Katniss POV"Eh liat anak baru di IPA 2 yuk! Katanya ganteng weh."
Gua hanya melirik para cewek-cewek di kelas gua yang berbondong-bondong keluar untuk melihat anak baru di kelas 11 IPA 2. Buat gua, waktu istirahat itu buat makan dan tidur. Jadi, gua nggak ada waktu buat ngeliat anak baru itu. Lagipula nanti gua tau sendiri, apalagi tiga temen gua ada di kelas yang sama dengan anak baru itu.
Setelah memakai hoodie dan menyimpan rubik gua di dalam tas, gua berdiri meninggalkan kelas untuk pergi ke kantin. Ketiga temen gua pun mengikuti gua pergi ke kantin.
"Pindahan dari Cina katanya, ya?" Tanya Jungkook.
"Dari sekolah lamanya sih, Kook." Jawab Dokyeom.
Jaehyun dan Jungkook langsung melihat Dokyeom dengan tatapan datar karna menurut mereka lawakan Dokyeom barusan itu sama sekali nggak lucu.
"Kalo nggak bisa ngelawak, nggak usah dipaksa lah." Kata Jaehyun.
"Lucu kok." Kata gua yang selalu membela Dokyeom.
Dokyeom tersenyum lebar dan langsung merangkul gua. Jujur aja gua emang suka pilih kasih sama mereka. Gua lebih sering ngebelain Dokyeom sama Jungkook tanpa alasan.
"Lu pada duluan aja, gua mau ke toilet dulu." Kata gua.
"Yaudah, gua tungguin. Lu berdua pergi ke kantin duluan sana. Sekalian pesenin gua sama Kay makan." Kata Jaehyun.
"Udah ish! Kalo mau genitin cewek nggak usah di depan toilet cewek juga kali. Sana ke kantin duluan." Kata gua sambil mendorong Jaehyun.
Gua sebenernya nggak tau Jaehyun beneran mau nungguin gua apa karna dia seneng jadi pusat perhatian cewek-cewek yang lewat. Sebenernya gua juga nggak peduli kalo dia jadi pusat perhatian cewek-cewek, yang gua pikirin itu kalo gua jadi omongan cewek-cewek karna gua jalan berdua sama Jaehyun.
Murid-murid di sekolah gua emang rata-rata aneh, terutama para kaum hawa. Apa yang gua lakukan bareng temen-temen gua, pasti dijadikan bahan omongan mereka.
Gua nggak disukain banyak kaum hawa di sekolah gua. Awalnya karna Jaehyun yang selalu protektif sama gua walaupun dia udah punya pacar. Gua dianggap ngerusak hubungan Jaehyun dengan mantannya karna Jaehyun lebih milih buat jenguk gua di rumah sakit daripada jalan sama ceweknya.
"Opps!"
"Fuck!" Umpat gua saat jus jeruk tumpah di hoodie gua.
Baru aja gua keluar dari toilet dan sekarang gua malah ditumpahin jus jeruk secara sengaja. Bahkan gua nggak melihat rasa bersalah dari cewek yang nunpahin jus jeruknya di hoodie gua. Gua tau cewek ini adalah cewek yang pernah deket sama Mingyu.
"Sorry." Katanya dengan nada mengejek lalu langsung pergi.
Gua menahan dia pergi dengan menarik kerah belakangnya. Mereka pikir gua takut sama mereka, padahal nggak. Mereka cuma berani begini kalo gua sendirian.
"You're not fucking sorry." Kata gua.
Gua melepas kerah bajunya dan sedikit mendorong dia ke arah tembok. Gua tau sikap gua yang kayak begini itu adalah alasan lain mereka membenci gua. Tapi, gua nggak bisa terus-terusan ditindas sama mereka. Gua nggak perlu ngadu ke siapa pun karna gua tau gua bisa menghadapi mereka semua sendiri.
Tiba-tiba gua melihat Mingyu dan Minghao yang datang menghampiri gua. Mingyu dan Minghao keliatan memperhatikan hoodie gua yang basah karna ketumpahan jus jeruk.
