28

2.2K 248 58
                                    

Setelah dia tau ada benih yang kini mendiami rahimnya, Embun bisa menahan sedihnya. Dia menghubungi Lexi dan kali ini meminta mantan kekasihnya itu mengantarkannya ke kediaman Billy, untuk mencari Tiyo.

Diana ada di sana. Embun sudah lama menahan emosinya pada sepupunya itu. Dan hilangnya Tiyo, juga hormon kehamilannya semakin menyulut emosinya. Embun tidak boleh menyerah, dia harus mencari suaminya. Dia harus menemukan Tiyo dalam keadaan baik baik saja. Dan soal kehamilannya, Tiyo akan jadi orang pertama yang tahu.

"Embun, kamu tau kan pekerjaanku sekarang... aku bisa membantumu membuat laporan pencarian suamimu jika kamu mau." Kata Lexi sambil menyetir.

"Lex, kamu mengantarku saja itu sudah lebih dari cukup. Aku punya masalah yang tidak bisa aku ceritakan, jadi tolong... biarkan aku mencari suamiku dengan caraku sendiri." Kata Embun menutup mulut dan hidungnya dengan sapu tangan.

Raut wajah ayunya memang agak pucat, Embun mengalami morning sickness tadi pagi sampai menguras semua tenaganya. Kehamilannya ini berbeda dari yang pertama, Embun merasa dua kali lipat lebih lemah dan kepayahan dari yang pertama. Bahkan dia sangat sensitif terhadap bau. Seperti bau parfum mobil Lexi yang pelan pelan sudah membuat perutnya bergejolak.

Lexi sesekali menoleh pada Embun, mantan kekasihnya ini berada dalam lingkup orang-orang berbahaya... saat Lexi mengantar Embun mendatangi rumah Arka... wajah wajah familier yang dicari bahkan menjadi buronan polisi sejak lama dan terdengar kabur ke luar negeri terlihat kemunculannya di rumah Arka. Bagi orang orang biasa, mungkin itu hanya sebuah pemakaman, tapi bagi yang hidup dalam dunia lubang hitam dan pihak berwajib yang ikut bergabung karena sogokkan uang tentu mengenal jelas wajah wajah itu.

Dan Lexi ditugaskan untuk menggerogoti kejahatan itu karena dia tidak tersentuh oleh uang.

Kedatangan Embun seperti sudah ditunggu, karena pintu gerbang otomatis terbuka. Tidak ada penjaga tapi cctv itu bergerak seperti kepala yang melihat gerak gerik Embun dan Lexi. Pintu utama rumah berdinding putih itu terbuka, Diana muncul dengan wajah ramah dan cukup kaget melihat Embun bersama dengan Lexi.

"LEXI?!" Diana terperanjat. Lexi hanya tersenyum tipis melihat sepupu Embun. Penyebab putusnya mereka adalah mulut sok tau Diana.

"Di, mana Billy?" Tanya Embun.

"Aku baiknya menunggu di sini, supaya kalian bisa bebas bicara." Kata Lexi. Embun mengangguk, saat Diana menggandeng Embun masuk. "Billy ada di ruang kerjanya." Kata Diana seperti dia sudah mengenal rumah besar ini dan tidak lagi sungkan.

Diana mengira, Embun datang untuk bertemu dengannya, dan meminta menemui Billy adalah bagian dari sekedar menyapa. Tapi saat Diana membuka pintu ruangan kerja Billy, Embun berkata, "Tinggalkan kami berdua."

"Ada apa? Gue perlu tau dong apa yang kalian omongin?"

"Ini pesan dari ayah." Kata Embun lalu masuk ke dalam ruang kerja Billy dan menutup pintunya dari dalam. Billy yang melihat kedatangan Embun, berdiri dari kursi mewahnya.

"Aku ikut berduka cita." Kata Billy saat pintu tertutup.

Embun menoleh, sorot matanya serius. Dia mengeluarkan semua keberaniannya, berusaha sekuat tenaga memendam semua kengeriannya pada laki laki bejat ini. Demi Tiyo. Demi janin ini.

"Aku sudah dengar kabar kematian Adam yang mengenaskan. Dan mayat Tiyo yang belum ditemukan..." Billy berjalan menghampiri Embun.

"Katakan di mana suamiku." Pinta Embun serius. Billy terkekeh sambil mengusap dagunya yang dipenuhi jenggot tipis.

"Aku? Menyembunyikan Tiyo? Aku ini calon sepupu iparmu Embun..."

Billy berhenti tepat di hadapan Embun, mereka hanya berjarak satu meter.

Mysterious HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang