"Bagaimana Han Tae Joon hanya mendapatkan hukuman ringan seperti itu? Apakah ini yang disebut keadilan?"
Amarah Taehyung meluap setelah Tuan Han di giring masuk penjara bawah tanah. Ia menatap ayahnya dengan pandangan kecewa.
"Kim Taehyung, jangan bertindak berlebihan."
"Berlebihan bagaimana? Han Tae Joon sudah memeras hak rakyat menggunakan nama negara. Rakyat juga mempunyai kewajiban sendiri. Mereka mempunyai keluarga. Mau diberi makan apa apabila hasil panen yang mereka dapatkan hampir diambil alih seluruhnya oleh Han Tae Joon? Tak salah apabila tingkat kelaparan sudah masuk ibukota."
"Kontrol emosimu, Taehyung. Kau tak bisa memimpin dengan tempramen seperti itu."
Rasanya Taehyung hampir meledak saat wajah angkuh Han Tae Joon mengolok-olok dirinya dengan seringai pongah. Hampir saja Taehyung menghampirinya dan menghunuskan pedang untuk memenggal kepalanya, namun Taehyung lebih memilih diam dan memutus pandangan.
"Han Tae Joon, mempunyai peran penting dalam istana. Beliau merupakan pemasok persenjataan militer istana."
Taehyung menengadah sambil berkacak pinggang. Lidahnya bermain-main pada dinding mulutnya. Militer lagi? Jadi, orang yang berpengaruh akan selalu memiliki tempat aman di mata istana? Beginikah cara negaranya bekerja?
Satu fakta yang membuat Taehyung dongkol yakni, Han Tae Joon memberikan senjata untuk istana dengan uang hasil memeras rakyat. Itu artinya, Taehyung hanya melempar tuduhan palsu. Padahal semua ini hanyalah strategi politik istana.
👑
T
aehyung mengambil langkah besar menuju paviliun. Rahangnya menegas dengan gigi yang bergemeratak. Taehyung berjalan pada selasar paviliun, dan Jimin datang untuk mencegatnya.
Taehyung menghembuskan napas kasar. Sesungguhnya saat ini ia hanya membutuhkan pelukan menenangkan dari Jeongguk. Namun setelah Taehyung mendengar kabar bahwa ini tentang pelaku kematian ibu Jeongguk, Taehyung ingin memfokuskan pendengarannya untuk mendengarkan laporan Jimin.
"Ada beberapa daftar nama orang yang dicurigai. Tiga di antaranya adalah orang istana. Sisanya hanya pembunuh yang berniat merampok rumah Tuan Jeongguk."
Taehyung terdiam. Keheningan beberapa saat membuat Jimin kikuk.
"Hanya itu informasi yang bisa kau dapatkan?"
Jimin menengadah. Ia menatap Taehyung yang nampak keruh. Dari sana ia tahu bahwa suasana hati Putra Mahkota sedang memburuk.
"Ini sudah berapa hari? Mengapa bawahanmu lelet sekali? Kerja seperti ayam mati. Kalau tidak becus pecat saja. Ganti yang lain. Besok kalau ingin melaporkan hal penting, pastikan kau sudah menemukan pelakunya. Jangan membuang waktuku. Aku pusing." Ucap Taehyung setelah menarik pintu dan membantingnya kasar.
Sedangkan Jimin hanya bisa menghela napas sambil mengelus dada. Taehyung ketika marah merupakan kiamat baginya.
👑
Sekembalinya sejak sore tadi, Taehyung hanya bungkam tanpa mengajaknya bicara. Jeongguk sendiri bingung, mengapa Taehyung-nya tampak aneh. Niat awal, ia ingin memberikan waktu Taehyung untuk sendiri. Maka dari itu ia tak banyak tingkah dan menjadi anak manis dengan menunggu Taehyung di ranjang. Namun lelakinya itu tak kunjung datang, dan itu membuatnya khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Eden | Tk √
Fanfiction[Taekook Alternative Universe] 14 Masehi Ini berkisah tentang dua anak pribumi beda kasta yang saling mendamba. Tak peduli seberapa mereka sama-sama cinta, semesta akan tetap menjadi saksinya.