"Heh! Kok hoodie lu basah?" Tanya Mingyu.
"Kena air di toilet tadi." Jawab gua.
Saat sampai di kantin, gua melihat Bambam dan Yugyeom yang udah lebih dulu sampai di sana. Gua mengerutkan dahi gua dan mencari keberadaan Eunwoo.
"Eunwoo mana?" Tanya.
"Biasa, masih nugas. Dia mau selesain di sekolah aja katanya." Jawab Minghao.
Begitu lah rasanya punya temen serajin Eunwoo. Buat dia, sekolah itu nomor satu. Sedangkan gua mikirnya yang penting gua bisa lulus. Itu aja.
"Pake hoodie gua dulu, nih." Kata Mingyu saat gua melepas hoodie gua yang basah.
Gua menggeleng dan menolak tawaran Mingyu. Hoodie Mingyu terlalu besar buat gua. Tinggi badan gua sama Mingyu aja udah beda jauh, gimana kalo gua pake hoodienya yang longgar itu? Bisa-bisa hoodie itu malah jadi dress.
"Siapa lagi sih yang numpahin minuman ke lu?"
Gua dan yang lain mendongakan kepala dan melihat Eunwoo yang baru aja datang. Eunwoo duduk di depan gua sambil menunggu jawaban dari gua.
Eunwoo adalah temen gua yang paling peka dari antara yang lain. Dia bisa tau sesuatu yang gua simpan tanpa harus gua bicarakan.
"Hmm, udah gua duga." Kata Mingyu.
"Ah, udah. Ini urusan gua." Kata gua.
Nggak lama setelah Eunwoo sampai, mie instan yang dipesan sama Dokyeom udah sampai. Tapi, gua melihat belasan mangkok mie instan yang ada di atas meja, padahal di sini cuma ada sembilan orang.
"Ini kenapa banyak banget deh?" Tanya gua.
"Gua, Dokyeom, Jungkook, Yugyeom, sama Jaehyun kan dua porsi. Kayak biasa loh, sayang." Kata Mingyu.
Gua reflek menampol wajah Mingyu karna dia memanggil gua 'sayang'. Masalahnya kalo ada yang denger, pasti bakal jadi omongan lagi. Jujur aja gua capek jadi bahan omongan walaupun gua udah berusaha nggak mendengar omongan mereka.
Hampir seluruh siswa perempuan yang ada di kantin mengalihkan perhatiannya ke salah satu laki-laki yang baru saja memasuki kantin.
"Itu anak baru di kelas gua." Kata Minghao.
Entah kenapa gua nggak bisa melepas pandangan gua dari dia dan untuk pertama kalinya dalam hidup gua nggak bisa berhenti ngeliatin satu laki-laki. Kayaknya hari ini gua lagi aneh deh.
Dia keliatan lucu pake hoodie dan kedua tangan yang dimasukan ke dalam hoodienya. Kepalanya mendunduk dan gua nggak bisa melihat wajahnya dengan jelas.
"Namanya Si- siapa ya? Lupa gua. Pokoknya panggilnya Winwin." Kata Mingyu.
"Sicheng. Dong Sicheng." Kata Minghao.
Mata gua masih tertuju ke Winwin dan berusaha untuk melihat wajahnya dengan lebih jelas sampai akhirnya gua hanya bisa melihat punggungnya dan di situ gua terpaksa harus melepas pandangan gua dari dia.
"Hey! Liat apa?" Tanya Mingyu, gua hanya menggelengkan kepala gua.
Mingyu menarik dagu gua dan menatap mata gua dalam-dalam, "Liat yang ini aja." Kata Mingyu dengan santai.
Gua langsung menepis tangannya dan membuang wajah gua. Sedangkan Mingyu sekarang sedang asik menertawakan gua.
"Becanda yaelah." Kata Mingyu.
"Tapi, kalo beneran sih gua juga mau."
—
Tbc