Dengan sangat tepaksa pagi ini gua harus pulang ke rumah gua karna gua harus mandi dan baju-baju gua di sana. Seperti yang pernah gua bilang, gua merasa aneh aja kalo nginep di rumah tetangga yang notabenenya tinggal di dekat rumah gua.Gua membuka pintu rumah dan mendapati Om Adrian yang sedang duduk sendirian di ruang tamu sambil menikmati kopi panasnya. Gua berjalan masuk ke dalam kamar mama untuk mencari keberadaan mama.
"Hey! Jangan sembarangan masuk kamar, ya!" Katanya.
Liat, di depan mama dia bisa sok baik. Giliran nggak ada mama, dia malah seenaknya sama gua. Kalo gua bisa seenaknya sama dia di depan mama apalagi di belakang mama.
"Bla bla bla. Ini kamar juga punya nyokap bokap gua." Kata gua.
"Katniss! Omongan kamu di jaga. Kamu tau kamu lagi ngomong sama siapa?" Tanyanya, gua hanya mengangkat kedua bahu gua sambil berjalan ke dapur untuk mencari keberadaan mama. Tapi, sayangnya mama masih nggak keliatan.
Gua berjalan ke atas untuk mengambil pakaian-pakaian gua. Gua memutar tubuh gua saat mendengar suara langkah kaki yang mendekat ke arah gua.
Di sana ada Om Adrian yang baru aja menginjakan kakinya di dalam kamar gua. Dia berjalan mendekat ke arah gua dan berhasil membuat gua takut.
"Ngapain? Katanya nggak boleh masuk ke dalam kamar orang sembarangan!" Kata gua.
"Kamu jangan kurangajar sama saya." Katanya.
"Gue nggak peduli!" Kata gua.
Om Adrian semakin mendekat ke arah gua dan gua pun terus melangkah mundur sampai badan gua menempel di tembok. Mama beneran salah milih laki-laki. Dia bukan pria yang baik.
Plak!
"Anak kurangajar!" Katanya setelah menampar pipi gua dengan keras.
Tangannya menarik rambut gua dengan kasar dan dia memberi tatapan mematikan kepada gua. Dia menyeret gua sampai di tangga dan gau berusaha memberontak.
Dar!!
"AHHH!!!"
Sialan, di situasi kayak begini pun hujan masih mau turun dan membuat hari gua semakin buruk. Ini masih pagi, kenapa udah mau hujan badai lagi.
Om Adrian melempar tubuh gua sampai tubuh gua terbentur di lemari gua. Dia berjalan ke arah gua dan langsung mengangkat tubuh gua dengan kasar.
Dar!
Rasa takut gua semakin menjadi. Kalo aja nggak ada bunyi guntur, mungkin gua masih ada tenaga untuk membalas perlakuan Om Adrian. Tapi, sekarang tubuh gua gemetar karna ketakutan.
"Get the fuck out!" Perintah gua.
Plak!
"Diam! Nggak bakal ada yang percaya lagi sama kamu." Katanya.
Bisa gua rasakan darah yang keluar dari bibir gua setelah mendapat tamparan keras dari Om Adrian. Emangnya dia siapa berani kasar sama gua? Papa aja nggak pernah kasar sama gua.
"Catnip!"
Gua bisa bernafas lega saat melihat kedatangan Mingyu di sini. Dengan cepat dia menarik tubuh kekar Om Adrian dan melayangkan satu pukulan yang begitu keras.
Bugh!
Bugh!
Bugh!
"Bajingan! Mati aja lu!"
Om Adrian bener-bener nggak berdaya saat Mingyu terus memukulinya tanpa ampun. Gua menggigit ujung lengan baju gua dan menangis. Gua hampir aja dilecehkan sama manusia kayak dia.
