Pagi ini, Jeongguk membantu ibu menanak nasi. Badannya sedikit menunduk. Sedangkan kedua tangannya menggenggam batang bambu. Ia meniup bara api agar panasnya terjaga.
Ibu bilang, nasi buatan Jeongguk rasanya enak dan matang merata. Walau ibu yang mengajarinya, entah mengapa hasil akhirnya selalu terlihat berbeda. Maka dari itu, untuk tugas memasak nasi selalu Jeongguk yang dapat diandalkan.
Lama, mereka berkecimpung di dapur, Soobin yang dari luar justru mengatakan bahwa ada Yang Mulia Putra Mahkota datang dengan maksud bertamu. Membuat Jeongguk tersipu malu dan bergegas keluar setelah meminta ijin pada ibunya.
Dengan seekor kuda yang berada di sampingnya, Taehyung tersenyum melihat Jeongguk yang mulai berlari kecil menghampirinya.
"Yang Mulia, kemari lagi?" Tanya Jeongguk ceria. Wajahnya berseri seiring dengan cahaya matahari pagi yang menyinari senyumnya.
Taehyung mendengung, "Sedang apa?"
"Memasak bersama Ibu di dapur. Yang Mulia sudah makan pagi?"
"Kau bisa masak?" Tanya Taehyung dengan kedua manik membola.
"Sedikit. Tapi rasanya tidak buruk. Yang Mulia ingin mencobanya?"
Taehyung mengangguk antusias hingga Jeongguk meraih tangannya untuk masuk dan sarapan bersama.
👑
Rupanya, kedatangan Taehyung bermaksud untuk mengajak Jeongguk keluar. Mengajari jelitanya ilmu dasar dalam pertahanan diri. Dengan belati yang ia berikan untuk Jeongguk, Taehyung mengajari dengan telaten tentang hal-hal apa saja yang harus dilakukan saat musuh tepat berada di hadapan.
Tak hanya itu, setelah mereka berlatih di tengah padang rumput. Taehyung mengajak Jeongguk untuk mencari ikan di sungai. Mereka duduk di atas batu besar, menunggu sampai umpan di makan oleh si ikan.
Jeongguk menghela napas. Hari ini mereka memang melakukan banyak hal. Namun entah mengapa Taehyung terlihat murung, tidak seperti biasanya. Tidak ada kata-kata manis yang keluar dari mulutnya. Seperti yang dilakukan saat ini, Taehyung malah melamun. Tatapannya kosong, dengan pikiran yang menerawang entah kemana. Membuat Jeongguk merengut dirundung kesedihan karena sejak tadi hanya di diami saja.
Namun, entah keberanian dari mana, Jeongguk malah mencakup air dan menyipratkannya ke arah Taehyung hingga si empunya memekik kaget. Menatap Jeongguk-nya dengan kedua mata yang membola sempurna.
"Sayang, ada apa?"
Jeongguk mengerucut. "Yang Mulia banyak diamnya hari ini. Mengapa? Apa ada masalah?"
Taehyung menyeka wajah serta rambutnya yang terkena cipratan air. Kemudian Jeongguk ikut membantunya menggunakan lengan pakaiannya untuk mengusap sebagian wajah Taehyung yang basah.
Taehyung menatap Jeongguk dalam.
"Sebenernya aku ingin membuat pengakuan padamu,"
Mendengar pria-nya mengatakan hal demikian, membuat degup jantung Jeongguk seketika berhenti. Raut Taehyung berubah jadi serius. Menatapnya lurus, dan Jeongguk mulai resah.
"Ada apa, Yang Mulia?"
"Kemarin, sepulangnya kita terakhir bertemu, aku menemui Putri Jeohyun. Aku,... Kami,... Dia menciumku Jeongguk. Aku benar-benar minta maaf karena aku harus mengatakan demikian. Sungguh, aku tak bermaksud menyakitimu, tapi setelah kupikirkan, sepertinya kau memang harus tahu." Ujar Taehyung berbelit.
Sedangkan Jeongguk hanya diam saja. Menatap Taehyung dan sesekali berkedip.
"Aku bersumpah tak lebih dari sekedar ciuman. Semua itu, hanya kecelakaan. Kumohon percayalah padaku, di dunia ini aku hanya mencintaimu saja. Hanya Jeon Jeongguk, jelitaku tersayang."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Eden | Tk √
Fanfiction[Taekook Alternative Universe] 14 Masehi Ini berkisah tentang dua anak pribumi beda kasta yang saling mendamba. Tak peduli seberapa mereka sama-sama cinta, semesta akan tetap menjadi saksinya.