07

5.9K 326 5
                                        

Keesokan paginya.

Embun membuka mata dan sadar jika sedang terbaring di dada Tiyo. Sontak dia langsung duduk dengan tegang dibalut wajah yang merah merona. Tiyo masih tidur. Lelap dengan bibir agak pucat. Sampai Embun tidak sengaja menemukan bercak noda darah di spreinya yang berwarna pastel. Darah?

Apa yang terjadi semalam?

Embun masih berpakaian, tidak ada yang salah dengan raganya. Dia segera menoleh pada Tiyo yang masih terlelap. Diam diam Embun membuka kemeja itu, dan terkejut. Bukan hanya darah yang merembes keluar dari kain kasa tapi juga bekas-bekas luka yang hanya bisa dilihat dari dekat di sekujur tubuhnya.

Bekas jahitan, sayatan, Embun menyentuhnya dengan ujung telunjuk luka luka yang bertebaran di dada juga di perut sixpack Tiyo sambil berfikir. Tiyo hanya seorang sales kartu kredit saat ini, tapi Embun tidak tahu pekerjaan Tiyo sebelumnya... Masa lalunya... Bagaimana pun Tiyo sudah berusia 33 tahun, entah apa yang pernah dikerjakannya selama ini...

"Apa kamu kagum dengan tubuhku?" Suara Tiyo yang ternyata sudah bangun tiba tiba membuat Embun menarik jauh jarinya yang semula masih menyentuh badan Tiyo.

"Kamu berdarah. Kamu terluka lagi." Kata Embun masih ingat jika belum lama Tiyo terluka seperti luka caecar di perutnya.

"Aku mengalami sedikit kecelakaan," jawab Tiyo lalu duduk. Suami istri itu duduk berhadapan di atas ranjang. Sejujurnya dipandang seperti ini dari dekat, Embun merasakan malu. Jadi dia menunduk sambil memelintiri sprei. Sedang Tiyo malah tersenyum, istrinya ini sangat manis Tiyo menggenggam tangan Embun, "Dari matamu tadi aku bisa melihat jika banyak pertanyaan di kepalamu tentang aku. Tentang semua bekas luka ini."

"Apa kamu gangster? Pengedar narkoba? Tukang pukul? Satpam? Polisi intelegent? Mata-mata?"

"Aku hanya suamimu Embun, suami yang belum bisa menjadi suami seutuhnya setelah pernikahan kita yang hampir satu bulan ini." Kata Tiyo.

Embun memandang Tiyo. Dia juga memikirkan hal yang sama sejak hari mereka resmi menjadi suami istri. Toh hari itu akan datang juga, tapi Embun adalah gadis pemimpi yang ingin melakukannya di saat dia sudah memiliki perasaan pada pasangannya. Embun mendekatkan wajahnya pada lengan Tiyo dan mengecup lengan itu lalu memandang Tiyo, "Obat dariku, semoga kamu bisa lebih bersabar mas."

Tiyo tersenyum lebar mendengar kata kata yang istrinya ucapkan sambil bergumam dalam hati, 'Semoga kamu juga bisa bersabar dan menerima siapa aku sebenarnya,'

...

Malam itu hujan, dan Elena terjebak di sebuah halte. Semalaman tidak pulang, Arka jelas cemas. Dia menyuruh semua pengawalnya mencari adiknya sampai ketemu. Termasuk Adam, diam-diam Adam ikut geram karena mencari Tiyo, Elena sampai seperti ini.

Semua pengawal pergi, tersisa Adam dan Arka di ruangan itu. Arka coba menghubungi Tiyo tapi ponsel kakak angkatnya itu tidak bisa dihubungi.

"Elena pergi karena Tiyo. Dia ingin langsung menanyakan pada Tiyo apa benar Tiyo sudah menikah atau belum." Arka buka suara.

Arka memasukan kembali ponsel ke saku jasnya, lalu berjalan mendekati Adam. "Lalu apa kebenarannya?" Tanya Arka.

"Tiyo memang sudah menikah dengan seseorang. Jadi Elena tetap akan hancur meski dia menanyakan soal itu langsung pada Tiyo."

"Bawa dia ke sini." Suruh Arka dengan nada dingin saat ponselnya bergetar dan dia berjalan keluar sambil menjawab telepon itu.

Seorang pengawal menemukan keberadaan Elena, dengan kecepatan tinggi Arka menyetir sendiri Rolls Royce edisi terbatasnya. Tanpa memperdulikan dirinya Arka keluar dari mobil dan berlari ke arah halte. Melihat seseorang berlari mendekatinya dan Elena menyadari orang itu adalah kakaknya dia langsung bangun dari duduknya.

Mysterious HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang