Setelah sampai di tempat tujuan, gua turun dari motor Mingyu lebih dulu. Gua terdiam memandang parkiran pusat perbelanjaan yang nggak terlau ramai hari ini."Sini."
Mingyu menarik bahu gua mendekat ke arahnya lalu dia memegang helm yang gua pakai. Gua tau dia mau membukakan helm yang gua pakai, padahal gua bisa sendiri. Tapi, di sisi lain gua nggak bisa menolak juga.
Entah kenapa mata gua dan Mingyu bertemu saat dia membukakan helm yang gua pakai. Sekarang jantung gua udah nggak karuan saat melihat mata Mingyu yang jaraknya nggak begitu jauh dari mata gua.
"Thanks." Kata gua setelah Mingyu telah melepaskan helm yang gua pakai.
Kini gua berjalan beriringan dengan Mingyu. Gua dan dia sama-sama nggak mau membuka suara dan lebih memilih untuk diam.
Gua hanya bisa mengikuti kemana Mingyu pergi karna dia yang tau malam ini kita mau makan di mana. Sesekali gua melirik dia yang terus menatap lurus ke depan.
"Tunggu, bokap sama nyokap gua belom sampe." Kata Mingyu yang tiba-tiba menghentikan langkahnya.
Sekali lagi gua melirik Mingyu yang diam dengan kedua tangannya yang dilipat di depan dadanya. Gua buru-buru membuang muka gua saat Mingyu menengok ke arah gua. Tapi, setelah itu Mingyu langsung sibuk sama ponselnya.
Tiba-tiba gua merasa tangan gua ditarik oleh Mingyu dan gua hanya bisa mengikuti langkahnya. Diam-diam jantung gua berdegup lebib kencang karna Mingyu yang masih memegang tangan gua sampai masuk ke dalam restoran.
"Bokap nyokap udah sampe." Katanya sambil melepas tangannya dari tangan gua.
Gua melangkah lebih dulu setelah melihat mama dan papanya Mingyu yang udah duduk di sana. Gua duduk di hadapan mamanya Mingyu dan Mingyu duduk di hadapan papanya. Artinya gua duduk di sebelah Mingyu.
"Langsung pesen aja." Kata mamanya Mingyu.
Waiters memberikan dua buku menu lalu gua membiarkan Mingyu lebih dulu memesan makanannya. Tapi, Mingyu malah sedikit menggeser buku menu tersebut dan membukanya.
"Lu pesen apa?" Tanyanya dengan pelan, gua nggak menjawab pertanyaannya dan hanya fokus melihat isi buku menu.
Tubuh gua sempat membeku saat Mingyu mencondongkan badannya ke arah gua sehingga kini kepala gua dan dia begitu berdekatan. Gua berusaha mengatur nafas gua serta detak jantung gua.
"Sirloin Steak aja." Jawab gua.
"Dessert?" Tanya papanya Mingyu.
"Chocolate Fondant. Kay suka Chocolate Fondant." Jawab Mingyu.
Setelah mencatat semua pesanan, sekarang tinggal menunggu semua pesanan datang. Mama dan papanya Mingyu menatap gua dan Mingyu dengan senyuman cerah di wajahnya. Mereka nggak tau aja kalo gua sama Mingyu lagi ada masalah.
"Dari waktu itu Tante tungguin kamu main ke rumah loh." Kata mamanya Mingyu.
"Waktu itu mama lagi pulang, Tan. Papa juga waktu itu sempet dateng ke sini." Kata gua.
Selama menunggu pesanan datang, gua terus-terusan ngobrol sama mama dan papanya Mingyu, sedangkan Mingyu sendiri hanya diam dan berkutat dengan ponselnya.
Mingyu menaruh ponselnya setelah pesanan datang dan kita semua bersiap untuk makan. Mingyu menarik garpu serta pisau yang udah ada di tangan gua. Seperti biasa, dia mengelap pisau dan garpu tersebut sebelum dipakai.
"Thanks." Ucap gua pelan.
"Yang kamu pernah kamu bawa ke rumah itu siapa sih, Gyu?" Tanya papanya.