Festival

1.4K 185 66
                                    

Ruang yang biasanya digunakan untuk pertemuan resmi, kini di dekorasi se-apik mungkin demi menyambut Ibu Ratu dari Dinasti Mongol. Beberapa pelayan wira-wiri untuk menyiapkan makanan, membersihkan meja dan melayani tamu rombongan dari Tiongkok.

Suasananya begitu ramai namun tetap elegan. Beberapa lukisan karya Taehyung serta pot keramik paling mahal sengaja di pajang demi menyambut kedatangan kerajaan tetangga.

Pada ambang pintu, Taehyung dan Putri Johyun memasuki ruangan yang berdominan dengan warna merah dan kuning. Di hias sebegitu megah seperti perayaan penting. Tangan Putri Johyun mengamit lengan Taehyung. Mereka berjalan tepat di tengah-tengah ruangan sampai membuat banyak pasang mata memperhatikan pasangan suami istri itu. Taehyung dan Johyun terus berjalan hingga ujung ruangan yang disambut senyum sumringah dari pihak keluarga Johyun dan Taehyung.

"Astaga, lihatlah. Anakku yang cantik ini sangat cocok bersanding dengan Pangeran yang sangat tampan." Ujar Ibu Johyun dengan aksennya yang kental.

Dengan sopan Johyun mengatakan maksud dari perkataan ibunya sebab tidak ada yang tahu bahasa Tiongkok di sini. Johyun sendiri juga masih terbata-bata saat mengartikannya, namun ia sudah jauh lebih fasih berbahasa Korea daripada pertama kalinya ia berbicara dengan Taehyung.

Raja pun mengajak kedua keluarga itu mencicipi hidangan pada satu meja besar yang sudah di siapkan. Mereka berbincang-bincang dengan khidmat. Saling melempar gurau serta tertawa sengau. Sesekali Taehyung membalasnya dengan senyuman simpul tatkala Ibu Johyun menanyakan bagaimana pengalaman malam pertama mereka.

Sedangkan Johyun hanya bungkam dan menekuk wajah. Hatinya merasakan perih dengan akalnya yang dibanting sebab beberapa saat lalu sebelum dirinya dan Taehyung memasuki ruang pertemuan.

Johyun melihatnya.

Ruam keunguan yang tercetak jelas pada tengkuk belakang leher Taehyung. Seketika dadanya menjadi sesak tatkala sendirinya menyadari bahwa warna menjijikkan itu tidak hanya ada satu pada leher Taehyung. Ada beberapa, dan mungkin lebih dari dua yang dapat ia lihat.

Awalnya Taehyung sempat marah sebab Johyun dengan seenaknya memasuki kamar saat dirinya sedang berganti pakaian. Namun Johyun berdalih bahwa ia ingin memilihkan pakaian yang cocok untuk dikenakan suaminya dalam acara formal pertama mereka. Berpura-pura tidak tahu dan terus tersenyum menutupi seperti orang bodoh.

Johyun menghembuskan napas berat. Jemarinya mencengkeram sumpit begitu kuat saat akalnya kembali terpelanting, mengingat perkataan Putri Taejung beberapa hari yang lalu. Tentang Kim Taehyung, suaminya.

"Kakakku, sangat tertutup dengan hubungan asmaranya."

"Aku pernah bertemu sekali dengannya. Dia, pemuda dari kalangan biasa."

Ada banyak sekali gagasan-gagasan yang ada dalam kepala Johyun sampai rasanya ia ingin menjerit. Sudah berhari-hari jam tidurnya berantakan sebab Taehyung yang menghilang tanpa sebab. Namun kini Johyun mengerti. Mungkin ada masa lalu yang belum usai. Atau ada kisah yang sengaja disembunyikan Taehyung, dan Johyun tak boleh sampai tahu apa itu.

Kekasih gelap Taehyung.

"Putri Johyun?" Panggil Taehyung yang duduk bersisihan dengannya. Matanya memicing tajam karena Johyun hanya melamun sejak tadi.

"Apa kau sedang tak enak badan? Apakah makanannya tidak enak? Kau bahkan belum menyuap satu pun nasi ke dalam mulutmu." Ujar Ibu Ratu khawatir.

Johyun membalasnya dengan senyuman manis serta gelengan sopan. Lantas, wanita itu menyuap daging. Mengunyah beberapa kali hingga ia merasakan sesuatu yang salah pada tubuhnya.

My Eden | Tk √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang