Paint [M]

2K 188 53
                                    



Jeongguk melangkahkan kaki takut-takut memasuki kamar. Ia menunduk dalam dengan tangannya yang menggenggam erat tali hanbook yang sedang ia kenakan. Wajahnya total memerah, merambat sampai cuping telinga. Ia bisa mendengar dadanya yang berdentum seperti genderang perang yang ditabuh berkali-kali.

Sedangkan Taehyung, ia duduk bersila di atas lantai. Tengah tersenyum setelah menyiapkan selembar kertas dan juga arang kayu untuk dibuatnya menggambar. Meletakkan alat-alat itu di atas meja kecil milik Jeongguk. Dua manik mereka saling bersirobok, menghantarkan sengatan dari yang lebih muda setelah berdiri tepat dihadapan yang lebih tua.

"Mengapa kau tampak ketakutan?" Bicaranya lembut. Taehyung meraih jemari Jeongguk. Menariknya agar lebih dekat. Ujung-ujungnya terasa dingin dan basah. Taehyung mengusap jari-jari itu satu persatu. Memberikan ketenangan seperti yang biasa ia lakukan jika Jeongguk merasa resah.

"Apa kita hentikan saja? Kau tampak pucat Jeongguk." Tawar Taehyung namun Jeongguk menggeleng.

"Tidak Yang Mulia, lakukan saja." Jawab Jeongguk berusaha meyakinkan diri. Taehyung mengamati mata lebar Jeongguk yang nampak seperti rusa. Melihat bayangannya sendiri dari sana.

"Baiklah, buka bajumu kemudian berbaringlah di sana. Aku sudah menyiapkan segalanya. Kau bisa bergerak jika lelah, aku akan bekerja secepat mungkin." Tutur Taehyung menitah Jeongguk untuk melakukan tugasnya.

Jeongguk menurut. Ia berjalan menuju kasur dengan melepas kain yang membalut tubuhnya, hingga yang dilihat Taehyung sekarang adalah bagaimana tubuh mulus Jeongguk terekspos bebas di hadapannya. Kulit yang bening seperti susu, Taehyung terus memperhatikannya tanpa berkedip. Lidahnya kelu. Ia meneguk ludah saat mendapati ruam keunguan hasil semalam pada area tengkuk, dada kiri, serta paha dalam Jeongguk.

Taehyung menarik napas. Kemudian membuangnya perlahan. Ia berusaha menahan hasrat. Sedangkan kesadaran memaksanya untuk beralih, berusaha tenang dan tetap fokus.

Jeongguk masih berdiri dengan kedua tangan yang menutupi kemaluannya. Bergerak gelisah.

"Yang Mulia, apa yang harus saya lakukan?" Tanya Jeongguk lembut namun membuat jantung Taehyung seketika hampir copot.

"Eoh, kau bisa setengah berbaring di atas kasur. Menghadapku. Kemudian, kau bisa menyanggah kepalamu menggunakan tangan kananmu. Lalu sedikit menyilangkan kakimu."

Jeongguk langsung mempraktikkan apa yang diucap Taehyung.

"Seperti ini?" Taehyung mengangguk puas. Ia melihat Jeongguk yang berbaring tak jauh dihadapannya sudah berposisi seperti yang ia inginkan. Menggoda dan ingin segera digagahi.

Sekali lagi, Taehyung meneguk ludah. Bedanya sekarang ia lebih terkontrol.

"Aku akan memulainya." Jeongguk melempar senyum. Berusaha bersikap lebih santai dan mempercayakan segalanya pada Taehyung.

Lama, Taehyung menggambar Jeongguk menggunakan arang kayu, hingga pada goresan terakhir Taehyung puas dengan hasilnya yang memuaskan. Ia melirik Jeongguk yang sudah tertidur pulas. Taehyung tersenyum teduh, berjalan menghampiri si pujaan hati, tangannya terulur untuk menutupi tubuh polos kekasihnya dengan selimut tebal sampai batas leher.

Taehyung mengucapkan terima kasih berkali-kali kemudian mencium kening Jeongguk lama. Mengusap surainya untuk kemudian membereskan perlengkapannya. Setelahnya bergabung dengan Jeongguk yang tak mengenakan pakaian apapun di balik selimut.

Taehyung merengkuhnya penuh sayang. Mengamati bulu mata Jeongguk yang tumbuh tebal dan panjang. Ia kembali tersenyum dan mengecup lagi kedua mata Jeongguk. Sedangkan hidungnya gerak-gerak. Membuat Taehyung semakin terkikik dan mencium gemas pucuk hidungnya berkali-kali. Hingga membuat Jeongguk terbangun dari tidurnya.

My Eden | Tk √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang