38

3.3K 288 78
                                    

Wajah Elena wara wiri di berbagai berita dan majalah seputar bisnis, itu terkait tentang pemindahan kepemilikan semua aset milik Wilson yang kini menjadi milik Keluarga Wicaksana. Elena menjelaskan jika Tiyo sedang berhalangan hadir.

Yang dunia luar ketahui adalah, Keluarga Wicaksana membeli semua aset itu setelah Wilson meninggal dunia. Tapi yang dunia hitam ketahui ialah, Wilson berhasil dikalahkan Tiyo, dia mati dan segala kekayaannya dilimpahkan pada Tiyo.

Dua minggu Embun memulihkan dirinya di rumah sakit Militer, sedang Tiyo berusaha dekat dengan anak anaknya meski tidak ada yang berbeda. Dia tetap menempel pada Embun, bahkan menjadi makin posesif setelah Embun melahirkan.

Hari ini Embun di perbolehkan pulang, beberapa penjaga mengawal Embun yang menggendong si sulung Rei, dan si bungsu Ray tenang dalam gendongan satu tangan ayahnya. Beberapa wartawan mulai mengerubungi dan para penjaga otomatis menjadi pembatas. Menggabungkan dua induk perusahaan bukanlah hal yang mudah, mereka jelas ingin mewawancara seseorang yang dengan sangat berani membeli aset bernilai fantastis itu. Bisa dibilang hari ini, Tiyo menjadi salah satu jajaran orang terkaya di kota.

Embun kaget, tapi sebuah Alphard tiba. Pintunya dibuka dan kerumunan penjaga yang membatasi mereka dengan para wartawan menggiring pasangan itu mendekati mobil. Embun masuk lebih dulu, dan Tiyo memutuskan berbalik untuk memberikan sedikit kata kata.

"Akan ada keterangan resmi untuk kalian melalui pengacara pribadi keluarga Wicaksana. Terima kasih." Kata Tiyo singkat lalu masuk ke dalam mobil dan pergi.

Sampai di rumah mereka.

Rasanya seperti sudah sangat lama mereka tidak pulang. Sekilas tidak ada perubahan pada rumah dua lantai dengan tembok abu abu berkesan minimalis modern ini. Tapi saat Embun membuka pintu tiba tiba, "KEJUTAN!" sosok ayahnya muncul mengagetkan dari balik pintu. Wajah ayah terlihat senang sekali, apalagi melihat Rei yang digendong Embun lalu melihat Ray yang ada di tangan Tiyo.

Ada ayahnya, ayah ibu Diana, bahkan hampir seluruh keluarganya datang seperti saat Tiyo dan Embun menikah dulu… juga ada Bu Hilda, Lexi, ada Laras dan tentu saja Elena. Semua ada di ruang tamu yang sudah dihias oleh banyak balon balon berwarna biru.

Lama mereka bercengkrama. Karena Tiyo sudah menyiapkan hotel khusus bagi keluarga Embun yang jauh jauh datang. Tinggalah Tiyo dan Embun berempat bersama bayi mereka saat semua tamu pergi.

Keduanya naik ke atas, Embun bahkan dengan percaya diri hendak masuk ke dalam kamar mereka, sampai Tiyo menggelayut kan tangannya yang kosong di pinggang istrinya. Tadinya di sudut ruangan itu hanya tembok, tapi sekarang ada pintu yang sengaja tidak ditutup.

Tiyo merangkul istrinya, "Kamar mereka di sini."

Tiyo ternyata serius dengan ucapannya. Dia benar benar membeli rumah sebelah dan merenovasinya agar terhubung dengan rumahnya saat ini. Sebuah kamar sudah dihias dengan hiasan berwarna biru dengan dua box bayi.

"Mas mereka masih bayi, aku perlu menyusui mereka. Mereka butuh kita." Embun memandang suaminya. 

"Ya susui saja mereka, aku tidak mungkin melarang. Asal kamu tau batasanmu, asal kamu tidak lupa bukan hanya mereka yang butuh perhatianmu tapi juga aku, bahkan dirimu sendiri." Kata Tiyo sambil membaringkan Rei di dalam boxnya.

"Mas…" Embun menatap suaminya dengan kening berkerut. Tiyo mengambil Ray dari tangan Embun, dan membaringkan si sulung di dalam boxnya. Dia lalu mendekati Embun, menggendongnya di lengan. Membiarkan dua bayi itu tidur di kamar mereka sendiri sementara Tiyo membawa Embun kembali ke kamar mereka.

Sepertinya Tiyo sudah menyiapkan segalanya. Ipad yang menyala dan memperlihatkan kondisi kamar bayi. Dan ipad itu diletakkan di samping meja tempat biasa Embun tidur. Embun melihatnya, dan memperhatikan dengan teliti dua bayinya yang masih lelap di dalam boxnya masing masing.

Mysterious HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang