30.

677 68 2
                                    


Bukannya pulang ke rumah, Mingyu malah membawa gua jalan-jalan ke pusat perbelanjaan yang paling dekat dari sekolah. Gua nggak tau apa tujuan pasti dia ngajak gua jalan-jalan. Saat ditanya, dia cuma bilang kalo dia pengen jalan-jalan aja.

"Mau makan nggak?" Tanya Mingyu, gua menggelengkan kepala gua.

"Mau es krim?" Tanya Mingyu lagi lalu gua menganggukkan kepala gua.

Mingyu menggandeng tangan gua lalu pergi masuk ke salah satu restoran fast food di mall ini. Tanpa basa-basi lagi, Mingyu langsung memesan tiga cup es krim. Entah yang satu lagi untuk siapa, gua nggak mau nanya atau mempermasalahkannya.

Gua melirik tangan gua yang masih dipegang oleh Mingyu dari tadi. Pelan-pelan gua melepas tangan gua dari tangannya dan dia langsung menoleh ke arah gua. Dia kembali memegang tangan gua sambil menunggu es krim datang.

Pipi gua terasa panas dan jantung gua nggak karuan. Rasanya seperti ada kupu-kupu yang beterbangan tanpa arah di perut gua. Tiap tubuh gua bereaksi seperti ini, kata-kata Jaehyun kembali muncul di otak gua.

Tapi, gua masih ragu.

"Nih." Kata Mingyu sambil memberikan dua es krim kepada gua.

"Dua?" Tanya gua, dia menganggukkan kepalanya dan tersenyum simpul. Dalam hati gua bersorak-sorai mendapat dua es krim sekaligus.

Baru aja gua mau melahap es krim tersebut, gua teringat kalo gua nggak bisa makan es krim tersebut karna tangan gua yang satu lagi memegang es krim yang lainnya.

Dengan inisiatif, Mingyu menjeda kegiatannya sejenak dan mengambil es krim gua agar gua bisa memakan cup es krim pertama gua.

"Makasih." Ucap gua dan Mingyu hanya berdehem.

Selama gua hidup gua nggak pernah ngeliat Mingyu sedingin ini. Ya, sebenernya dia nggak terlalu dingin, cuma jauh lebih dingin dari biasanya aja. Dia juga nggak tersenyum sesering dulu.

Gua menengok ke arah Mingyu yang nggak bisa makan es krimnya karna harus memegang es krim gua. Lalu gua buru-buru melahap es krim gua tersebut agar Mingyu juga bisa memakan es krimnya.

"Nggak usah buru-buru. Gua nggak nungguin lu juga." Kata Mingyu.

Tapi, gua nggak memperdulikan kata-kata Mingyu dan masih fokus melahap es krim gua sampai habis. Setelah membuang cup es krim tadi, kini gua mengambil es krim gua yang Mingyu pegang dari tadi.

Banyak pasang mata yang tertuju ke arah gua dan Mingyu. Mungkin mereka sedikit aneh melihat perbedaan tinggi antara gua sama Mingyu. Gua hanya lebih tinggi sedikit dari bahu Mingyu. Gua juga udah terbiasa sama tatapan-tatapan seperti ini.

Tiba-tiba gua mendengar suara kekehan dari mulut Mingyu dan berhasil membuat gua menghentikan kegiatan gua senejak lalu menoleh ke arahnya untuk memastikan kalo dia baik-baik aja.

"Kenapa?" Tanya gua was-was.

"Nggak kenapa-kenapa. Capek aja dari tadi pura-pura dingin di depan lu. Padahal gua udah gemes banget sama lu. Apalagi pas ngeliat lu makan es krim buru-buru sampe belepotan." Jelasnya sambil tertawa pelan lalu mengusap ujung bibir gua dengan ibu jarinya.

Tubuh gua membeku setelah mendapat perlakuan manis dari Mingyu barusan. Rasanya gua ingin tersenyum lebar, tapi mati-matian gua menahannya dan malah memasang wajah garang.

"Gemesin banget. Mana tahan." Kata Mingyu sambil mengacak-acak rambut gua lalu mendekap gua sekilas.

"Jangan peluk-peluk ah! Gua lagi makan es krim. Malu juga diliatin banyak orang." Kata gua.

Mingyu malah semakin tertawa mendengar ocehan yang keluar dari mulut gua. Senyum gua mengembang saat dia menoleh ke arah lain dan langsung luntur saat dia kembali menengok ke arah gua.

B-Friend ; Kim MingyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang