasuki kios yang cukup ramai dikunjungi wanita itu.

"Selamat datang, ada yang Anda butuhkan anak muda?" Seorang wanita paruh baya menyambut kedatangan Taehyung dengan sopan di depan pintu.

"Saya ingin membeli salah satu kain di tempat ini untuk dijadikan sebuah pakaian yang bagus. Bolehkah saya  masuk?" Tutur Taehyung sopan.

"Jika boleh saya tahu, kain jenis apa yang  Anda inginkan?"

Taehyung menyapu pandangan untuk mengamati berbagai kain yang terjajar rapi. Segala warna serta corak digantung lengkap tinggal memilih. Ada berbagai orang di dalam sini, namun Taehyung tidak menemukan apa yang dia cari.

Jeon Jeongguk sepertinya tidak ada di sini.

"Mari saya antar masuk ke dalam." Ujar si wanita paruh baya.

My Eden | Tk √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang