A Birth

1.9K 223 67
                                    

⚠️ Trigger Warning: mpreg, blood
If you feel uncomfortable with some scenes, please skip or stop reading this story. Thankyou!



👑

Tabib Nam memeriksa denyut nadi Jeongguk yang ada di pergelangan tangannya. Setelah itu pandangannya terlempar pada Taehyung yang duduk bersebrangan pada pinggiran kasur seraya mengelus punggung tangan Jeongguk yang lain.

Ada ketegangan beberapa saat sampai Tabib Nam berseru bahwa tak ada hal serius yang dikhawatirkan sebab kandungan Jeongguk dan calon bayinya terlihat baik-baik saja. Senyum Taehyung tersungging begitu manis, lalu mengecup kening Jeongguknya dengan sayang.

Setelah Tabib Nam meninggalkan kamar mereka, Taehyung memapah Jeongguk untuk duduk dan menyandarkan punggungnya pada sandaran kasur. Tangannya terselip untuk memijat punggung Jeongguk yang pegal. 

Akhir-akhir ini prianya mengeluh bahwa punggungnya sering sakit. Kondisi perutnya juga  begah bila dimasuki makanan. Jalan sebentar pun napasnya sudah terengah-engah. Jeongguk baru tahu bahwa mengandung bisa begitu merepotkan. Namun ia sangat bersyukur, terlepas dari dirinya yang sering mengadu, Taehyung rupanya merupakan suami siaga yang tak pernah mengomel atau memarahinya jika Jeongguk sedang dalam perasaan yang rumit.

"Apa sudah lebih baik?" tanya Taehyung masih memijit pelan punggung Jeongguk.

Kemudian si empunya mengangguk seraya tersenyum dan mengucapkan, "Terima kasih."

Tanpa aba-aba, Taehyung melandaikan tubuhnya dengan gerakan penuh kehati-hatian. Seakan takut melukai Jeongguk. Seolah takut menyenggol perut Jeongguk yang besar sampai mengusik si bayi. Ia meletakkan kepalanya pada pangkuan yang termuda dan menciumi perut besar Jeongguk dibalik pakaiannya.

"Aduh!" Jeongguk berseru kala merasakan bagaimana permukaan perutnya ditendang dari dalam. Membuat Taehyung terkesirap dan menatap Jeongguk dengan sedikit membola. Rautnya terlihat sangat khawatir. 

"Ada apa? Aku tak melukaimu. Apa yang sakit?"

"Dia menendang." Bola mata Jeongguk berbinar. Sementara senyumnya masih terkulum dengan manis, kemudian kembali meringis. "Aduh!" 

Taehyung melihatnya. Ia melihat bagaimana ada benjolan kecil sebelum Jeongguk mengaduh dan tertawa bersama. Taehyung menepuk permukaan perut Jeongguk berkali-kali. Lalu mendesis, "Kau yang di sana, tolong jangan lukai suamiku."

Jeongguk tergelak lalu mencubit lengan Taehyung yang kemudian dibalas dengan ciuman lembut yang candu, dengan Jeongguk yang menyambutnya dengan kikikan geli saat Taehyung berulang kali menggigit bibir bawah Jeongguk dengan sensual. Posisinya terbilang tak begitu nyaman. Sampai Taehyung harus mengangkat tubuhnya sedikit dan menekan tengkuk Jeongguk untuk memperdalam ciuman mereka. Menyilangkan kepalanya berlawanan supaya lidahnya bisa membelai rongga mulut Jeongguk yang basah dan lembut.

"Tuanku, saya Pengawal Park. Ijinkan saya masuk." seru Jimin dari luar pintu yang seketika menghentikan pergulatan dua insan yang sedang bercumbu.

Taehyung menarik paksa kepalanya dan mendecak tak suka. Memberikan tatapan garang pada  Jimin yang sudah menggeser pintunya dan menatap Taehyung penuh hormat, "Tuanku, ada sedikit masalah di rumah produksi."

"Kenapa?" tanya Taehyung dengan ketus. Dirinya melirik Jimin kesal. Nadanya tak bersahabat sekali. Ia membuang pandangannya untuk kembali menatap Jeongguk. Melihat liurnya yang masih menempel pada sudut bibir jelitanya, Taehyung buru-buru mengusapnya dengan ibu jari.

My Eden | Tk √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang