Missing U

1K 161 27
                                    


Pandangan Jeongguk rasanya sudah mengabur kala ia didudukkan pada sebuah kursi kayu di tengah lapangan yang gersang dan berdebu, keringat mengucur begitu deras pada pelipis juga sampai membasahi punggung pakaiannya.

Jeongguk di jemur seperti cumi kering tanpa alas kaki. Mungkin sekarang telapak kakinya melepuh sebab panasnya pasir yang membakar kulitnya. Ia tak berdaya. Tubuhnya diikat pada sandaran kursi untuk menunggu diadili.

Jeongguk menunggu lama hingga beberapa prajurit yang menjaga menurunkan senjata dan menunduk untuk menghormati seorang wanita yang mulai berjalan pada kursi pengadilan. Dengan wajahnya yang angkuh serta pakaian khas kerajaan yang membalut tubuhnya dengan sempurna, Johyun datang dengan kepala mentereng. Menatap tubuh menyedihkan Jeongguk tanpa kedip dan mendudukkan tubuhnya pada kursi yang sudah disiapkan.

Pandangan mereka bersirobok beberapa saat. Hingga Johyun mengenalkan diri bahwa ia yang akan mengadili Jeongguk untuk menggantikan tugas Taehyung sebab sedang bertugas di luar istana.

Awalnya Jeongguk mencoba bersikap tenang. Sampai pada kedua bola matanya yang hampir keluar saat Johyun berteriak untuk mengukum Jeongguk dengan tuduhan pencurian.

"Saya tidak mengambilnya!" Teriak Jeongguk membela diri. Sorot matanya terlempar pada seseorang yang pernah ia temui di barak. Pemuda itu berdiri di pinggir lapangan, bertindak sebagai korban dengan wajah ketakutan. Jeongguk menatapnya tak percaya sampai pemuda itu mengatakan bahwa memang Jeongguk yang mencuri uangnya.

Hal tersebut membuat Jeongguk tercengang hingga tak mengerti mengapa pemuda itu tega menuduhnya dengan tindakan yang tak pernah ia lakukan. Mereka baru sekali bertemu di hari itu. Jeongguk juga tak pernah berbincang dengannya, ia saja tak kenal dengan pemuda itu. Lalu apa urusan Jeongguk dengannya sampai berani memfitnahnya begini.

Eunwoo yang turut andil dalam persidangan hanya bisa membenarkan bahwa hari itu Jeongguk memang meninggalkan kelas karena sedang tak enak badan.

"Saudara Jeon Jeongguk dengan ini dinyatakan bersalah dan akan mendapatkan hukuman lima puluh kali cambuk." Ucap Johyun dengan lantang.

Jeongguk membola mendengarnya. Begitupun juga Eunwoo dan juga pemuda yang mengaku sebagai korban. Dunia Jeongguk berhenti saat Johyun datang membawa sebuah lecut hitam, berjalan mendekati Jeongguk yang terlihat semakin kecil.

"Karena suamiku tak ada, maka aku sendiri yang akan turun tangan menghukummu.

Johyun menatap dua prajurit yang berdiri di samping Jeongguk. "Tunggu apa lagi, lucuti pakaiannya hingga yang tersisa hanyalah satu lapis kain!"

Tanpa menunggu waktu lama, dua prajurit yang menjaga Jeongguk di sisi kanan kirinya bergerak melepas ikatan tali dan memaksa Jeongguk untuk berdiri.

Pakaiannya dirobek paksa. Jeongguk tak tahu apa yang harus ia lakukan saat pakaian luarnya sudah tergeletak di atas tanah.Belakang lututnya ditendang  supaya Jeongguk bersimpuh di depan kaki Johyun.

Dalam tunduknya, Jeongguk melirik pemuda yang menuduhnya, yang sedang berdiri di sisi lapangan. Menatapnya nanar saat satu cambukan berhasil mengibas kukut punggungnya. Walau masih dilapis oleh kain, tetap saja panas rasanya.

Berulang kali Johyun melakukannya di tempat yang sama, dan Jeongguk hanya mampu meringis menahan sakit dan berharap semoga hukumannya akan segera selesai.

Perih yang dirasa membuat sekujur tubuh Jeongguk lemas. Ia tak lagi punya tenaga untuk sekadar mengangkat kepala apalagi menegakkan punggungnya yang sudah mengeluarkan darah. Namun Johyun masih tak berhenti mencambuk punggungnya.

"Dua puluh tujuh!!!" Jeongguk menggigit bibir bawahnya kuat-kuat.

"Splash"

"Dua puluh tujuh!!!" Hitung Johyun.

My Eden | Tk √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang