French Kiss

2.6K 326 37
                                        

Taehyung datang lebih awal dari janji temu. Ia berpakaian sangat rapi, dan wangi. Dirinya berdiri di atas jembatan merah kayu dengan perasaan tak sabar untuk lekas-lekas bertemu Jeongguk. Di tangannya kini, tengah menjinjing bungkusan aneka buah serta makanan yang akan ia berikan pada pemuda-nya  nanti.

Hari ini, ia mempunyai rencana bagus. Karena cuaca sedang cerah, Taehyung bertekad membawa Jeongguk pada sebuah padang rumput yang ditumbuhi bunga lavender di lereng gunung. Ia akan menghabiskan waktu di sana bersama Jeongguk. Hanya berdua. Membayangkannya saja sudah membuat perutnya melilit dihinggapi banyak kupu-kupu.

Taehyung menarik napas saat dua mata tajamnya menangkap Jeongguk yang berlarian menuju ke arahnya. Tangan lentik milik Jeongguk melambai lucu saat mendapati si pria yang sudah ada di atas jembatan. Keduanya saling melempar senyum bahagia bahkan saat mereka sudah berhadapan.

"Tuan di sini sejak kapan? Saya sudah berniat untuk datang lebih awal supaya Tuan tidak menunggu terlalu lama. Tapi nyatanya saya yang terakhir ada di sini." Tutur katanya begitu sopan. Taehyung bahkan hampir mabuk hanya dengan mendengar suara Jeongguk saja.

"Kau tidak terlambat, Jeongguk. Saya yang memang ingin datang lebih awal."

Dua mata itu saling bersirobok tak mau memutuskan pandangan. Mereka saling mengamati untuk mengagumi keindahan satu sama lain. Kurva lengkung pada bibir keduanya bahkan betah bertengger tak mau pergi.

"Kau membawa kainnya?"

Jeongguk mengangguk semangat. Ia mengangkat buntalan kain yang ia bawa dari rumah.

"Saya berharap Tuan menyukainya," Jeongguk menyerahkannya dengan menunduk. Sebenarnya ia sudah memilih kain paling mahal yang ia punya. Namun tetap saja, dirinya takut apabila mungkin pria di depannya ini tak tertarik dan malah mengkritik seleranya.

"Terima kasih atas usahamu. Sekarang simpan itu terlebih dahulu. Aku ingin membawamu ke suatu tempat yang indah." Titah Taehyung sambil menggenggam ruas-ruas jemari Jeongguk. Menyatukan dua telapak tangan yang menempel sempurna dengan denyut nadi saling berpadu, menciptakan debaran yang saling bersahutan.

👑

Taehyung menuntun Jeongguk pada sebuah pohon oak raksasa yang tumbuh di antara ribuan ladang bunga lavender yang mekar dengan indahnya.

Kelir ungu yang membentang luas  menambah kesan elok pemandangan kala baskara masih menggantung pada langit yang kebiruan. Benar-benar indah. Di tambah dengan senyum Jeongguk yang masih terpatri apik bahkan sejak mereka bertemu di jembatan merah.

Taehyung menggelar sebuah kain yang ia bawa, menjadikannya alas sebagai tempatnya duduk dan berteduh di bawah pohon. Saat perjalanan menuju kemari, ia sudah menceritakan identitasnya pada Jeongguk. Tentang usianya, di mana ia tinggal, serta bagaimana ia hidup. Taehyung mengaku sebagai saudagar muda yang menjual berbagai senjata pada kerajaan. Hal itu  membuat Jeongguk terpukau sebab Taehyung sudah menjadi saudagar kaya raya di usianya yang masih terbilang muda. Tak lupa, Taehyung juga sempat menceritakan bagaimana Ibu Jeongguk mengusirnya dari kios kemarin pagi.

Jeongguk yang merasa tak enak, segera meminta maaf. Ibunya memang selalu bertindak demikian pada pria yang belum beliau kenal. Bukan hanya Taehyung, tapi banyak pemuda di luar sana yang sengaja mampir hanya untuk ingin berkenalan dengan Jeongguk juga berakhir diperlakukan sama. Rupanya hal itu dilakukan oleh ibunya karena  beliau sangat menjaga citra baik anaknya. Begitu kata Jeongguk.

Maka, dengan melupakan apa yang sudah terjadi kemarin, Taehyung bertanya setelah mengeluarkan makanan dan menatanya dengan rapi. Ia menatap Jeongguk yang masih berusaha membuka buntalannya.

My Eden | Tk √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang