Baskara berpindah candra, hingga siang berganti petang. Tak ada lagi tutur halus dari si pria yang membuat jantung Taehyung bergetar hebat. Sudah berhari-hari mereka tidak bertemu dikarenakan jadwal Taehyung yang padat. Namun dirinya selalu mengusahakan untuk mengirim surat setiap harinya meski tak ada satupun yang Jeongguk balas.
Sang Pangeran jadi uring-uringan karena tak bisa keluar istana dengan bebas. Ia ingin bertemu Jeongguk lekas-lekas. Kerinduan dalam benak rasanya sudah menggebu-gebu ingin segera disalurkan pada orang yang berhak mendapatkan.
Taehyung ingin melihat wajah lucu Jeongguk. Bagaimana hidungnya berkerut samar saat ia tersenyum maupun tertawa karenanya meskipun leluconnya terdengar payah. Sudah lama ia tak melihat pantulan dirinya sendiri pada dua jelaga kembar milik pria-nya. Intinya, sekarang Taehyung tengah merindu, dan seolah Jimin menjadi satu-satunya saksi di mana Sang Pangeran tengah memaki salah satu pelayan istana hanya karena tak becus dalam menuangkan teh ke dalam cawan keramik hingga membuat permukaan meja menjadi basah.
"Mohon ampun Yang Mulia, akan saya ganti dan bersihkan kekacauan ini dengan segera." Ucap salah satu pelayan takut-takut. Tubuhnya sudah bersujud di depan Taehyung yang duduk menegang di atas kursi.
"Bawa semua, aku sudah tidak berminat untuk makan."
"Yang Mulia!" Seluruh pelayan yang berjumlah lima orang itu langsung bersujud di depan kaki Taehyung bebarengan. Jimin yang berdiri di samping Taehyung seketika melotot. Ia menatap tak percaya. Tidak biasanya Taehyung bersikap demikian hanya karena masalah yang terkesan remeh. Beberapa hari belakangan memang Taehyung jadi sering mengomel dan jadi lebih perasa.
Taehyung menghela napas berat, entah mengapa semuanya terlihat mengesalkan saat ini. "Kubilang singkirkan makanannya,"
Beberapa pelayan langsung merapikan meja Taehyung, membawa beberapa nampan yang berisi lauk pauk serta makanan kesukaan Pangeran untuk di bawa keluar. Kemudian menutup pintu kamar dengan sopan.
Taehyung mendengus keras, "Bagaimana tidak ada satupun balasan surat untukku? Kau benar-benar sudah memberikannya?!" Sungut Taehyung pada Jimin. Matanya sudah mendelik tajam menatap pengawalnya yang menunduk dalam.
"Jeongguk tidak pernah keluar rumah, Yang Mulia. Saya hanya memberikan surat pada ibunya."
Taehyung membanting punggungnya pada sandaran kursi. "Yang benar saja. Kau memberikan surat cintaku pada ibunya?"
Jimin mengangguk seperti tak ada yang salah atas tindakannya.
"Kau keliling lapangan lima puluh kali untuk membayar kecerobohanmu itu. Sekarang." Dan yang bisa Jimin lakukan hanya menuruti perintah kemudian bergegas untuk memutari lapangan sesuai hukuman yang ia peroleh.
"Aishhh! Aku merindukannya seperti orang gila." Tutur Taehyung dengan tungkai yang menendang kaki meja.
👑
Sedangkan di sisi lain, Jeongguk mengamati bunga lavender di dalam vas meja yang sudah mengering. Kepalanya di tempelkan pada permukaan meja dengan posisi menyamping. Rautnya tampak begitu murung. Ibunya tak mau berbicara dengannya sejak insiden terakhir. Berhari-hari sudah ia dikurung seharian di dalam kamar agar tidak pergi keluar sembarangan, meskipun hanya sekadar membantu ibu di kios. Bahkan ibunya sampai harus menyuruh Soobin untuk menggantikan tugasnya mengambil air bersih di sungai dan memetik bunga lavender seperti rutinitas yang selalu dia lalukan.
Tentu saja Jeongguk jenuh seharian berada di kamar. Tidak ada aktivitas yang dilakukan selain merapikan kamar dan menjahit pakaian milik Taehyung yang sebentar lagi rampung.
Saat malam menyapa seperti saat ini, ia selalu menghabiskan waktunya dengan melamun kemudian menangis karena mengingat Taehyung. Jeongguk bahkan tidak pernah menutup jendela kamarnya, kendati berharap Taehyung akan datang menemuinya. Di bawah bantal tidurnya, Jeongguk juga meletakkan secarik kertas gambar wajahnya yang pernah diberikan Taehyung. Ia memeluknya sampai tertidur karena lelah menangis. Sambil meratapi nasib, kapan ibunya berhenti menghukumnya seperti ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/231447223-288-k605884.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Eden | Tk √
Fanfiction[Taekook Alternative Universe] 14 Masehi Ini berkisah tentang dua anak pribumi beda kasta yang saling mendamba. Tak peduli seberapa mereka sama-sama cinta, semesta akan tetap menjadi saksinya.