Pintu terbuka, Tiyo pulang dengan wajah nampak lelah. Saat menutup pintu dari dalam barulah dia melihat siapa tamunya. Wajah lelah Tiyo langsung sirnah, dia bahkan otomatis bersikap waspada saat melihat Arka duduk di ruang tamu dan memberikan senyum pada Tiyo.
Embun keluar dari kamar, dan melihat kepulangan Tiyo. Mata itu bertemu dan mendadak wajah Embun merona merah. Ingat kejadian semalam. Embun bahkan salah tingkah, dia membenarkan rambutnya, menarik baju piamanya, dan tiba-tiba berjalan ke dapur untuk mengambilkan suaminya minum.
Tiyo duduk di seberang sofa, melepas sepatunya. Keadaan di ruang tamu itu cukup canggung, aura dingin dari dua bersaudara itu sangat terasa. Tanpa permisi Arka langsung mengarahkan sepatu lancipnya pada wajah Tiyo, dan Tiyo sontak menghindar, dia pegang kaki Arka dan mendorongnya hingga Arka terdorong ke sofa. Mereka tak perlu bicara, Arka jelas marah karena Tiyo tau Elena menyukainya dan laki laki tua ini tidak membalas perasaan adiknya.
Keduanya kembali duduk dengan rapi saat Embun kembali ke ruang tamu dengan dua gelas minuman dingin. "Mas, Arka ini senior aku di kampus. Kita berteman cukup dekat karena Arka sering membantuku mengerjakan tugas." Kata Embun.
Embun tidak tau jika kedua tangan lelaki itu menegang menahan marah, dengan polosnya Embun malah duduk di antara mereka. Embun yang tidak tahu hubungan pelik antara Arka dan Tiyo meski nama belakang mereka sama sama Wicaksana.
"Bisa tolong siapkan air hangat untuk aku mandi?" Pinta Tiyo. Embun mengangguk, lalu masuk ke dalam kamar mereka. Suara air terdengar dari dalam. Saat itulah Tiyo balik melawan, dan Arka tak lagi sungkan. Mereka berkelahi tanpa menyentuh barang dan menimbulkan suara.
Arka mendorong Tiyo ke tembok, mengunci lehernya dengan lengan kekarnya. Kilatan tatapan kejam Tiyo bisa dilihat Arka, apa Arka lupa jika keluarganya lah yang membuat Tiyo menjadi mesin pembunuh. Dengan mudah Tiyo memutar tangan Arka yang mengunci lehernya hingga berbalik, tangan Arka'lah yang dipelintir Tiyo. Arka mengerang, dan Tiyo melepaskannya.
Embun kembali keluar dari kamar, saat tiba tiba Arka terlihat seperti memegang tangannya yang sakit sambil melihat foto keluarga Embun di dinding, dan Tiyo pura pura meletakkan sepatu di raknya yang ada di balik pintu.
"Mas, bathupnya sudah siap." Kata Embun.
"Bisa buatkan aku makanan? Sehabis mandi aku juga ingin makan, sebelum menikmati makanan penutupku..." kata Tiyo dengan makna ganda. Wajah Embun langsung merah lalu berjalan ke dapur.
Arka mengambil belati kecil dari lengannya dan melempar ke arah Tiyo. Belati itu melewati samping telinga Tiyo, menggoresnya sedikit dan berakhir menancap di tembok. Mungkin dalam hal bela diri, Tiyo menang... tapi soal kecepatan tangan dan membidik, Arka jauh lebih unggul.
Arka mendekati Tiyo, "Ingat kau masih memiliki hutang yang harus kau bayar."
"Aku akan membayarnya dengan diriku. Dan Embun sama sekali tidak terlibat!" Sambar Tiyo.
"Sayang sekali, kau tidak mengatakan itu di awal. Jadi, bukankah itu tidak masuk dalam hitungan?" Arka terkekeh sebelum keluar dari pintu dia cabut belati kecil kesayangannya lalu pergi.
Sepeninggal Arka, Tiyo hanya memandangi pintu terbuka dengan pikiran yang rumit. Kata kata Arka adalah ancaman. Dan dia adalah teman kampus Embun. Meminta Embun menjauhinya secara tidak langsung akan menimbulkan kecurigaan pada Embun. Belum lagi reaksi Arka jika perlahan Embun menjauh... Tiyo tidak bisa gegabah. Dia sedang melawan seseorang yang memiliki jangkauan besar di kota.
Sekali Arka mengangkat ponsel dan menghubungi polisi agar membuka kembali kasus kasus pembunuhan melibatkan Tiyo... Tiyo menggeleng, dia akan coba bernegosiasi dengan Arka. Memang akan terdengar jahat, tapi Arka sangat menyayangi Elena, dan Elena sangat perduli pada Tiyo. Mereka sebanding, keduanya sama sama menggenggam kelemahan masing masing.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mysterious Husband
RomanceAura berbahaya terpancar kuat, berada dekat dengannya jadi agak menakutkan meski pria ini suaminya. Saat memutuskan menikah, Embun sama sekali tidak mengetahui asal usul suaminya yang ternyata adalah seorang pembunuh bayaran. "Dari matamu tadi aku b...