Dua minggu lebih, toko mainan ini hampir selesai. Tinggal sedikit lagi. Tiyo membuat rak rak kayu dan sudah mengisi rak rak itu dengan beragam jenis mainan. Dindingnya sudah dipenuhi gambar dinosaurus, kartun kartun terkenal dengan beragam warna warna ceria. Ada sofa kecil di tengah ruangan, di mejanya disusun buku buku cerita anak anak. Tiyo duduk di sofa mungil itu, memandangi tokonya dengan puas… Embun pasti bangga. Besok dia akan memberitahukan pada Embun, memberinya kejutan.
Sudah jam satu pagi, tanpa terasa waktu berlalu. Padahal Embun yang memintanya untuk cepat pulang… Tiyo tentu saja juga merindukan istrinya. Lampu dimatikan membuat seisi ruangan gelap. Tiyo keluar dari toko. Jalanan sudah sepi, bahkan tidak ada satupun kendaraan yang lalu lalang.
Tiyo mulai merasa ada orang lain tidak jauh darinya saat dia mengunci pintu toko dari luar. Krekk. Tiyo menarik kuncinya keluar dari lubang pintu. Ia langsung melesat penghindar saat sebuah balok kayu di pukulkan padanya. Seorang dengan tubuh kuat mengenakan penutup wajah yang hanya memperlihatkan mata liarnya.
Keduanya berkelahi. Balok itu menghantam sisi wajah kiri Tiyo. Aliran darah hangat keluar dari pipinya yang sobek. Ternyata orang itu tidak sendirian, pohon pohon yang berdiri di seberang jalan sudah dibuat tempat bersembunyi beberapa orang berpakaian sama.
Tiyo menggulung kedua lengan kemejanya. Dia mulai menghadapi delapan orang itu sendirian. Tenaga mereka cukup kuat. Tiyo kewalahan menepis, bahkan tinjunya pada satu dua musuhnya dibalas lagi oleh enam orang lainnya. Salah satu dari mereka menginjak betis Tiyo kuat hingga bunyi gemeretak, tiba tiba Tiyo lunglai dan terlutut bertumpu pada satu lututnya. Yang lainnya menghajar wajahnya secara beruntun, sisanya melayangkan sikunya kuat pada punggung Tiyo hingga akhirnya Tiyo tertelungkup.
Mereka menarik rambut Tiyo, menyeret tubuh itu menuju mobil dan mengangkat tubuh itu lalu membuangnya ke dalam mobil.
Tiyo setengah sadar. Dia ambil ponselnya, banyak panggilan tak terjawab juga pesan dari istrinya. Di dalam box kedap udara tidak ada cahaya kecuali cahaya dari ponsel Tiyo. Dia menghubungi istrinya, tuuuut… tuuutt…
"Mas kamu di mana? Ini udah jam dua pagi?" Suara mengomel Embun masih bisa membuat wajah babak belur Tiyo tersenyum.
"Aku pergi sebentar. Jangan cari aku. Berjanjilah jangan temui Billy ataupun Arka. Aku pasti kembali." Kata Tiyo dengan nada tercekat karena dia menahan sakit.
"Mas….kamu kenapa? Ada apa?" Embun bisa merasakan keanehan dan sesuatu terjadi pada suaminya.
"Mantan kekasihmu itu. Kamu hanya boleh pergi jika ditemani dia. Aku mengizinkannya. Aku tidak akan cemburu… berjanjilah padaku."
"Mas jawab aku, ada apa? Kamu di mana biar aku datang membantumu…" suara Embun sudah menangis di ujung sana.
"BERJANJILAH!" sambar Tiyo setengah berteriak.
"Iya… tapi aku…"
Tiyo keburu memutus telepon itu lebih dulu. Tiyo sengaja menghapus semua data di ponselnya, lalu menelan sim cardnya. Dia tidak tau apa yang akan terjadi pada dirinya sendiri, jadi memutus semua informasi soal Embun adalah hal yang bisa dia lakukan sekarang.
Di ruang tamu, Embun coba menghubungi Tiyo namun nomor suaminya sudah tidak bisa dihubungi. Dia menutup mulutnya, menahan suara tangisannya. Embun takut terjadi apa apa dengan Tiyo.
Pintu terbuka, dua orang menarik kaki Tiyo. Saat keluar dari mobil Tiyo masih berusaha melawan. Dia bisa membunuh tiga penjaga. Tapi toh bangunan tidak terpakai di sisi tidak jauh dari bendungan itu memang markas mereka. Tiga penjaga terbunuh, datang belasan yang lainnya. Saat Tiyo coba melawan, sebuah belati menghujam pinggangnya dari belakang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mysterious Husband
RomanceAura berbahaya terpancar kuat, berada dekat dengannya jadi agak menakutkan meski pria ini suaminya. Saat memutuskan menikah, Embun sama sekali tidak mengetahui asal usul suaminya yang ternyata adalah seorang pembunuh bayaran. "Dari matamu tadi aku b...