Slander

1.1K 167 35
                                    

nsfr content
(not safe for ramadhan)
Jadi bacanya malem aja yah 💜







Taehyung merebahkan Jeongguk di atas ranjangnya yang berkilau. Kedua bibir mereka masih saling memagut hingga Jeongguk tak menyadari bahwa satu persatu pakaiannya telah ditanggalkan oleh tangan Taehyung yang tak pernah berhenti menyentuhnya di mana-mana.

Jeongguk sedikit mendorong dada Taehyung hingga melepas ciuman. Ada rasa bersalah pada sudut hatinya saat Jeongguk tak bermaksud menolak Taehyung.

"Yang Mulia, saya harus kembali." Ucap Jeongguk menatap pendar mata Taehyung yang sudah berkabut.

"Menginap saja di sini. Besok subuh kuantar sampai barak." Tutur Taehyung kemudian menghirup ceruk leher Jeongguk.

Mata Jeongguk bergerak gelisah saat telapak Taehyung yang kasar mengelus pahanya dan melebarkan kaki jenjangnya. Taehyung memasukkan satu jarinya ke dalam Jeongguk yang meringis sakit.

"Yang Mulia," Cicit Jeongguk.

"Hmm?"

Taehyung memasukkan jarinya yang lain. Membuat Jeongguk kembali melenguh saat kedua jari itu mulai bergerak lebih cepat dari sana.

Air mata Jeongguk keluar. Menetes sampai bantalnya basah. Bibirnya sedikit terbuka, menahan perih yang menjalar di bagian paling sensitif pada tubuhnya. Sesekali menggigit bibir bawahnya saat permainan jari Taehyung terasa begitu nikmat menghujam lubangnya.

Taehyung menambah jari lagi. Membuat Jeongguk memekik dan menggigit bahu Taehyung saat perih luar biasa menyapanya. Ia terisak saat Taehyung kembali menggerakkan jarinya. Punggungnya membusung. Sedangkan kesadaran Jeongguk rasanya habis sampai hilang tak tersisa.

Taehyung selalu mampu membuatnya mabuk tanpa harus meminum arak. Taehyung selalu paham bagaimana cara membuat Jeongguk merasa dibutuhkan, disayang, dianggap ada. Taehyung selalu tahu titik-titik di mana Jeongguk akan memohon sentuhan lebih intim dari sekadar memasukkan jarinya pada lubang miliknya.

Napas Jeongguk pendek-pendek. Pandangannya sudah memburam. Dirinya kosong saat Taehyung mengeluarkan tiga jarinya dan menatap Jeongguk lapar. Pria itu membuka lapisan pakaiannya dengan gerakan tak sabar.

"Yang Mulia?" Panggil Jeongguk lemah tanpa tenaga. Membuat Taehyung menghentikan gerakannya dan menatap Jeongguk bingung.

"Jangan dimasukkan."

Kening Taehyung mengkerut. "Kepalang tanggung sayang, aku sudah mengeras."

Taehyung melebarkan paha Jeongguk ke lain arah, bersiap memasukkan sebelum Jeongguk mendorong perutnya.

"Saya takut besok akan susah berjalan."

"Demi langit, ini akan sebentar. Aku berjanji akan bergerak dengan hati-hati. "

Jeongguk menjerit. Kepalanya terlempar. Kelopak matanya menutup. Berusaha menahan sakit saat bagian tubuhnya terbelah. Ia menangis terisak dengan Taehyung yang terus berusaha masuk sambil mengelus kepalanya dan merapalkan permintaan maaf berkali-kali. Di beberapa kesempatan ia juga menyanjung betapa elok paras Jeongguk saat tepat berada di bawahnya.

Ini bukan yang pertama. Tapi Taehyung tak pernah terasa kecil.

Tangis Jeongguk mereda. Ia menatap Taehyung di atasnya dengan bola mata memerah. Sedangkan Taehyung membubui seluruh permukaaan Jeongguk dengan ciuman kupu-kupu. Bergerak perlahan saat Jeongguk kembali meringis dan merengek saat gerakan itu jadi lebih cepat namun hati-hati.







My Eden | Tk √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang