18

3.4K 245 53
                                        


Embun bangun keesokan hari, masih subuh. Tiyo bahkan masih terpejam. Ada bercak kaki yang masih basah... Tiyo memang berendam cukup lama di dalam kolam renang, dan itu hampir tiap malam setelah Embun tertidur. Embun tidak tau dan menganggap itu mungkin kebiasaan Tiyo dulu. Walau sebenarnya itu cara Tiyo agar darah panas yang bergejolak setiap malamnya bisa kembali dingin.

Perutnya sudah tidak sakit, jadi Embun menuruni tangga dan menuju ruang perpustakaan. Ada pintu kecil yang tersambung dengan garasi. Dua mobil mewah, dan beberapa motor edisi terbatas. Tapi yang menarik perhatian Embun hanya motor bercat hijau itu. Embun membayangkan Tiyo menaikinya waktu itu... suaminya nampak tampan dan Embun tidak bisa melupakan bagaimana gagahnya suaminya. Embun ingin mengendarai motor ini. Dia bisa, bukankah semua jenis motor itu sama cara penggunaannya. Jadi Embun menaiki motor itu, senyumnya merekah lebar. Sewaktu SMA dulu dia pernah diam diam mengikuti balap motor liar. Pacar pertamanya dulu, bernama Lexi yang mengenalkannya pada dunia trek-trekkan motor. Sampai ketahuan oleh Diana dan sepupunya itu selalu menjadi cctv yang membuat orang tuanya tau dan akhirnya bereaksi berlebihan. Embun putus dengan Lexi karena Diana, bahkan menjadi istri Tiyo juga karena Diana.

Embun akan berjalan jalan mengelilingi komplek dengan motor besar ini. Itu akan menyenangkan... Embun sangat ingin melakukannya.

Dia buka pintu garasi dan mendorong motor ini keluar. Perutnya jadi agak nyeri tapi dia sudah tidak peduli, dia ingin dan harus berkeliling komplek dengan motor ini.

"Nyonya, anda..."

"Buka pintu pagarnya." Pinta Embun sambil bersedekap. Dia tau satpamnya ini sangat takut pada Tiyo. Satpam itu menunduk, tapi bukan karena takut pada Embun, tapi karena Tiyo sedang berjalan di belakang istrinya lalu menggendongnya di lengan. "Lepas!" Pinta Embun, tapi Tiyo hanya berbalik hendak membawa Embun kembali ke kamar.

"Aku ingin naik motor! Aku nyidam Tiyo!" Sergah Embun. Tiyo menurunkan istrinya masih di dalam garasi. "Nyidam? Nyidam naik motor? Kamu sadar gak semalam itu wajah kamu pucatnya kayak apa? Kamu sadar perut kamu sakit sampai kamu gak bisa berdiri? Sampai aku gendong kamu keluar dari kamar mandi? Kamu...

Embun malas berdebat, dia sangat ingin naik motor. Jadi dia berjinjit, menangkup rahang tegas suaminya dan mengecup bibir Tiyo. Tapi alarm lain yang semula sengaja dimatikan tiba-tiba menyala, Tiyo membalas ciuman itu, mendorong Embun sampai terpojok karena punggungnya sudah menempel di dinding. Kedua tangan Tiyo sudah mencengkram kerah piama tidur Embun yang berwarna maroon. Garasi itu kedap udara, tidak terjangkau hawa dingin AC, dada Tiyo sudah dialiri keringat. Embun tidak tau jika Tiyo bahkan bisa kehilangan kendali di manapun, dan dia ingat larangan dokter. Sebelum tangan Tiyo merobek piamanya, dia menutup mata Tiyo dengan tangannya, menyudahi tatapan liar itu. Ciuman mereka berhenti karena Embun menarik dirinya. Satu tangan Embun mengambil jemari Tiyo yang masih mencengkram kerah piamanya dan dia letakkan di perutnya.

Tidak perlu mengatakan apapun, tapi tindakan Embun berhasil membuat Tiyo terkendali, meski susah payah. Tiyo menurunkan tangan Embun dari matanya. "Aku cemburu padanya, dia bisa menyatu denganmu bahkan sebelum dia lahir ke dunia." Bisik Tiyo.

Pintu gerbang dibuka, Embun benar-benar mengendarai motor hijau itu, sedang Tiyo duduk di belakangnya. Embun hampir menyapa semua orang yang berjalan di komplek itu sambil melambaikan satu tangannya. Sedang Tiyo sudah panik tapi tidak bisa bereaksi berlebihan. Dia hanya berpikir setelah Embun selesai dengan nyidamnya, dia akan menyiram motor ini dengan bensin dan membakarnya.

Sampai di ujung komplek, Tiyo memajukkan duduknya dan mengambil alih setir. Embun jadi seperti anak kecil yang duduk di tangki bensin karena lengan kekar Tiyo. "Sudah cukup." Kata Tiyo dingin. Embun tidak menolak, toh dia sudah cukup senang bisa mengendarai motor besar lagi. Dia mengecup dagu Tiyo, "Apa laki-laki juga bisa nyidam?" Tanya Tiyo sambil memutar arah motornya kembali ke rumah.

Mysterious HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang