21

2.3K 212 33
                                    

Pintu ruangan terbuka, dokter dan suster datang membawa berkas yang harus ditanda-tangani Tiyo. Saat itu barulah Tiyo melepas pelukannya, dia berjalan mendekati dokter dan suster itu. Bahkan Embun melihat Tiyo menandatanganinya.

Diana dan Bibi Hilda tiba di rumah sakit dan melihat Tiyo sedang bicara pada dokter. Diana mempercepat langkahnya, "Embun kenapa?!" Tanyanya.

"Dia harus dioperasi." Jawab Tiyo. Diana langsung masuk ke dalam mendekati Embun, Tapi saat melihat kedatangan sepupunya Embun langsung mengambil tangan Diana, menggenggamnya erat, "Gue gak mau dioperasi… gue mau anak ini hidup Di..."

Diana mengusap kening Embun, melihat sepupunya berwajah pucat dengan rambut basah karena keringat, juga luka dengan darah kering yang ada di sudut bibirnya…

'Ya Tuhan ada apa denganmu Embun… apa yang sudah terjadi… bagaimana kamu bisa mendapatkan semua luka luka ini, semakin sering setelah kamu bersama Tiyo…' gumam Diana dalam hati.

Diana duduk, membalas genggaman erat tangan Embun. Dia tatap mata sepupunya itu, dia usap pipi Embun yang basah. "Lo memang harus dioperasi… anak itu gak akan bisa hidup, semua kehamilan ektopik akan berakhir di ruang operasi… tapi setelah itu lo akan bisa hamil kembali… lebih cepat lebih baik."

Embun menggeleng, sesegukkan.

Sedang Bibi Hilda berdiri di belakang Tiyo. Tangannya refleks hendak menyentuh belakang kepala Tiyo saat melihat ada bercak darah mengering di sana yang mungkin tidak disadari Tiyo lukanya. Tapi uluran tangan itu mendadak berhenti, Bibi Hilda urung menyentuh belakang kepala Tiyo. Dia bahkan buru buru bersikap biasa saja saat Tiyo menoleh, "Bibi?"

"Bibi membawa pakaian untuk Tuan dan Nyonya." Kata Bibi Hilda sambil memperlihatkan kantong plastik berisi pakaian yang dia bawa.

Tiyo tersenyum, tapi wajahnya hanya dipenuhi kesedihan. Kemudian dokter masuk, bersama suster dan tentu saja bersama Tiyo yang berjalan paling belakang. Dari ranjangnya Embun dan Tiyo saling memandang dari jauh. Embun masih memohon, tapi Tiyo tetap pada pendiriannya, itu arti tatapan keduanya.

Dokter memandang Tiyo, dan melihat anggukan singkatnya itu. Sedang suster memegang tangan Embun, sedang Diana memegang tangan Embun satunya lagi. Sebuah jarum suntik membuat Embun sedikit merintih tapi kemudian lama kelamaan dia berhenti terisak dan terpejam.

Sebelum operasi dilakukan, Tiyo mendekati ranjang. Dia letakkan tangannya di perut Embun… menjatuhkan air matanya di sana… lalu dia cium kening istrinya sebelum berbalik dan meninggalkan ruangan, meninggalkan Embun bersama dokter dan beberapa suster.

Operasi ini akan memakan waktu dua sampai tiga jam. Tiyo berdiri di depan pintu, sedang Diana dan Bibi Hilda duduk bersebelahan. Wajah ketiganya cemas dan resah terutama Tiyo. Kadang Tiyo memegangi belakang kepalanya yang terasa berdenyut. Dia tidak menggubris lukanya, dia terlalu mencemaskan Embun. Tapi tiba-tiba Tiyo beringsut bersandar di pintu dan hampir jatuh terlutut di lantai. Bibi Hilda panik langsung berdiri, menangkap tubuh Tiyo yang setengah lunglai sebelum jatuh ke lantai.

Tiyo masih setengah sadar, bahkan melihat jika Bibi Hilda menangkap tubuhnya. Dia hendak bangun, dia masih bisa berdiri dan menunggu jalannya operasi Embun. Dia ingin jadi orang pertama yang dilihat Embun saat membuka mata nanti. Tapi Bibi Hilda menekan dada Tiyo, memaksa Tiyo agar tetap berbaring sedang Diana langsung mencari pertolongan.

"Ibu akan menjaga istrimu. Ibu janji dia akan baik baik saja. Istirahatlah." Suara Bibi Hilda terdengar samar, Tiyo mendengarnya tapi tidak mengerti ada maksud tersembunyi di dalam sana.

Petugas rumah sakit laki laki tiba lalu membantu mengangkat tubuh Tiyo dan mendorong ranjang besi itu pergi.

"Tiyo juga sakit di saat yang gak tepat begini." Diana memegang keningnya frustasi. Bibi Hilda tau sebesar apa Tiyo mencintai Embun, seberapa sering dia tidak tidur di malam malam panjang itu sama halnya seberapa sering Tiyo keluar larut malam dan kembali sebelum Embun terbangun. Sekuat apapun dia, dia juga hanya manusia biasa yang butuh tidur.

Mysterious HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang