5.

1K 105 2
                                        


"Hadeh, lama deh."

Gua sebagai siswa yang nggak aktif di sekolah sekarang masih berdiri sendirian di pinggir lapangan menunggu temen-temen gua yang sedang ngurusin urusan mereka masing-masing.

Jaehyun, Eunwoo, dan Mingyu sibuk sama urusan basketnya. Dokyeom sama Jungkook langsung latihan band. Kalo Minghao dia lagi dipanggil sama guru seni entah buat apa. Sedangkan Bambam sama Yugyeom lagi kena hukum karna nggak bisa berhenti becanda pas mata pelajaran terakhir.

"Harusnya Hao nggak lama."

Sebenernya baru lima belas menit gua nunggu sendirian di pinggir lapangan. Tapi, gua nggak betah banget karna hari ini bener-bener panas, lebih panas dari biasanya.

Dug!

"Aw shhhhh—!"

Hampir aja gua berteriak saat ada bola basket yang mendarat tepat di kepala gua dan lemparannya juga cukup keras. Kenapa hidup gua kayaknya kena sial mulu sih?

Gua mendongak dan melihat ke arah lapangan, para cewek yang sedang main basket sekarang lagi menertawai gua yang baru aja kena bola basket. Gua nggak bodoh, gua tau mereka sengaja ngelakuin itu.

"Siniin bolanya!" Kata salah satu cewek di sana.

"Dia mana ngerti megang bola sih. Dia kan cuma bisa manja-manja sama temen-temennya." Kata cewek lainnya.

Bukannya mengembalikan bola basketnya, gua lebih memilih menaruh bola basketnya di samping gua supaya mereka sendiri yang ambil. Toh, mereka sendiri yang ngelempar, jadi menurut gua mereka juga yang mesti ngambil sendiri.

Udah gitu dia nggak ada minta maaf setelah ngelempar bola basket ke kepala gua. Terserah itu sengaja atau nggak, ya tapi seenggaknya gua bisa denger ucapan maaf dari mereka.

Sayangnya di mata mereka gua terlalu rendah untuk ucapan maaf. Apa pun kesalahan yang mereka buat, mereka nggak bakalan minta maaf.

"Woy! Punya kuping nggak sih lu?" Tanya si kapten basket, kalo nggak salah namanya Jordyn.

Gua menyelipkan rambut gua di belakang telinga lalu mengetuk-ngetuk telinga gua untuk menunjukkan mereka kalo gua punya kuping.

Senyum gua mengembang saat emosi mereka terpancing, terutama Jordyn. Dia berjalan ke arah gua dengan ekspresi marahnya yang bikin gua pengen ketawa.

"Nggak usah sok jago lu! Lu nggak ada apa-apa kalo nggak ada temen-temen lu." Kata Jordyn sambil menunjuk-nunjuk gua.

"Gua nggak takut. Lu semua yang penakut karna beraninya kalo nggak ada temen-temen gua." Balas gua lalu meninggalkan dia sendiri.

Tapi, hoodie gua langsung ditarik sama dia sebelum gua menjauh darinya. Sekarang gua dan Jordyn saling berhadapan.

"Lu mau mati?" Tanya Jordyn.

"Boleh." Kata gua yang menantang dia.

Tangan Jordyn udah siap untuk menampar gua, tapi gua malah merasa ada yang menarik tangan gua menjauh dari Jordyn.

Winwin.

Jantung gua langsung berdegup dua kali lebih cepat dari biasanya. Tangan gua ditahan dan badan gua disembunyikan di balik badannya yang tinggi tersebut.

B-Friend ; Kim MingyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang