42.

616 63 2
                                    


Dengan rasa kesal gua berjalan keluar rumah sakit dan mendapati langit yang udah mendung. Tangan gua langsung berkeringat melihat langit yang udah gelap. Gua bener-bener bimbang mau pulang atau nunggu Mingyu.

"Kay!"

Gua memutar tubuh gua setelah mendengar seseorang yang memanggil nama gua. Dari tempat gua berdiri, gua bisa melihat Winwin yang datang menghampiri gua.

Kali ini gua berdoa supaya Winwin nggak sibuk dan gua bisa balik bareng dia. Atau seenggaknya mampir di satu tempat untuk menghindar dari hujan. Kalo nunggu di rumah sakit kayaknya bukan pilihan yang bagus deh.

Winwin menatap langit luar yang semakin gelap lalu pandangannya dialihkan ke arah gua. Dia mengerutkan kedua alisnya dan menghela nafas panjang.

"Udah mau hujan. Lu bareng gua aja." Kata Winwin.

"Gua tau dari Amara lu punya astraphobia." Katanya, gua pun menganggukkan kepala gua.

Tanpa banyak bicara Winwin pergi ke parkiran dan gua mengikuti langkah Winwin. Beberapa kali gua menoleh ke belakang berharap Mingyu menghampiri gua. Tapi rasanya nggak mungkin karna dia nggak bisa ninggalin Tamara sendirian.

"Loh? Lu bawa mobil, Win?" Tanya gua saat sadar kalo Winwin membawa gua ke parkiran mobil dan Winwin menganggukkan kepalanya.

Dia berhenti di depan satu mobil berwarna silver lalu langsung masuk ke dalamnya dan gua pun buru-buru masuk ke dalam mobil Winwin.

Jantung gua mulai berdetak cepat saat melihat kilat di atas langit. Tangan gua langsung basah karna keringat yang keluar, padahal di dalam mobil pun udah di pasang AC.

"Pegangan, gua mau ngebut." Kata Winwin.

"Jangan gila, Win." Kata gua.

"Ya, seenggaknya biar cepet sampe dan lu nggak perlu ketakutan di sini. Tenang aja, kita nggak bakalan kenapa-kenapa." Kata Winwin.

Gua meremas jok mobil Winwin dan menarik nafas gua dalam-dalam saat Winwin menginjak pedal gas mobilnya dan mobilnya langsung melesat dengan cepat di jalanan kota.

Dari luar mulai terdengar suara gemuruh yang membuat gua semakin takut. Hujan yang turun pun semakin deras. Winwin langsung menyalakan radio di dalam mobil dengan volume yang cukup besar. Tapi, suara guntur pastinya bakal lebih kencang dari suara radio.

"Heh? Kay? Lu gemeteran." Kata Winwin yang sedikit panik lantaran gua mulai gemetaran. Winwin menurunkan kecepatan mobilnya dan beberapa kali menoleh ke arah gua.

"I-iya." Kata gua.

Akhirnya gua menutup mata gua rapat-rapat karna gua nggak berani melihat apa yang ada di depan mata gua sekarang ini.

"Gua mesti ngapain?" Tanya Winwin.

"Bawa gua pulang." Jawab gua dengan cepat.

Setelah mendengar jawaban gua, Winwin kembali mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Dalam hati gua berdoa supaya gua dan Winwin bisa sampai di rumah dengan selamat atau seenggaknya nggak ketangkep polisi.

Gimana pun itu, gua tau kalo Winwin belom punya izin buat mengendarai mobil. Makanya gua sempet kaget pas tau dia bawa mobil.

Temen-temen gua pun cuma bawa mobil kalo ada sesuatu yang darurat seperti waktu Eunwoo ngejemput gua waktu itu. Sisanya selalu naik motor masing-masing.

"Udah deket. Sabar." Kata Winwin.

Gua yang nggak mampu ngapa-ngapain hanya bisa menganggukkan kepala gua. Gua membuka mata gua sedikit dan berusaha mengenali tempat di mana gua dan Winwin berada sekarang. 

B-Friend ; Kim MingyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang