Tiyo tidak tau di mana keberadaan Billy, dan setelah apa yang Arka juga Elena lakukan, rasanya perasaan hutang budi juga bisa berganti menjadi permusuhan. Tiyo akan mencari Billy sendirian tanpa bantuan Arka.
Bisnis Billy berjamuran di pusat kota. Meski belum tentu bisa bertemu dengannya, menghancurkan tempat itu akan membuat Billy sendiri yang akan menemuinya.
Tiyo menghentikan mobilnya di pelataran halaman sebuah pabrik tekstil. Satpam yang berjaga di pos langsung menghampiri Tiyo seakan mengenali wajah berbahaya yang dilarang menginjakkan kaki di tempat ini. Dua satpam, yang satu jatuh saat Tiyo melayangkan kepalan tangannya tepat di kerongkongannya. Satu lagi Tiyo cengkram lehernya dan membanting badan itu tepat pada batu. Tiyo masuk tanpa ada yang menghalangi. Dia bunyikan alarm kebakaran yang membuat semua pekerja keluar beramai-ramai. Entah di dalam pabrik itu sudah kosong atau tidak, Tiyo tidak peduli. Dia masuk ke dalam, berdiri di antara mesin mesin yang bekerja, kemudian menyalakan pematik api yang diambilnya dari pakaian satpam tadi. Dia lempar ke kain kain yang sedang digulung mesin itu.
Api mulai menyala kecil, dari satu kain ke kain yang berjalan di antara mesin itu. Tiyo meninggalkan pabrik, sementara beberapa orang Billy datang hendak mematikan api namun Tiyo menghalanginya masuk, dengan meninjunya. Bahkan ada yang dia cekik sampai tangan tidak berkuku itu menekan hampir menembus kulit leher korbannya.
Embun dan Diana menyusul dengan taksi. Embun keluar dan buru-buru masuk, berjalan di antara kerumunan dan dia melihat suaminya sedang mencekik seseorang. Embun berlari, memegang perutnya. Dia memegang lengan Tiyo, dan menariknya agar melepaskan cekikan pada tubuh tak bergerak itu. Tiyo melepaskannya, tapi dia berbalik untuk melayangkan kepalannya pada orang yang coba mengusiknya.
Tiyo tidak melihat itu Embun, tinju itu dengan cepat dan tepat mengenai pipi Embun hingga Embun terhuyung jatuh dan tidak bergerak. Dua detik setelah itu baru dia menyadari jika itu istrinya.
Tiyo dan Diana menghampiri Embun bersamaan. Tiyo langsung mengangkat raga Embun, dia berlari dengan Embun di lengannya. Dia dudukkan di mobil dan membawanya pergi ke rumah sakit. Diana duduk di belakang mobil, lagi lagi bahkan tidak bisa barang menyentuh sepupunya.
Tiyo mengeluarkan Embun dari mobil, membawanya ke unit gawat darurat. Rumah sakit kecil itu sedang penuh, semua dokter mengurus pasien yang kebetulan membludak karena korban kecelakaan bus. Tiyo menghampiri satu persatu dokter, memintanya agar memeriksa Embun lebih dulu. Tapi dokter itu hanya berkata nanti nanti dan nanti. Tiyo kembali ke ranjang Embun yang masih belum sadar. Dari hidungnya keluar darah. Tiyo resah, dia kembali menghampiri dokter dan masih mendapat jawaban yang sama.
Kenapa? Kenapa kadang orang tidak bisa mengerti dirinya tanpa dia harus memperlihatkan kekerasan? Sudut mata Tiyo basah, mengalir bersama keringat di pelipisnya. Dia mengepal jemarinya, lalu menarik salah satu dokter. "Periksa istriku atau aku akan mematahkan lehermu detik ini juga!" Ancamnya.
Dokter muda itu takut, kemudian memeriksa Embun lalu dengan cepat dia memanggil suster dan menginstruksikan tindakan untuk Embun.
"Bagaimana dia?" Tanya Tiyo.
"Hanya pingsan. Dia akan dipindahkan ke ruang rawat untuk pemeriksaan intensive." Kata dokter itu lalu pergi.
Dua suster segera memindahkan Embun ke ruang rawat. Mereka memasang infus dan keberadaan Tiyo di belakang mereka membuat dua suster itu gemetar karena aura berbahaya Tiyo sangat terasa di sana. Terlebih tatapannya. Kedua suster itu buru-buru pergi saat tugasnya selesai.
Tiyo berdiri di samping ranjang, mengusap pipi Embun yang memar. Dia menunduk, menyesal… dia tak bisa menguasai dirinya… dan lagi lagi melukai Embun. Tiyo pada akhirnya terlutut, meletakkan keningnya di lengan Embun… membiarkan air matanya mengalir turun. Dia sungguh menyesal…
KAMU SEDANG MEMBACA
Mysterious Husband
RomanceAura berbahaya terpancar kuat, berada dekat dengannya jadi agak menakutkan meski pria ini suaminya. Saat memutuskan menikah, Embun sama sekali tidak mengetahui asal usul suaminya yang ternyata adalah seorang pembunuh bayaran. "Dari matamu tadi aku b...