"Kay? Jae?"Jaehyun dan gua langsung melepaskan pelukan kita saat mendengar suara dari ambang pintu. Di sana terlihat ada Mingyu yang berdiri membeku melihat gua dan Jaehyun.
Dengan langkah besar Mingyu masuk ke dalam kamar Jaehyun dan mendorong Jaehyun sampai tubuh Jaehyun menempel di tembok. Gua langsung menarik tangan Mingyu.
"Lu berdua bisa nggak sih sehari aja nggak emosian kayak begini?" Tanya gua kesal.
"Gyu, lepas!" Titah gua.
Mingyu langsung melepaskan cengkraman tanganya pada Jaehyun dan mengambil satu langkah mundur. Walaupun Mingyu udah keliatan berapi-api, Jaehyun masih keliatan santai sambil membenarkan kaosnya.
"Lu kenapa sih masuk-masuk langsung mau nyerang dia?" Tanya gua. Gua menjaga gua suara gua supaya mama dan papanya Jaehyun nggak mendengar suara bising dari kamar Jaehyun.
"Loh? Kok lu masih nanya?" Tanya Mingyu.
"Gua sama dia sahabatan kali. Kayak lu sama Tamara aja. Kay juga nggak ngusik lu kalo lu deket-deket sama Tamara atau lebih milih Tamara daripada Kay. Lagian lu berdua nggak resmi pacaran." Kata Jaehyun santai sambil duduk di pinggir ranjangnya.
Di situasi kayak begini, Jaehyun masih bisa keliatan santai banget. Bahkan dia sedang merapihkan rambutnya di depan kaca sambil duduk di pinggir ranjang. Sikap dia kayak gini yang bikin emosi Mingyu makin kepancing.
"Gua sahabatan dari kecil sama dia. Gua juga udah biasa peluk dia. Kenapa lu begini?" Tanya Jaehyun disertai kekehannya.
"Lagian ngapain juga lu di sini? Masuk nggak ngetok pintu." Kata Jaehyun.
Sekarang Mingyu yang diam dan sama sekali nggak bisa menjawab pertanyaan Jaehyun. Sampai akhirnya pintu kamar Jaehyun kembali terbuka dan menampakan mamanya Jaehyun yang sedang berdiri di ambang pintu.
"Kate, ini hujan lagi. Nginep di sini aja, ya. Biar kalo ada apa-apa, kamu bisa langsung minta tolong ke kita." Kata mamanya.
"Iya, Tante."
Setelah itu mamanya Jaehyun menutup pintu kamar Jaehyun lalu pergi meninggalkan gua, Jaehyun, dan Mingyu bertiga di kamar. Suasana di kamar malah jadi hening setelah mamanya Jaehyun pergi.
"Gua ke sini tadinya mau ngasih tau lu kalo Kay nggak ada di rumah. Ternyata nyokap lu ngasih tau kalo Kay ada bareng lu di kamar. Ya, gua langsung ke sini lah." Kata Mingyu.
Gua sama sekali nggak peduli sama omongan Mingyu barusan. Jaehyun juga keliatan nggak tertarik sama perkataan yang keluar dari mulut Mingyu tadi.
"Lu ngapain ngajakin dia ke rumah sakit? Sengaja mau manas-manasin dia?" Tanya Jaehyun.
"Bukan gitu! Gua sengaja mau nunjukin Kay kalo gua nggak ada apa-apa sama Tamara, tapi Tamaranya malah kayak begitu." Kata Mingyu.
Jaehyun mendecih mendengar cerita Mingyu barusan. Tapi, sebenernya menurut gua kata-kata Mingyu ada benernya. Bukan sepenuhnya salah Mingyu, toh tujuan dia baik.
"Terus gini, Gyu. Lu sama sekali nggak peduli gitu dia pulang sendiri? Lu liat nggak kalo tadi hujan? Kayaknya lu sengaja deh." Kata Jaehyun.
Perkataan Jaehyun barusan berhasil memancing emosi Mingyu sampai akhirnya Mingyu kembali menarik kerah baju Jaehyun. Tapi, tangan Mingyu langsung ditepis sama Jaehyun dengan santai.
"Oke, gua udah paham tujuan apa tujuan lu ngajak Kay jenguk Tamara. Tapi, yang gua nggak paham kenapa lu nggak peduli pas Kay diusir dan pergi?" Tanya Jaehyun.
"Ya, gua juga nggak bisa ninggalin Tamara sendiria-"
"Oh, berarti lu bisa ninggalin Kay sendirian? Pulang sendirian hujan-hujannan? Lu inget nggak sih dia punya astraphobia? Lu perduli nggak sih?" Tanya Jaehyun sambil berdiri.
