Taehyung menatap Jeongguk hampir tak berkedip saat prianya berjalan di belakang Bibi Lee dengan amat lamban menuju tempatnya. Kepala yang lebih muda juga dihiasi mahkota bunga segar yang dirangkai tak rapi. Bola mata Jeongguk mengintip Taehyung malu-malu di balik punggung Bibi Lee. Keduanya mengenakan pakaian yang sama seperti saat menginjakkan kaki di rumah ini.
Tidak ada perayaan ataupun pesta pora yang megah. Tidak ada pengiring musik seperti suara kecapi, seruling, dan gong yang berirama syahdu mengiringi kedua mempelai. Tidak ada pita warna-warni yang digantung pada tiap sudut, tak ada lampion yang digantung, tak ada ragam hiasan bunga, tak hidangan lezat yang dikhususkan untuk menyambut upacara. Mereka berdampingan dengan jerami kering dan sabun kecantikan yang ditumpuk rapi pada sudut ruangan. Segalanya terkesan mendadak dan tidak direncanakan.
Perayaan yang apa adanya untuk Jeongguk yang terkesan istimewa.
Berulang kali Taehyung meminta maaf sebelum acara berlangsung sebab dirinya hanya bisa memberikan Jeongguk cincin yang ditukar dengan lima koin uang (yang dibeli Jimin di pasar). Namun Jeongguk mengatakan bahwa sebenarnya semua itu tak terlalu penting. Baginya, janji yang dikrarkannya bersama Taehyung lah yang akan mereka pegang teguh sampai akhir hayat.
Taehyung tak pernah berhenti untuk menyunggingkan senyum dan selalu mengangkat kepalanya. Sekalipun ia tak akan melewatkan bagaimana pernikahan yang selalu ia impikan akhirnya terlaksana. Taehyung sudah menunggu Jeongguk begitu lama. Hari-hari ia lewati dengan kesedihan, lara, dan pengorbanan yang tak pernah habis.
Mencintai Jeongguk begitu sulit. Tapi ia tak sekalipun berniat untuk menyerah dan justru semakin ingin berjuang mendapatkannya. Sampai pada hari ini terjadi, Taehyung selalu bersyukur bagaimana Jeongguk selalu ada di sampingnya tanpa menuntut apapun. Lelah yang mereka rasakan seketika terbayarkan dengan kebahagian tak terkira sampai rasanya kebahagiaan Taehyung sudah tak bisa dijabarkan lagi.
Rusuk Taehyung sakit akibat detak jantungnya yang berdebar kencang sekali. Napasnya di tarik berat saat Jeongguk sudah berada dihadapannya dengan wajahnya yang sangat tampan walau agak pucat. Pelupuknya sudah menggenang. Siap menetes kapan saja jika Taehyung mengedipkan mata.
"Jangan menangis." bisik Jeongguk tanpa suara yang membuat Taehyung malah menitikkan air matanya dan mengusapnya kasar. Mereka berdua berdiri di depan meja yang cukup tinggi dengan buah-buahan serta arak yang sudah disiapkan.
Taehyung dan Jeongguk saling bertemu pandang dan menunduk hormat saat Paman Lee menginterupsi upacara. Mendengarkan dengan saksama bagaimana Paman Lee mengucapkan sumpah pernikahan kepada bumi dan surga yang kemudian diikuti keduanya. Selanjutnya, mereka duduk saling berhadapan untuk meminum arak dalam cawan yang sudah disediakan sebagai simbol bahwa mereka telah bersatu.
Jeongguk mengernyit dan sedikit terbatuk saat bagaimana cairan itu membakar tenggorokannya. Namun ia meminumnya sampai habis. Kemudian keduanya bangkit, dan membungkuk dalam waktu yang cukup lama untuk menghormati pasangan satu sama lain.
Taehyung kembali menitikkan air mata. Begitupun Jeongguk. Keduanya menangis dalam luapan bahagia. Hingga kemudian setelah selesai acara, Taehyung mengamit pergelangan Jeongguk agar lebih dekat dan mengecup pipi yang lebih muda hingga memerah.
Taehyung memeluk pinggang Jeongguk begitu erat. Membisikkan ucapan terima kasih karena sudah mempercayainya dalam mengemban tanggung jawab untuk menjaga Jeongguk selamanya.
👑
Jimin mengintip dari sela jendela rumah. Langit sudah berubah menjadi oranye. Pendar matanya bergerak untuk mengamati lingkup wilayah yang bisa ia lihat. Lalu kedua matanya terperangah saat mendapati beberapa prajurit berbaris rapi dengan membawa senjata lengkap. Beberapa dari mereka berhambur dari barisan dan memberikan selebaran kertas pada orang yang lewat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Eden | Tk √
Fiksi Penggemar[Taekook Alternative Universe] 14 Masehi Ini berkisah tentang dua anak pribumi beda kasta yang saling mendamba. Tak peduli seberapa mereka sama-sama cinta, semesta akan tetap menjadi saksinya.